Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

10 Satuan Prajurit Keraton Yogyakarta, Keistimewaan Pasukan Bregada

image-gnews
Pasukan Keraton bersiap untuk kirab. Brigade pasukan keraton disebut pula sebagai Bregada. Foto: @soedarman_husaeni
Pasukan Keraton bersiap untuk kirab. Brigade pasukan keraton disebut pula sebagai Bregada. Foto: @soedarman_husaeni
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan tempat di mana seni adat dan tradisi selalu melibatkan kehadiran prajurit atau prajurit Keraton Yogyakarta.

Perang Pangeran Mangkubumi melawan VOC pada 1746-1755 menjadi cikal bakal terbentuknya prajurit Keraton Yogyakarta. Perang ini berujung pada penobatan Pangeran Mangkubumi sebagai Sri Sultan Hamengku Buwono I pada 1755, yang kemudian memerintah hingga 1792.

Kesatuan pasukan keraton yang terlibat dalam perang tersebut menjadi cikal bakal prajurit Keraton Yogyakarta yang kini dikenal sebagai bregada. Setiap Bregada Keraton Yogyakarta, dengan tugas khusus dan filosofi uniknya, membentuk satu kesatuan prajurit yang kokoh dan kuat.

Dengan watak kesatria yang diwariskan melalui kredo Nyawiji, Greget, Sengguh, Ora Mingkuh, mereka bukan hanya penjaga keraton tetapi juga pewaris nilai-nilai luhur dan keberanian dalam menjaga keutuhan nusa, bangsa, dan negara.

Dilansir dari kratonjogja.id, Keraton Yogyakarta memiliki sepuluh kesatuan bregada, di mana delapan di antaranya berada di bawah naungan keraton langsung, sementara dua kesatuan sisanya memiliki tugas khusus.

  1. Bregada Bugis

Bregada Bugis, awalnya berasal dari Sulawesi, menjadi penjaga setia putra mahkota di Ndalem Mangkubumen. Prajurit Bugis ini memiliki tugas mulia, salah satunya adalah mengawal putra mahkota dan memastikan jalannya pemerintahan berlangsung lancar. Dengan senjata tradisional mereka, seperti tombak Kyai Pleret, Bregada Bugis membuktikan kesetiaan mereka dalam setiap tugas yang diemban.

  1. Bregada Surakarsa

Bregada Surakarsa, yang berasal dari kata 'sura' yang berarti berani dan 'karsa' yang berarti kehendak, memiliki filosofi menjadi prajurit yang pemberani dan selalu menjaga keselamatan Adipati Anom (Putra Mahkota). Dalam upacara Gerebeg, mereka bertugas mengawal gunungan yang dibawa ke Masjid Gedhe, menunjukkan semangat dan dedikasi tinggi dalam setiap tugasnya.

  1. Bregada Wirabraja

Bregada Wirabraja, yang berarti prajurit yang berani dan tajam panca inderanya, menampilkan keberanian dalam membela kebenaran dan ketangguhan dalam menghadapi musuh. Dengan klebet Gula-klapa, mereka menunjukkan kesetiaan mereka yang tinggi terhadap kebenaran. Senjata mereka, seperti tombak Kanjeng Kiai Slamet dan senapan, menjadi simbol keberanian dan ketangguhan mereka.

  1. Bregada Dhaeng

Bregada Dhaeng, yang berasal dari gelar bangsawan di Makasar, awalnya terdiri dari prajurit yang berasal dari sana. Namun, meskipun asal usulnya berubah, semangat keberanian dan ketidakpadaan mereka tidak kunjung padam. Dengan klebet Bahningsari dan senjata tradisional mereka, seperti tombak Kanjeng Kiai Jatimulya, Bregada Dhaeng menjadi pasukan yang tidak pernah menyerah.

  1. Bregada Patangpuluh
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meskipun asal usul nama Bregada Patangpuluh masih kabur, namun pasukan ini tidak diragukan lagi memiliki kekuatan luar biasa. Dengan klebet Cakragora dan senjata seperti tombak Kanjeng Kiai Trisula, mereka menunjukkan keahlian dan keandalan dalam pertempuran, menjadikan mereka pasukan yang sulit dikalahkan.

  1. Bregada Jagakarya

Bregada Jagakarya memiliki filosofi dalam namanya, yang berarti prajurit yang memiliki tugas untuk menjaga dan mengamankan pelaksanaan pemerintahan dalam kerajaan. Dengan klebet Papasan dan senjata tradisional mereka, seperti tombak Kanjeng Kiai Trisula, mereka menjadi penjaga yang andal dalam menjalankan tugas-tugas penting.

  1. Bregada Prawiratama

Bregada Prawiratama, dengan nama yang berasal dari kata 'prawira' yang berarti berani dan 'tama' yang berarti utama atau bijak, menjadi pasukan yang tidak hanya pemberani tetapi juga bijak dalam setiap tindakannya. Dengan klebet Geniroga/Banteng Ketaton dan senjata tradisional mereka, mereka menjadi pasukan yang diharapkan dapat selalu mengalahkan musuh dengan mudah.

  1. Bregada Nyutra

Bregada Nyutra, yang memiliki makna prajurit yang sehalus sutra dan selalu mendampingi serta menjaga keamanan Sultan, menunjukkan ketajaman rasa dan keterampilan yang unggul. Dengan klebet Podhang Ngingsep Sari dan Padma-Sri-Kresna, mereka menjadi pengawal pribadi Sultan yang setia dan andal.

  1. Bregada Ketanggung

Bregada Ketanggung, yang memiliki nama berasal dari kata 'tanggung' yang berarti beban atau berat, menjadi pasukan dengan tanggung jawab yang sangat berat. Dengan klebet Cakra-Swandana dan senjata tradisional mereka, seperti tombak Kanjeng Kiai Nenggala, mereka menjadi pasukan yang membawa senjata dahsyat untuk memporakporandakan musuh.

  1. Bregada Mantrijero

Bregada Mantrijero, yang memiliki makna juru bicara yang memberikan cahaya dalam kegelapan, menjadi pasukan yang memiliki wewenang dalam memutuskan hal-hal dalam lingkungan keraton. Dengan klebet Purnamasidhi dan senjata tradisional mereka, seperti tombak Kanjeng Kiai Cakra, mereka menjadi pasukan yang diharapkan selalu memberikan cahaya dalam kegelapan.

M RAFI AZHARI  | PRIBADI WICAKSONO

Pilihan Editor: Berminat Jadi Prajurit Keraton Yogyakarta Perhatikan Syarat-syaratnya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

4 jam lalu

Yogyakarta International Airport atau bandara YIA di Kulon Progo. Dok. Istimewa
Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

Yogyakarta International Airport sebagai satu-satunya bandara internasional di wilayah ini menjadi peluang besar bagi Yogyakarta.


Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

16 jam lalu

Gubernur DIY Sri Sultan HB X . Tempo/Pribadi Wicaksono
Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).


Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

17 jam lalu

Perhelatan menyambut Jogja Fashion Week 2024 Kamis (2/5). Tempo/Pribadi Wicaksono
Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.


Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

1 hari lalu

Logo Partai Golkar
Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota


Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

3 hari lalu

Spot wisata Kano Maritim Mangrove Baros di Bantul Yogyakarta. Dok. Pemda DIY
Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.


Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

3 hari lalu

Proses evakuasi korban jatuh ke jurang di tebing Pantai Ngluwo Gunungkidul, Ahad, 28 April 2024 (Dok. Istimewa)
Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.


Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

3 hari lalu

Kampoeng Mataraman Yogyakarta. Dok. Istimewa
Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.


Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

4 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.


Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

5 hari lalu

Salah satu sudut Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta yang tengah direvitalisasi hingga Juni 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.


8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

7 hari lalu

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.  Foto: Booking.com
8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.