TEMPO.CO, Jakarta - Imlek merupakan salah satu perayaan penting bagi etnis Tionghoa. Tidak hanya sekedar perayaan tahun baru Cina, Imlek meliputi berbagai tradisi dan ornamen kebudayaan bercorak negeri tirai bambu. Ada upacara, ritual, kuliner termasuk tradisi minum teh.
Saat Imlek, banyak keluarga Tionghoa melakukan Fang Teh, tradisi memberikan secangkir teh kepada anggota keluarga yang lebih tua. Seperti diketahui, tradisi minum teh selalu melekat pada masyarakat Tinghoa. Dilansir dari laman Chopsticks+Marrow, minum teh bukan hanya sebagai budaya namun sebagai minuman sehari-hari masyarakatnya.
Dilansir dari bohtea.com, tradisi Fang Teh dilakukan di hari pertama di mana anggota keluarga berusia paling tua akan mendapat suguhan teh dari anggota keluarga yang paling muda. Penyajian teh disertai dengan ucapan selamat tahun baru dari yang bersangkutan yang dimaknai sebagai wujud penghormatan.
Saat seseorang menyajikan teh kepada anggota keluarga yang lebih tua, mereka akan diberi ganjaran angpao dari keluarga yang disuguhi teh tersebut. Hal tersebut melambangkan sebuah doa untuk diberikan kemakmuran selalu sepanjang hidup. Umumnya etnis Tionghoa juga menggunakan cangkir atau wadah yang berwarna keemasan sebagai bentuk manifestasi kemakmuran.
Fang Tea juga disajikan kepada tamu yang bertandang ke rumah, umumnya mereka akan menyajikan teh murni yang manis sebanyak 3 kali yang memiliki filosofi tersendiri bagi peminumnya. Merujuk pada laman amuseprojects.com, untuk cangkir pertama yang berisi Fang Tea memiliki makna rasa manis teh akan membawa hal-hal yang manis sepanjang tahun.
Untuk cangkir kedua teh akan disajikan dengan campuran daun teh, parutan wortel, kulit jeruk, biji perilla, dan biji wijen yang bermakna sebagai manifestasi untuk menginginkan kehidupan yang harmonis. Sedangkan cangkir ketiga akan disajikan sebuah teh hijau sederhana sebagai bentuk penutupan tradisi minum teh.
Selain Fang Teh, banyak tradisi dan kegiatan lain yang dilakukan jelang Imlek. Biasanya seluruh anggota keluarga bekerja sama membersihkan rumah. Proses pembersihan ini melibatkan setiap detail, sebagai simbol pembersihan dari segala nasib buruk tahun sebelumnya. Penting untuk dicatat bahwa membersihkan rumah tidak boleh dilakukan pada malam tahun baru karena dipercayai dapat menghapus keberuntungan.
Pada malam tahun baru Imlek, keluarga umumnya berkumpul untuk makan malam bersama. Menu wajib termasuk ikan bandeng, pangsit, dan berbagai kue khas Imlek seperti kue niangao dan kue keranjang. Konsumsi ikan dipercayai membawa keberuntungan finansial di awal tahun baru.
Tradisi memberikan angpao, amplop merah berisi uang, umumnya dilakukan oleh anggota keluarga dewasa kepada anak-anak. Di lingkungan perusahaan Tionghoa, atasan juga dapat memberikan angpao kepada karyawan.
Meriahnya perayaan Tahun Baru Imlek tak lepas dari kehadiran petasan. Kembang api digunakan dalam perayaan ini sebagai upaya untuk mengusir roh jahat, sesuai dengan kepercayaan sejarah. Selain itu, acara Tahun Baru Imlek juga dihiasi dengan tarian tradisional dan atraksi barongsai.
Tradisi berdoa di vihara menjadi bagian dari perayaan Tahun Baru Imlek bagi keluarga Tionghoa. Pada hari ketiga Tahun Baru Imlek, mereka datang ke vihara untuk menyalakan dupa dan berdoa kepada para dewa, memohon berkat dan keberuntungan di tahun yang akan datang.
Setelah merayakan Imlek, ada tradisi penting lainnya, yaitu Cheng Beng. Qingming atau dalam dialek Hokkian disebut dengan Cheng Beng adalah sebuah perayaan penting bagi masyarakat Tionghoa. Cheng Beng merupakan ziarah masyarakat Tionghoa ke makam untuk mengenang leluhur mereka.
MELINDA KUSUMA | ANANDA BINTANG
Pilihan Editor: Rekomendasi 7 Pecinan untuk Dikunjungi Penikmat Budaya Tionghoa saat Imlek