TEMPO.CO, Jakarta - Pulau Kunti merupakan sebuah destinasi wisata alam yang terkenal di Sukabumi. Termasuk dalam kawasan Geopark Ciletuh, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, pulau ini akan segera ditutup karena alasan melindungi cagar alam. Langkah ini diharapkan dapat menjaga kelestarian alam serta memberikan kesempatan bagi lingkungan untuk pulih dari dampak negatif perusakan manusia. Dilansir dari Sukabumiupdate, mitra Teras.id, berikut adalah fakta menarik soal Pulau Kunti di Sukabumi:
Pembalakan Pohon Santigi
Sejumlah vegetasi unik juga terdapat di pulau tersebut. Salah satu yang terkenal adalah pohon santigi. Dilansir dari Sukabumiupdate, mitra Teras id, pohon santigi, salah satu ikon tanaman di kawasan Geopark Ciletuh banyak tumbuh di pulau Kunti.
Pada Agustus 2023, pohon santigi yang tumbuh di atas karang Santigi dan menjadi bagian dari zona Ciletuh-Palabuanratu UNESCO Global Geopark (CPUGGp) di perbatasan Kecamatan Ciracap dan Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, kondisinya mati sudah punah. Tahun 2015 lalu, pohon itu masih tumbuh subur, namun mulai dijarah sekitar 2019.
Pohon santigi dikenal sebagai bahan yang sangat baik untuk bonsai dan aquascape. Dikenal tumbuh di karang dan memiliki batang kayu yang kuat, pohon santigi yang diambil dari alam punya harga hingga jutaan rupiah. Bahkan, bonsai dari kayu santigi bisa mencapai harga ratusan juta rupiah jika menang kontes bonsai.
Sejumlah masyarakat percaya bahwa pohon santigi merupakan pohon keramat. Kayunya banyak dicari karena diyakini bisa menolak santet. Zaman dulu, kayu santigi biasa digunakan sebagai gagang keris atau tombak. Dilansir dari buku Mengenal Bahari karya Muhammad Saidi, kayu santigi memiliki nilai ekspor yang cukup tinggi. Keunikan lain dari pohon yang terendam air laut itu, ular bisa lemah jika dekat kayu tersebut.
Mitos Gua Jodoh
Pulau Kunti di Sukabumi. Shutterstock
Pulau Kunti terkenal tidak hanya karena keindahan alamnya, tetapi juga karena mitos yang mengelilingi tempat-tempat unik di dalamnya. Rumor berkembang, pulau itu dihuni sosok hantu perempuan menyeramkan. Mitos yang dipercayai sebagian masyarakat setempat, di pulau itu sering terdengar suara tertawa hantu kuntilanak yang menyeramkan.
Ada berbagai tempat menarik di sana, selain pantai, terdapat juga gua yang kerap dikunjungi muda-mudi. Tempat itu bernama Gua Jodoh, yang juga dikenal sebagai Gua Jomblo atau Gua Anti Jomblo.
Konon, gua ini memiliki kekuatan magis yang bisa mempercepat seseorang mendapatkan pasangan hidup. Mitos ini telah menjadi cerita turun temurun di kalangan warga dan wisatawan yang pernah mengunjungi gua tersebut.
Meskipun demikian, secara faktual, gua ini merupakan hasil abrasi laut selama bertahun-tahun dan memiliki kedalaman sekitar sembilan meter serta tinggi langit-langit lima meter. Meskipun mitosnya menarik, Pulau Kunti dan Gua Jodoh akan ditutup untuk wisatawan kecuali untuk kegiatan penelitian dan pendidikan.
Dengan segala keunikan tersebut, pulau ini akan segera ditutup untuk kegiatan wisata. Keputusan ini diambil karena Pulau Kunti berada di dalam wilayah Cagar Alam Cibanteng.
Dikutip dari Sukabumi Update, rapat koordinasi di kantor Desa Mandrajaya pada 29 November 2023 menyepakati penutupan ini, yang akan mulai dilaksanakan awal 2024. Hal ini dilakukan untuk mematuhi kebijakan perlindungan terhadap Cagar Alam Cibanteng.
Pembongkaran belasan warung warga di Pantai Pasir Putih sudah dimulai, dengan relokasi pemilik warung ke Pantai Cikadal dan Pantai Palangpang. Pengawasan dilakukan oleh pihak berwenang untuk memastikan implementasi keputusan tersebut. Setelah Pantai Pasir Putih selesai disterilisasi, selanjutnya giliran Pulau Kunti.
Pilihan Editor: UNESCO Tetapkan Ciletuh-Palabuhanratu Sebagai Geopark Dunia