Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Kampung Pitu, Desa di Yogyakarta yang Hanya Boleh Dihuni Tujuh Kepala Keluarga

image-gnews
Suasana Kampung Pitu di Desa Nglanggeran, Gunungkidul, Yogyakarta (Dok. Istimewa)
Suasana Kampung Pitu di Desa Nglanggeran, Gunungkidul, Yogyakarta (Dok. Istimewa)
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Ada sebuah desa cukup unik di Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta. Nama desa itu Kampung Pitu, terletak dekat destinasi Gunung Api Purba Nglanggeran, persisnya di Pedukuhan Nglanggeran Wetan, Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Gunungkidul. 

Keunikan desa ini karena sejak berdiri, desa ini hanya ditinggali tujuh kepala keluarga, tidak boleh kurang atau lebih. Kampung Pitu tetap mempertahankan tradisi leluhur dengan pembatasan jumlah kepala keluarga sebanyak tujuh orang secara turun temurun.

"Kampung Pitu selalu dihuni tujuh keluarga sejak awal hingga saat ini, meskipun di setiap keluarga kadang memiliki anak lebih dari satu, tetapi hanya satu keluarga yang bisa tinggal," kata tokoh Kampung Pitu, Surono dalam kisahnya kepada Tim Jinayakarta Pemda DIY Oktober 2023.

Surono merupakan keturunan atau generasi kelima perintis Kampung Pitu yang dikenal dengan nama Mbah Iro Kromo. Dia menuturkan, tradisi menjaga jumlah kepala keluarga yang tinggal di Kampung Pitu terkait suatu kepercayaan adat di situ.

Suasana Kampung Pitu di Desa Nglanggeran, Gunungkidul, Yogyakarta (Dok. Istimewa)

Asal mula Kampung Pitu

Ceritanya, sebelum dikenal dengan nama Kampung Pitu, awalnya pemukiman tersebut bernama Kampung Telaga Gunung Wayang. Konon, terdapat pusaka sakti yang menempel pada pohon Kinah Gadung Wulung di puncak Gunung Wayang tersebut dan belum ada yang bisa mengambilnya. Sampai akhirnya Keraton Yogyakarta membuat sayembara dengan imbalan tanah secukupnya bagi siapa saja yang berhasil mengambil pusaka tersebut.

Ternyata, sayembara tersebut dimenangkan seorang warga asal Banyumas Jawa Tengah bernama Mbah Iro Kromo, kakek buyut Surono 

Mbah Iro pun menerima imbalan tanah seluas tujuh hektare yang kini menjadi lokasi cikal bakal Kampung Pitu. Namun, untuk menjaga ketentraman penghuninya, Kampung Pitu itu syaratnya hanya boleh ditinggali keturunan langsung dari Mbah Iro Kromo dan hanya tujuh kepala keluarga saja. Ada kepercayaan atau mitos, apabila jumlah kepala keluarga lebih atau kurang yang tinggal di tempat itu, maka akan terkena musibah atau kemalangan. 

BerbagaI adat tradisi maupun ritual keagamaan warga Kampung Pitu pun berperan meneguhkan kepercayaan bahwa Kampung Pitu hanya boleh dihuni oleh tujuh kepala keluarga.

"Jadi Kampung Pitu ini memang belum pernah dihuni lebih dari tujuh keluarga sampai saat ini," kata Surono. "Kalau ada (kepala keluarga lebih banyak dari tujuh), selebihnya akan merantau atau memilih tinggal di desa lain,” dia menambahkan.

Maka pada 2014, nama kampung itu pun dinamai dengan Kampung Pitu. 

Kehidupan warga Kampung Pitu

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Warga Kampung Pitu memiliki mata pencaharian sebagai petani dan peternak menyesuaikan dengan kondisi lahan. Jika musim kemarau, warga alih pekerjaan sebagai peternak baik ayam, kambing hingga sapi. Sedangkan pada musim hujan, warga mengolah sawah yang dimiliki untuk pertanian. Warga juga banyak yang berkebun mengingat letak kampung ini berada di area perbukitan.

Pemandangan eksotik

Selain keunikannya, Kampung Pitu ini juga memiliki keindahan alam yang sangat luar biasa dan eksotik. Ada tiga puncak gunung yang bisa dilihat dari desa ini dengan pemandangan memesona, yaitu Puncak Kampung Pitu, Puncak Watu Bantal, dan Puncak Gung Tugu. 

Tak hanya itu daya tarik pemandangan alam yang dimiliki Kampung Pitu. Dari desa yang berada di ketinggian 750 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu, pengunjung bisa melihat barisan awan, lima gunung hingga kawasan pemukiman apabila cuaca cerah. 

Dari Puncak Watu Bantal, pengunjung juga bisa melihat pemandangan Embung Batara Sriten, Embung Nglanggeran, hingga Kota Wonosari dan sebagainya. Dari sini juga pengunjung bisa menyaksikan matahari terbit maupun tenggelam.

Di lokasi Kampung Pitu juga terdapat sumber mata air yang konon merupakan bekas Telaga Guyangan. Dahulu kala, telaga ini merupakan tempat pemandian kuda sembrani (kuda gaib). Kini, telaga yang telah mengering tersebut dimanfaatkan warga sebagai area persawahan, sedangkan sumber mata airnya tetap digunakan untuk kebutuhan warga sehari-hari maupun irigasi sawah.

“Kami berharap desa terpencil ini bisa menjadi tujuan wisata untuk menambah ekonomi warga setempat dan biar lebih maju," kata Surono 

Saat ini Kampung Pitu bisa diakses kendaraan bermotor roda dua maupun roda empat. Sebelumnya akses jalan masih berupa tanah yang dibuka pada 2010 lalu. Wisatawan yang menyewa Jeep Nglanggeran dapat singgah di Kampung Pitu.

PRIBADI WICAKSONO

Pilihan Editor: 9 Hal yang Bikin Nglanggeran Yogyakarta Menjadi Desa Wisata Terbaik UNWTO 2021

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Koperasi di Lereng Merapi Yogyakarta Siapkan Paket Eduwisata Belajar Seru Beternak Sapi

1 jam lalu

Suasana peternakan sapi di Koperasi Samesta yang berada di Kecamatan Cangkringan, lereng Gunung Merapi Sleman Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Koperasi di Lereng Merapi Yogyakarta Siapkan Paket Eduwisata Belajar Seru Beternak Sapi

Untuk menuju lokasi, wisatawan nantinya bisa memanfaatkan paket dalam jip wisata lava tour Lereng Merapi Yogyakarta.


Laguna Pengklik di Pesisir Selatan Yogyakarta Tawarkan Wisata Naik Kano Berlatar Mangrove

1 hari lalu

Laguna Pengklik Pantai Samas Bantul Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Laguna Pengklik di Pesisir Selatan Yogyakarta Tawarkan Wisata Naik Kano Berlatar Mangrove

Wisata Laguna Pengklik tercatat sebagai obyek wisata air dan konservasi pantai selatan Yogyakarta.


Polisi Periksa Saksi dan CCTV, Mahasiswa Yogya Tewas Kecelakaan Diduga Hindari Orang Bawa Senjata Tajam

1 hari lalu

Ilustrasi tewas atau jenazah atau jasad. shutterstock.com
Polisi Periksa Saksi dan CCTV, Mahasiswa Yogya Tewas Kecelakaan Diduga Hindari Orang Bawa Senjata Tajam

Polisi mengungkap dugaan pemicu kecelakaan tunggal yang menyebabkan seorang mahasiswi tewas pada Sabtu dini hari di Jalan Kusumanegara.


Selain Kampung UFO, Yogyakarta Punya Kampung Alien yang Punya Program Edukasi Astronomi

1 hari lalu

Kampung Alien di Nanggulan Kulon Progo Yogyakarta. Dok. Istimewa
Selain Kampung UFO, Yogyakarta Punya Kampung Alien yang Punya Program Edukasi Astronomi

Kampung Alien di Kembang Nanggulan Kulon Progo itu terinspirasi dari cerita warga turun-temurun yang pernah melihat fenomena langit di daerah itu.


Polres Kota Yogyakarta Selidiki Mahasiswa Tewas Kecelakaan karena Diduga Hindari Klitih

1 hari lalu

Ilustrasi kecelakaan motor. all-free-download.com
Polres Kota Yogyakarta Selidiki Mahasiswa Tewas Kecelakaan karena Diduga Hindari Klitih

Polres Kota Yogyakarta tengah menyelidiki viralnya kasus kecelakaan tunggal yang menyebabkan seorang mahasiswi tewas Sabtu dini hari 20 Juli 2024.


Cucu Pendiri Muhammadiyah Kantongi Surat Tugas Golkar Maju Calon Walikota Yogyakarta

1 hari lalu

Partai Golkar resmi memberikan surat tugas kepada Afnan Hadikusumo (kanan) sebagai calon Wali Kota Yogyakarta untuk berlaga di Pilkada Kota Yogyakarta 2024. Dok.istimewa
Cucu Pendiri Muhammadiyah Kantongi Surat Tugas Golkar Maju Calon Walikota Yogyakarta

Afnan, cucu pendiri Muhammadiyah, sebelumnya bersaing ketat dengan sejumlah kandidat dalam memperebutkan rekomendasi Golkar.


5 Hal Menarik di Jogja International Kite Festival di Pantai Parangkusumo Akhir Pekan Ini

2 hari lalu

Festival Layang-layang Internasional atau Jogja International Kite Festival di Pantai Parangkusumo Yogyakarta. Dok.istimewa
5 Hal Menarik di Jogja International Kite Festival di Pantai Parangkusumo Akhir Pekan Ini

Festival Layang Layang Internasional atau Jogja International Kite Festival (JIKF) 2024 bakal digelar Sabtu-Minggu, 27-28 Juli di Pantai Parangkusumo, Bantul Yogyakarta.


Jogja Planning Gallery yang Dibangun di Teras Malioboro Bakal Melengkapi Wahana Lain di Yogyakarta

2 hari lalu

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyambangi Wahana Diorama Arsip Jogja untuk menyempurnakan konsep wahana baru Jogja Planning Gallery yang akan dibangun di Malioboro. Dok. Istimewa
Jogja Planning Gallery yang Dibangun di Teras Malioboro Bakal Melengkapi Wahana Lain di Yogyakarta

Jogja Planning Gallery disebut sebut bakal menjadi semacam museum modern, yang merekam jejak Yogyakarta dari masa lalu, masa kini, dan masa depan.


Pelaku Wisata Bertemu Sultan Hamengku Buwono X, Soroti Daya Dukung Pariwisata Yogyakarta

3 hari lalu

Kawasan Jalan Malioboro Yogyakarta Jumat petang (29/12). Dok. Dishub Yogya
Pelaku Wisata Bertemu Sultan Hamengku Buwono X, Soroti Daya Dukung Pariwisata Yogyakarta

Sebagian besar wisatawan itu terkonsentrasi di area Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman.


Sejarah Situs Gunung Gamping di Sleman yang Diusulkan sebagai Geopark Nasional

3 hari lalu

Situs Gunung Gamping di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Dok. Istimewa
Sejarah Situs Gunung Gamping di Sleman yang Diusulkan sebagai Geopark Nasional

Hamengku Buwono I pernah bertakhta sementara di Pesanggrahan Ambarketawang yang terletak di barat Gunung Gamping.