TEMPO.CO, Jakarta - Sepotong surga di musim dingin bisa Anda temukan saat mendatangi Shoyoen Garden. Sebuah taman yang berada di samping Kuil Rinnoji yang beralamat di Sannai, Nikko, Prefektur Tochigi 321-1431, Jepang akan terlihat seperti tengah berada di surga saat musim gugur pada akhir Oktober hingga pertengahan November.
Saat itu, Anda akan melihat dan meresapi warna-warni dedaunan musim gugur di taman seluas 3.200 meter persegi ini. Merah, kuning, hijau, tampak indah sekali, mirip pelangi. Pohon ginkgo dan maple, yang susah ditemukan di Indonesia, bisa dinikmati di sini. Di tengahnya ada kolam yang memantulkan cahaya lampu warna warni berpendar.
Waktu Terbaik Nikmati Shoyoen Garden
Kolam ini berisi ikan mas. Di tengahnya ada lentera batu, jembatan, pagar bambu, dan pagoda. Juga ada rumah teh kecil, yang sayangnya ditutup sehingga susah diintip dalamnya seperti apa. Waktu terbaik menikmatinya saat petang hingga malam, sebelum ditutup, karena pantulan cahaya lampu itu dari kolam yang membuatnya makin indah dan sedap dipandang.
Selanjutnya, saat suhu udara mendingin hingga 8 derajat celsius, taman akan tutup lebih cepat. Bahkan saat musim dingin, taman akan ditutup pukul 4 sore.
Shoyoen Garden di seberang Kuil Rinnoji, Nikko, Jepang.
Tempo beruntung datang pada awal menjelang pertengahan November tahun lalu atas undangan Japan National Tourism Organisation atau JNTO. Sebelum mengunjungi Shoyoen Garden, saya diajak mendatangi Air Terjun Kirifuri dan Shinkyo Bridge, yang juga ada di Kota Nikko.
Kota Nikko, yang terkenal akan wisata alam dan kuil-kuil bersejarah. Tak mengherankan, banyak spot di Nikko yang berada di wilayah Kanto Utara itu mendapatkan pengesahan UNESCO sebagai Warisan Dunia, termasuk Kuil Rinnoji dan Shoyoen Garden.
Sejarah Shoyoen Garden
Shoyoen Garden dibangun pada awal Zaman Edo, yang berkuasa pada 1603 – 1868. Ini adalah zaman yang dikuasai Keshogunan Tokugawa, yang menandai sejarah modern Jepang. Meski dibangun pada zaman Edo, taman ini direstorasi kembali pada awal abad ke-19 dan mendapatkan nama Shoyoen Garden oleh ahli konfusianise, Issai Sato.
Shoyoen Garden memang berada dalam satu kawasan dengan Kuil Rinnoji. Tapi pembangunan Kuil Rinnoji jauh lebih dulu dari pembangunan taman. Kuil Rinnoji dibangun pada 766 Masehi oleh biksu Buddha Shodo Shonin. Kuil atau wihara ini digunakan sebagai tempat pelatihan para pertapa di antara para biksu Tendai. Kuil ini juga mengalami pemugaran besar-besaran yang selesai empat tahun lalu. Sejak itu, terutama setelah pandemi berakhir, kuil dan taman ini dibuka untuk umum.
Kuil Rinnoji di Nikko, Kanto, Jepang. Foto: TEMPO | Istiqomatul Hayati.
Bangunan utama kuil yang disebut Sanbutsudo, menampung patung kayu Amida, Senju Kannon yang dilapisi emas, dan Bato-Kannon. Ketiganya merupakan dewa yang menjadi manifestasi Sang Buddha dari tiga dewa Gunung Nikko yang diabadikan di Kuil Futarasan.
Tiket dan Cara Menuju Shoyoen Garden
Pintu masuk ke Shoyoen Garden. Foto: TEMPO | Istiqomatul Hayati.
Tiket untuk masuk dan menikmati surga kecil, Shoyoen Garden ini terbilang murah, hanya 500 Yen, ini setara dengan Rp 50 ribu. Anda bisa melakukan healing di tempat ini sambil berkeliling menikmati cahaya yang dipantulkan dedaunan pohon maple dan ginkgo. Segala keresahan musnah setelah mengelilingi taman dan kolam sambil mendengarkan gemericik air.
Untuk ke lokasi, Anda bisa memilih dengan berjalan atau naik bus dari stasiun kereta api utama, Stasiun Nikko atau Stasiun Tobu Nikko. Jika lelah atau tak kuat jalan, Anda bisa memilih moda transportasi bus dari stasiun kereta utama. Perjalanan menggunakan bus dapat ditempuh selama 15 menit atau 45 menit jika memilih berjalan kaki.
Ayo rancang waktu Anda mengunjungi surga dunia di Jepang, Shoyoen Garden, November mendatang.
JAPAN GUIDE| JAPAN TRAVEL
Pilihan Editor: Menapak Jejak Jepang Masa Lalu di Edo Wonderland