TEMPO.CO, Jakarta - Ida Bagus Ngurah Wijaya, 72, solo rider asal Bali, melakukan perjalanan ke Afrika dan Eropa untuk mempromosikan Bali. Perjalanan itu akan dimulai dari Cape Town, Afrika Selatan, pada Senin, 20 November 2023, dan berakhir di Nordkapp, Norwegia di Eropa Utara.
Ngurah Wijaya mengatakan, misi utama perjalanan ini adalah mengenalkan Bali sebagai destinasi wisata di Indonesia. "Karena saya merasa orang Bali, Indonesia, saya perlu membawa identitas ini ke dunia. Jadi, ya, kita bawa ke mana-mana,” kata Ngurah Wijaya di Denpasar, Jumat, 17 November 2023.
Mantan pelaku pariwisata Bali itu akan melalui rute melalui barat alias timur Afrika, sesuai kondisi wilayah. Beberapa negara Afrika diketahui tengah begejolak sehingga dia harus hati-hati memilih rute.
"Jika saya lewat timur pastinya saya melewati Namibia. Ke Zimbabwe, Kenya, sepertinya tidak mungkin lewat Sudan lantaran lagi bergejolak, terus dari sana saya bisa menyebrang ke Yaman. Kalau lewat Barat saya lewat Nigeria, Pantai Gading, sampai ke Maroko setelah itu nyebrang Italia,” ujar Ngurah Wijaya membeberkan rute yang bakal dia lewati.
Pengendara tunggal atau solo rider asal Bali Ida Bagus Ngurah Wijaya saat menjelaskan rencana tur Afrika-Eropa untuk mengenalkan Bali, Denpasar, Jumat (17/11/2023). (ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari)
Bermotor dari Asia ke Amerika pada 2016
Ngurah Wijaya bercerita bahwa perjalanan ini bukan yang pertama. Pada 2016 dia memulai misinya berkendara tunggal keliling Asia hingga Amerika dengan total sekitar 27 negara. Dia menggunakan sepeda motor dengan awalan nomor polisi DK komplit dengan tulisan Indonesia dan Bali.
Kali ini, Ngurah Wijaya belum dapat memastikan berapa lama perjalanannya lantaran selama ini selain berkendara menyusuri kota ke kota, dia turut menikmati keelokan dan budaya dari tiap negara sembari mengenalkan Bali.
Dia mencontohkan perjalanannya di Argentina, saat itu dia diajak ke salah satu kampus pertanian hingga laboratorium pembuatan vaksin COVID-19. Pada tur Afrika-Eropa nanti, dia berambisi dapat izin untuk melewati Sudan agar dapat mengunjungi piramida kuno.
Motor plat Bali dengan identitas Indonesia
Pengendara tunggal asal Denpasar itu bakal berkendara dengan sepeda motor Aprilia berwarna biru putih dengan plat Bali dan identitas Indonesia di badan motor. Kendaraan tersebut berada di Afrika saat dia memulai perjalanannya.
Ngurah Wijaya bakal memulai perjalanan dengan meminta izin Kedutaan Besar Republik Indonesia di negara tersebut untuk memastikan rute mana yang boleh dia ambil.
Ngurah Wijaya tak ragu lantaran sudah terbiasa dengan medan jalan yang buruk. Dia pernah melewati jalan dengan julukan "trampolin kematian" di Columbia. Jalanan tersebut sangat kecil sehingga motornya harus lewat di sela-sela lembah dengan kedalaman sekitar 700 meter.
Kesulitan lainnya juga pernah dialami di India, ketika Ngurah baru tahu bahwa negara tersebut hanya menerima pembayaran dengan bank tertentu sehingga dia kudu bersurat ke Indonesia melalui instansi pos setempat.
Meski ada kesulitan, sang pemotor tunggal menilai jauh lebih banyak pengalaman menarik yang dialami, seperti berjumpa organisasi pengendara sepeda motor lainnya di dunia, hingga akhirnya dia tahu bahwa usianya paling tua di antara yang lain.
Selain itu, kerap kali di jalan orang-orang mengikuti dan mengungkap kekaguman lantaran laki-laki itu berkendara dari Indonesia, apalagi beberapa kali media lokal meliput aksinya. Dia juga kadang pernah berjumpa dengan orang yang tahu Bali dan Indonesia, bahkan dia pernah berjumpa dengan keluarga di Bolivia yang pernah tinggal di Jakarta.
ANTARA
Pilihan Editor: 5 Desa di Bali yang Ramai Dikunjungi karena Keindahan Alam dan Budayanya