Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Subuh Sublim di Savana Tenau Pulau Sumba

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Suasana subuh di sabana Bukit Tenau, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, Minggu 10 Desember 2023. Tempo/Sunudyantoro
Suasana subuh di sabana Bukit Tenau, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, Minggu 10 Desember 2023. Tempo/Sunudyantoro
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bergegas bangun tidur jam empat subuh, kami bersama rombongan dari Jakarta, berangkat ke savana Bukit Tenau dari Hotel Kambaniru di Waingapu, ibu kota Kabupaten Sumba Timur. Hawa pagi serasa sejuk, meski tidak sedingin Puncak Bogor atau Kaliurang Yogyakarta, atau Batu Jawa Timur. 

Sesekali, dari kejauhan, terdengar ayam jantan milik penduduk setempat berkokok. Ringkik kuda Sumba dari kandang di pinggir tembok pagar penginapan, mengiringi keberangkatan kami menyongsong fajar.

"Mumpung di Sumba, meski mengantuk dan lelah, kami ingin eksplorasi segala yang ada di sini," kata Heru Margianto, warga Bekasi, anggota rombongan kami.

Ia adalah satu dari setidaknya 20 orang yang pagi itu ingin menikmati Bukit Tenau sebagai bagian dari agenda pelesir Huawei Media Camp 2023 di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Kegiatan ini berlangsung Jumat-Senin, 8-11 Desember 2023 lalu.

Kami melaju dengan mobil, menuju savana Bukit Tenau yang berjarak sekitar 15 kilometer dari Waingapu. Persisnya, bukit ini berada di Kelurahan Mauliru, Kecamatan Kambera, Sumba Timur. 

Tersiar kabar, dan dari gambar-gambar yang berserak di internet perihal cantiknya bukit ini. Itulah yang terus merajuk kepala kami untuk bisa ikut bergulat dengan keindahan dan pesonanya. 

Cerita Hilarius Ferry Jahang, warga Kupang, yang juga ikut rombongan kami bahwa produsen mobil mahal asal Italia, Ferrari, pernah bikin iklan di Tenau, menambah semangat untuk pergi ke sana. "Itu ongkos produksinya pasti mahal, dan hasilnya bagus banget mas," kata dia.

Sumba adalah satu dari sekian pulau di Kepulauan Sunda Kecil, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Posisinya ada di selatan Pulau Flores yang dipisahkan oleh Selat Sumba. Sedangkan pada arah timur, ada Pulau Timor, tempat ibu kota provinsi, Kupang, dan negara tetangga Timor Leste.

Sumba memiliki luas 11.153 kilometer persegi dan punya pegunungan setinggi 1.220 meter. Curah hujan tahunan sekitar 1.625 milimeter, sangat rendah yang mengakibatkan Sumba sedikit punya hutan hijau berpohon tinggi, dan lebih banyak banyak padang rumput. 

Dibanding dengan tiga kabupaten lain di Sumba: Sumba Tengah, Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya, Sumba Timur punya savana paling luas dan musim yang lebih kering.

Setelah 1,5 jam melintasi jalan yang tak begitu lebar, dan berkelak-kelok di sana-sini, Bukit Tenau pun terjangkau. Meski sempat tersesat jalan sejenak, itu tak mengurangi kegembiraan menjangkau kawasan di tenggara Waingapu itu.

Eksotisme padang rumput

Pagi itu masih temaram. Cahaya matahari semburat tipis manja. Dalam hati, sebagian dari kami bergumam, mengkonfirmasi kabar keelokan stepa ini. Tak sedikit yang mengekspresikannya lewat ucapan. "Wihh, indah banget," kata mereka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mobil kami parkir di pundak bukit yang membentuk dataran cembung yang tidak curam. Dari tempat ini, keindahan telah menyergap. Orang-orang Jakarta dan sekitarnya dalam rombongan kami, menyebar ke sudut-sudut terbaik untuk mengambil foto. 

Suasana subuh di sabana Bukit Tenau, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, Minggu 10 Desember 2023. Tempo/Sunudyantoro

Dari Bukit Tenau, kami memandang savana luas, mirip dalam film-film berlatar belakang Texas Amerika Serikat, atau Gurun Gobi Mongolia, atau padang gembalaan di Selandia Baru. Sepanjang mata memandang ke arah timur, selatan, dan utara terhampar lapangan rumput berkontur sedikit turun-naik. 

Jika tatapan mata terbuang ke arah barat daya, ada bukit menyatu dengan bukit, yang di tengahnya bercelah lembah. Di ujung sana, suasana permukiman Waingapu. Sebagian di antaranya rumah berarsitektur tradisional dengan atap limas, tampak menghias sepanjang mata menuju horizon. 

Tak puas hanya sampai punggung bukit, sebagian dari kami bergerak ke puncak gunung kecil itu untuk menikmati sudut keindaan yang lain. Dengan sedikit berjalan kaki menanjak, tidak beriringan, sebelas dari kami menggapai puncak tertinggi itu, sebidang tanah datar. Luasnya seukuran lapangan bola, dengan tepi jurang.

Sekelompok dari kami, mengambil foto dengan mengenakan kain panjang tenun Sumba. Sebagian yang lain, bergantian berfoto di dekat bendera merah putih yang menancap pada tiang bambu di tepi utara puncak Tenau. Entah siapa yang memasang bendera itu. Yang pasti, warnanya mulai memudar dan kainnya sedikit aus di ujungnya.

Di sini, Heru Margianto mengajak Muhammad Nafi, anggota rombongan yang lain, dan saya untuk banyak melakukan pencarian 'angle' dan gaya menawan dalam pemotretan. Nafi, misalnya, minta 'angle' sunyi, mirip pengelana dalam film-film tentang sosok petualang yang sedang duduk, istirahat, sembari memandang jauh ke depan. "Bagus kan," ujar warga Bintaro ini.

Bisa dibilang, di setiap titik lokasi, pada banyak sudut pandang, dan aneka gaya, kami coba jepret untuk mendapatkan gambar. Ternyata, jawaban yang muncul di semua foto, yang ada di memori ponsel kami hanya satu: savana Bukit Tenau Pulau Sumba sungguh elok, terlalu sublim.

Setelah lega bergulat dengan alam, dan matahari mulai hangat di tubuh, kami pun kembali ke Waingapu. Selanjutnya, kami makan pagi demi mengganjal perut yang mulai lapar.

Pilihan Editor: Kota di Prancis Ini Memiliki 6 Pasar Natal yang Menarik

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Alasan Diadakan Lomba Emak-emak Menangis di Tegal

1 hari lalu

Sejumlah emak-emak mengikuti lomba menangis di Tegal. Mereka mengingat masalah hidup untuk menangis dengan mantap (dok. Taman Wisata Purbawahana)
Alasan Diadakan Lomba Emak-emak Menangis di Tegal

Pengelola sebuah tempat wisata di Tegal menggelar lomba menangis sebagai sarana promosi. Peserta menangis sambil mengingat masalah hidup mereka.


Dishub Bali Usul Helikopter Juga Diatur, Bukan Hanya Layangan. Ini Sebabnya....

2 hari lalu

Kondidi baling-baling helikopter Bell-505 yang dioperasikan PT. Whitesky Aviation dalam kondisi terlilit tali layangan setelah jatuh di kawasan Suluban, Badung, Bali, Jumat 19 Juli 2024. Helikopter tur wisata dengan nomor registrasi PK-WSP tersebut melakukan upaya pendaratan darurat dan mengalami kecelakaan karena terlilit tali layangan yang mengakibatkan seorang pilot dan empat penumpangnya terluka. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Dishub Bali Usul Helikopter Juga Diatur, Bukan Hanya Layangan. Ini Sebabnya....

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Bali IGW Samsi Gunarta mengusulkan ke pemerintah pusat agar helikopter wisata yang terbang rendah juga diatur.


7 Negara di Asia yang Paling Banyak Dikunjungi Wisatawan

4 hari lalu

Wisatawan mengantri untuk memasuki stasiun kereta Shanghai Hongqiao, saat kepadatan perjalanan Festival Musim Semi menjelang Tahun Baru Imlek, di Shanghai, Cina 5 Februari 2024. REUTERS/Nicoco Chan
7 Negara di Asia yang Paling Banyak Dikunjungi Wisatawan

Berikut ini daftar negara di asia yang paling banyak dikunjungi wisatawan. Negara ini menawarkan destinasi liburan wisata alam hingga wisata kuliner.


4 Juta Tiket Kereta Cepat Whoosh Terjual, 44 Persen untuk Wisata

11 hari lalu

Para penumpang kereta listrik berkecepatan tinggi Whoosh terlihat sedang menaiki keretanya di Stasiun Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Indonesia, pada Sabtu, 13 Juli 2024. (ANTARA/Rubby Jovan)
4 Juta Tiket Kereta Cepat Whoosh Terjual, 44 Persen untuk Wisata

Sejak beroperasi secara komersial pada 17 Oktober 2023, kereta cepat Whoosh menjual 4 juta tiket. 44 persen tiket untuk keperluan wisata.


Sandiaga Uno Beberkan Tiga Modal Penting Pengembangan Wisata yang Perlu Digenjot Daerah

13 hari lalu

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyambangi pelaku ekonomi kreatif di Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah Jumat (12/7). Dok.istimewa
Sandiaga Uno Beberkan Tiga Modal Penting Pengembangan Wisata yang Perlu Digenjot Daerah

Menparekraf Sandiaga Uno menuturkan setidaknya ada tiga modal dasar yang diperlukan untuk pengembangan sektor wisata suatu daerah.


Sumba Timur Ikut Meriahkan Apkasi Otonomi Expo

15 hari lalu

Stand Sumba Timur di acara Apkasi Otonomi Expo tahun 2024 di Jakarta Convention Center, Rabu 10 Juli 2024. Dok. Pemkab Sumba Timur.
Sumba Timur Ikut Meriahkan Apkasi Otonomi Expo

Pelaku UMKM yang mendapat kesempatan mewakili Sumba Timur digelaran Apkasi Otonomi Expo bisa membuka pasar baru di luar Sumba.


8 Festival Wisata Menarik di Bulan Juli hingga Oktober 2024

16 hari lalu

Suasana Pasar Kangen Jogja 2024 di Taman Budaya Yogyakarta. Dok. Istimewa
8 Festival Wisata Menarik di Bulan Juli hingga Oktober 2024

Sejumlah festival budaya bisa jadi pilihan agenda wisata bersama keluarga.


Sumba Timur Raih Penghargaan Merdeka Belajar untuk Pengelolaan Indonesia Pintar

20 hari lalu

Bupati Sumba Timur, Khristofel Praing, menerima Penghargaan Anugerah Merdeka Belajar Kategori Pengelolaan Indonesia Pintar Kelompok Pemerintah Daerah Inspiratif Daerah Tertinggal yang berlangsung di Jakarta, Jumat 5 Juli 2024. Dok. Penkab Sumba Timur.
Sumba Timur Raih Penghargaan Merdeka Belajar untuk Pengelolaan Indonesia Pintar

Kabupaten Sumba Timur meraih Penghargaan Anugerah Merdeka Belajar Kategori Pengelolaan Indonesia Pintar Kelompok Pemerintah Daerah Inspiratif Daerah Tertinggal.


Duta Besar Negara Asing Diajak Mengenal Kuliner Tanah Air di Indonesia Gastrodiplomacy Series di Golo Mori NTT

23 hari lalu

Indonesia Gastrodiplomacy Series (IGS) di Golo MOri, Nusa Tenggara Timur, Sabtu, 29 Juni 2024. (ITDC)
Duta Besar Negara Asing Diajak Mengenal Kuliner Tanah Air di Indonesia Gastrodiplomacy Series di Golo Mori NTT

Indonesia Gastrodiplomacy Series di Golo Mori memperluas pemahaman keanekaragaman kuliner Indonesia sebagai bagian integral dari diplomasi publik.


Bupati Malaka: Program Kartu Malaka Cerdas untuk Ekonomi Lemah

24 hari lalu

Bupati Malaka Simon Nahak memberi Bantuan beasiswa program Kartu Malaka Cerdas (KMC), Senin 1 Juli 2024. Program KMC dikategorikan menjadi 2, diantaranya KMC Seri B dan A.
Bupati Malaka: Program Kartu Malaka Cerdas untuk Ekonomi Lemah

Simon Nahak menegaskan program beasiswa yang dibuat Pemkab Malakan bukan untuk anak bupati, DPR, dan pejabat lainnya.