Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Dua Pensiunan yang Mau Liburan ke Mallorca Spanyol, tapi Diterbangkan ke Pulau Lain

Editor

Mila Novita

image-gnews
Pesawat dari maskapai Jet2. Dok. Jet2.com
Pesawat dari maskapai Jet2. Dok. Jet2.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dua pensiunan, Wendy Russell dan Linda Trestrail, berniat liburan ke Mallorca, Spanyol. Mereka sudah membayangkan berada pulau dengan perairan biru kehijauan, teluk-teluk kecil rahasia, pasir lembut keemasan, dedaunan hijau subur, pegunungan terjal, desa-desa yang indah, dan ibu kota yang semarak.

Tapi bayangan mereka buyar ketika meyadari bahwa mereka diterbangkan ke pulau yang salah. Alih-alih ke Mallorca, mereka malah dinaikkan ke pesawat yang ke Menorca, pulau tetangganya.

Dua pensiunan yang masing-masing berusia 71 dan 69 tahun ini membeli tiket maskapai penerbangan Jet2 dari Bandara Bristol di Inggris ke Pulau Mallorca di Kepulauan Balearic, terletak di Mediterania barat, di lepas pantai timur Spanyol. Tapi mereka ditempatkan pada penerbangan yang berbeda meskipun tiket mereka diperiksa beberapa kali, menurut laporan media lokal. 

Keduanya mengatakan mereka baru meyadari kesalahan ketika melihat ke jendela. Jika ke Mallorca biasanya yang terlihat adalah lautan, tetapi ini daratan. Mereka makin yakin penerbangan ini salah ketika pilot mengumumkan bahwa mereka akan mendarat di Menorca.

"Kalian pernah mendengar tas dibawa dengan penerbangan yang salah, tetapi tidak orangnya," kata Trestrail. “Kalian mendapat kompensasi jika mengalami keterlambatan atau kehilangan bagasi, namun mereka yang kehilangan kami, bukan bagasi yang berdarah-darah.”

Tiket diperiksa lima kali

Para wanita tersebut mengatakan tiket mereka diperiksa lima kali, termasuk di meja gerbang dan oleh pramugari di pesawat. Mereka berada di kursi yang benar tetapi salah tujuan.

Ketika tiba di Bandara Menorca, mereka juga mengetahui bahwa bagasi terdaftar mereka telah tiba di Mallorca, kata mereka.

"Alasan kami memesan Mallorca adalah karena penerbangannya yang singkat, kami tahu mobilitas kami tidak bagus sehingga tidak ingin melakukan perjalanan lama, kami adalah pensiunan penyandang disabilitas," kata Trestail.

mereka diberikan bantuan perjalanan dengan kursi roda di Bandara Bristol, ada petugas yang membantu mereka naik shuttle bus dan kemudian naik ke pesawat.

Jet2 minta maaf 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam sebuah pernyataan yang dibagikan kepada Business Insider, juru bicara Jet2 meminta maaf kepada kedua wanita tersebut dan mengatakan bahwa insiden ini sangat jarang terjadi. 

“Pelanggan dibawa ke pesawat yang salah, yang merupakan tanggung jawab penyedia bantuan khusus pihak ketiga di bandara,” tambah mereka.

“Saat menaiki pesawat, sayangnya tujuan yang salah pada boarding pass mereka tidak teridentifikasi dan kami meminta maaf atas kelalaian ini yang disebabkan oleh kesalahan manusia. Meskipun tidak ada risiko keamanan, tentu saja kami telah menyelidikinya sebagai hal yang mendesak, termasuk dengan penyedia bantuan khusus pihak ketiga,” tambah mereka.

Diterbangkan dengan pesawat internal

Dua wisatawan itu menunggu di bandara Menorca, sampai diterbangkan dengan pesawat internal bersama pekerja lainnya. Setibanya mereka di tujuan, mereka diantar ke resor. 

Perjalanan yang seharusnya hanya memakan waktu lima jam dari meninggalkan rumah pada pukul 3 pagi pada 26 September, memakan waktu lebih dari 17 jam. Mengingat mereka tak lagi bugar, kaki mereka mengalami bengkak dan susah bergerak. Liburan impian dua pensiunan ini pun jadi berantakan.

BUSINESS INSIDER | DAILY MAIL

Pilihan Editor: Vila Kuning di Atas Tebing Putri Diana di Serial The Crown Disewakan, Berapa Tarifnya?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Guru Besar IPB Ungkap Sebab Industri Pesawat Terbang Tak Lanjut Berkembang di Indonesia

17 jam lalu

Acara bedah buku
Guru Besar IPB Ungkap Sebab Industri Pesawat Terbang Tak Lanjut Berkembang di Indonesia

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, Didin S Damanhuri, membeberkan alasan industri pesawat terbang tidak lanjut berkembang di Indonesia.


Daftar Diskon Epic Brand Day di Traveloka, Turkish Airlines hingga Ascott Hotel

19 jam lalu

Putri Titian memanfaatkan diskon akomodasi dan transportasi agar bisa berlibur hemat bersama keluarha. Foto: @bebeclub
Daftar Diskon Epic Brand Day di Traveloka, Turkish Airlines hingga Ascott Hotel

Traveloka menggelar diskon penerbangan dan hotel.


Barcelona Berencana Naikkan Pajak Turis untuk Wisatawan Kapal Pesiar

21 jam lalu

Seorang wanita berteriak kepada wisatawan untuk pulang saat protes terhadap pariwisata massal di Barcelona, Spanyol, 6 Juli 2024. Ibu kota Catalan menerima lebih dari 12 juta wisatawan pada tahun 2023 dan memperkirakan lebih banyak lagi pada tahun 2024. REUTERS/Bruna Casas
Barcelona Berencana Naikkan Pajak Turis untuk Wisatawan Kapal Pesiar

Kenaikan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutannya untuk mengatasi dampak pariwisata massal di Barcelona.


Ukuran Koper untuk Dibawa Masuk Kabin Pesawat

1 hari lalu

Ilustrasi koper di kabin pesawat. Shutterstock
Ukuran Koper untuk Dibawa Masuk Kabin Pesawat

Tidak semua koper bisa dibawa ke kabin karena keterbatasan ruang. Selain ukuran, berat barang bawaan juga dibatasi.


Presiden Israel Sempat Tertahan 40 Menit di Pesawat setelah Tiba di Paris, Ini Sebabnya

2 hari lalu

Presiden Israel, Isaac Herzog. SAUL LOEB/Pool via REUTERS
Presiden Israel Sempat Tertahan 40 Menit di Pesawat setelah Tiba di Paris, Ini Sebabnya

Presiden Israel Isaac Herzog dan delegasinya ditahan selama 40 menit saat mendarat bandara Paris Charles de Gaulle karena masalah keamanan


Diduga Selundupkan Paspor, 2 Warga Negara Malaysia Ditangkap Petugas Imigrasi Soekarno-Hatta

2 hari lalu

Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Soekarno-Hatta merilis pengungkapan sindikat penyelundupan paspor  Malaysia ke Indonesia, Rabu, 24 Juli 2024. TEMPO/AYU CIPTA
Diduga Selundupkan Paspor, 2 Warga Negara Malaysia Ditangkap Petugas Imigrasi Soekarno-Hatta

Pelaku diduga mencuri 12 paspor itu.


Pesawat Saurya Airlines Jatuh di Nepal Tewaskan 18 Orang, Pilot Selamat

2 hari lalu

Pemandangan menunjukkan puing-puing pesawat Saurya Airlines yang terbakar setelah tergelincir dari landasan saat lepas landas di Bandara Internasional Tribhuvan, di Kathmandu, Nepal, 24 Juli 2024. REUTERS/Navesh Chitrakar
Pesawat Saurya Airlines Jatuh di Nepal Tewaskan 18 Orang, Pilot Selamat

Sebanyak 18 orang tewas dalam kecelakaan pesawat Saurya Airlines di Ibu Kota Nepal, dengan sang poilot menjadi satu-satunya korban selamat


Bisakah Kelapa Diolah Menjadi Bahan Bakar Pesawat Seperti Keinginan Presiden Jokowi?

3 hari lalu

Ilustrasi minyak kelapa untuk  Bioavtur. antaranews.com
Bisakah Kelapa Diolah Menjadi Bahan Bakar Pesawat Seperti Keinginan Presiden Jokowi?

Kelapa dapat diolah dengan menghasilkan minyak kelapa yang dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar pesawat ramah lingkungan atau bioavtur.


Pengamat Wanti-wanti Pemerintah soal Ketersediaan Bioavtur Minyak Kelapa untuk Pesawat

3 hari lalu

Pesawat jenis CN235 milik PT Dirgantara Indonesia yang digunakan untuk uji bioavtur buatan dalam negeri, Senin 6 Semptember 2021.  PTDI
Pengamat Wanti-wanti Pemerintah soal Ketersediaan Bioavtur Minyak Kelapa untuk Pesawat

Pengamat penerbangan Gerry Soejatma menyoroti wacana pemanfaatan minyak kelapa menjadi bahan bakar pesawat ramah lingkungan atau bioavtur.


Pengolahan Kelapa Jadi Bahan Bakar Pesawat, Kementerian ESDM: Secara Teknis Memungkinkan

3 hari lalu

Ilustrasi minyak kelapa untuk  Bioavtur. antaranews.com
Pengolahan Kelapa Jadi Bahan Bakar Pesawat, Kementerian ESDM: Secara Teknis Memungkinkan

BRIN menyatakan bahwa kelapa non-standar sudah diakui kelayakannya oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional.