TEMPO.CO, Yogyakarta - Pasca perayaan hubungan persahabatan Indonesia dengan Qatar bertajuk Qatar-Indonesia Years of Culture 2023 di Yogyakarta pertengahan tahun lalu, Oktober ini puluhan pekerja kreatif asal Qatar dan berbagai negara kembali ke Indonesia.
Sebanyak 23 relawan yang tergabung dalam Years of Culture itu datang khusus untuk menggelar workshop seni kreatif secara gratis bagi pelajar mulai 23- 27 Oktober 2023. Acara ini dipusatkan di SMK Negeri 1 Rota Bayat, Klaten, yang berjarak sekitar satu jam dari Yogyakarta.
Para pekerja kreatif itu berasal dari Qatar, Sudan, Kamboja, Palestina, Amerika hingga Belarusi. Aksi mereka terkoordinasi dari tiga lembaga, yakni Community Service Section Qatar Museums, Virginia Commonwealth University Qatar, dan Qatar Youth Hostels.
"Para relawan ini selama lima hari menggelar workshop berbagai disiplin seni kreatif kepada 150 siswa," kata Hazem Idriss, Head of Community Services Section Qatar Museums pada Jumat 27 Oktober 2023.
Berbagai disiplin ilmu kreatif ini bisa menjadi satu modal pendukung pengembangan creative tourism, seperti bidang fotografi, pemasaran digital, videografi, manajemen event museum dan pameran, juga pengembangan produk bidang mode dan desain.
Dalam produk mode dan desain misalnya, para pelajar dan relawan mencoba mengelaborasi teknik teknik membatik yang selama ini mereka ketahui dengan komposisi pewarnaan dan penciptaan motif yang lebih ekspresif. Sehingga muncul karya batik yang lebih variatif.
Tak hanya berbagai ilmu seni kreatif lewat workshop. Karya yang telah dibuat para pelajar melalui bimbingan intens selama workshop lima hari itu juga langsung dipamerkan setelah dikurasi.
Karya-karya seperti kerajinan keramik, batik, desain, hingga fashion itu dipamerkan di Hotel Inside Sleman Yogyakarta mulai 27 Oktober ini.
"Setelah dipamerkan di Indonesia, kami juga akan memperkenalkan hasil karya para pelajar ini ke Qatar," kata dia.
Guru Bahasa Inggris SMKN 1 Rota Bayat Klaten Dwi Kuncoro yang mendampingi workshop pelajar dan relawan lintas negara itu menuturkan, terpilihnya sekolah tersebut salah satunya karena sekolah itu merupakan bagian kerjasama Pemerintah Indonesia dengan Qatar setelah gempa 2006 silam.
"Sekolah ini salah satu konsentrasinya mengembangkan industri batik dan keramik yang memang menjadi tradisi masyarakat Bayat," kata dia.
Ilmu disiplin kreatif dari workshop komunitas relawan berbagai negara itu, kata Dwi, menjadi referensi pengetahuan baru bagi pelajar untuk semakin percaya diri dalam berkarya.
PRIBADI WICAKSONO
Pilihan Editor: Event Culturide 2023, Yogyakarta Bahas Kerja Sama Permuseuman dengan Qatar