Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

7 Tren Pariwisata Masa Depan yang Mendukung Keberlanjutan

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Majorca atau Mallorca Spanyol (Pixabay)
Majorca atau Mallorca Spanyol (Pixabay)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa destinasi wisata populer seperti Majorca di Spanyol dan Yunani mungkin berada di ambang kepunahan pada tahun 2040. Hal ini berdasarkan laporan Interpid Travel yang memprediksi tren-tren utama yang akan memastikan masa depan pariwisata yang lebih berkelanjutan

Kepunahan destinasi wisata populer tersebut disebabkan perubahan iklim. Destinasi seperti Lapland akan kesulitan mempertahankan daya tarik bersaljunya, dan musim ski akan menjadi lebih pendek dari sebelumnya. Permukaan air laut juga mengancam dataran rendah seperti Maladewa,  Jakarta, serta Venesia dan Amsterdam.

Intrepid Travel bekerja sama dengan lembaga tinjauan masa depan The Future Laboratory juga memperkirakan tujuh tren masa depan yang dapat membantu pariwisata berkelanjutan. 

1. Peraturan pariwisata

Menurut Intrepid Travel pada tahun 2040, pemerintah akan diwajibkan untuk menerapkan peraturan mengenai bisnis perjalanan. Ini untuk memastikan sebagian besar uang yang dibelanjakan wisatawan di suatu destinasi tetap berada di perekonomian lokal.

Dengan begitu manfaat pariwisata akan lebih merata. Selain itu menguntungkan antara wisatawan dan komunitas yang mereka kunjungi, sehingga meningkatkan kualitas hidup penduduk setempat.

2. Melacak jejak karbon secara nyata 

Pelacakan karbon akan menjadi lebih menonjol, dan bahkan lebih individual, berkat AI, prediksi Intrepid. Turis akan mencatat emisi harian dan melacak metrik perjalanan secara real-time untuk mengurangi jejak mereka guna memenuhi tujuan karbon individu.

3. Paspor karbon 

Laporan tersebut juga memperkirakan bahwa batas emisi karbon pribadi akan menjadi hal normal baru seiring dengan kebijakan dan nilai-nilai masyarakat yang mendorong era perubahan besar. Perusahaan perjalanan tersebut menambahkan bahwa pada tahun 2040, akan ada pembatasan terhadap jumlah perjalanan yang diizinkan setiap tahunnya.

4. Akomodasi yang tidak meninggalkan jejak

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Intrepid mengantisipasi akan ada generasi baru akomodasi pop-up di seluruh dunia yang menggabungkan keberlanjutan dan keahlian lokal. Menurut Interpid, tahun 2040 akan mengantarkan konsep keramahtamahan nomaden yang segar dan akomodasi yang fleksibel dan singkat yang tidak meninggalkan jejak pada lanskap alam.

5. Transportasi dasar akan menjadi pilihan utama wisatawan

Perjalanan kereta api akan menjadi bagian integral dari pendekatan regeneratif dalam perjalanan. Menurut laporan Intrepid, tahun 2040 para pelancong akan memiliki pilihan untuk memilih antara inovasi berkecepatan tinggi dan moda perjalanan kereta api yang lebih lambat, tergantung pada preferensi, jarak tempuh, dan batasan waktu mereka.

6. Liburan virtual 

Menurut Intrepid, jika tidak ada tindakan untuk mengatasi krisis iklim, pada tahun 2040 banyak destinasi favorit dunia akan terpaksa beralih ke virtual. Misalnya Tuvalu, sebuah negara kecil di Pasifik di Oseania, telah menjadi negara pertama yang membuat versi digitalnya sendiri, yang dipicu oleh naiknya permukaan air laut.

7. Liburan berdasarkan pengalaman sosial

Di tahun-tahun mendatang, masyarakat akan memesan liburan dan pengalaman perjalanan berdasarkan pengalaman sosial, bukan hotel atau destinasi, menurut laporan tersebut. 

Salah satu pendiri dan ketua Intrepid Travel, Darrell Wade, mengatakan dampak langsung dan bencana dari perubahan iklim sudah terlalu lama dipandang sebagai sesuatu yang masih jauh di masa depan. Namun hal ini bukan lagi sebuah peristiwa yang akan terjadi, melainkan sedang terjadi sekarang. Pariwisata harus berkembang dan menjadi regeneratif, karena model yang ada saat ini tidak berkelanjutan.

DAILY MAIL

Pilihan editor: Menparekraf Minta Singkirkan Sampah Plastik Demi Pariwisata Berkelanjutan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gelombang Panas Ekstrem Melanda Eropa, Negara Mana Saja yang Suhunya Naik?

2 jam lalu

Warga menggunakan payung di bawah sengatan matahari di Tokyo, Jepang, 9 Juli 2024. Jepang diterjang gelombang panas dengan cakupan lebih luas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Suhu mencapai rekor tertinggi mendekati 40 derajat celsius, terjadi pada Senin (8/7/2024), di Tokyo dan di wilayah selatan Wakayama. REUTERS/Issei Kato
Gelombang Panas Ekstrem Melanda Eropa, Negara Mana Saja yang Suhunya Naik?

Gelombang panas dengan suhu udara menembus 40 derajat Celcius melanda negara-negara Eropa


5 Destinasi Wisata Akhir Pekan di Kabupaten Wonosobo: Kebun Teh hingga Air Terjun

16 jam lalu

Sejumlah pekerja memetik daun teh di petak 8 kebun teh Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah, Selasa, 11 Juni 2024. Sebanyak 70 persen produk teh Tambi yang merupakan peninggalan Belanda dijual ke pasar Eropa dan sisanya dipasarkan di Jawa. Tempo/Budi Purwanto
5 Destinasi Wisata Akhir Pekan di Kabupaten Wonosobo: Kebun Teh hingga Air Terjun

Dikelilingi oleh pegunungan dan dataran tinggi, Wonosobo memiliki banyak tempat wisata yang siap memanjakan mata dan memberikan pengalaman eksotis.


Puan Sebut Forum Kerja Sama Parlemen Indonesia-Pasifik Bahas Perubahan Iklim hingga Papua

1 hari lalu

Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan sambutan dalam pembukaan Indonesia-Pacific Parliamentary Partnership (IPPP) di Jakarta, Kamis, 25 Juli 2024. Sidang Indonesia-Pacific Parliamentary Partnership (IPPP) ke-2 tersebut mengangkat tema Partnership for Prosperity: Fostering Regional Connectivity and Inclusive Development yang bertujuan untuk memperkuat diplomasi parlemen dalan membangun kerja sama dengan negara-negara Pasifik di bidang yang menjadi prioritas bersama, seperti maritim, ekopnomi biru, konektivitas dan pencapaian SDGs. TEMPO/M Taufan Rengganis
Puan Sebut Forum Kerja Sama Parlemen Indonesia-Pasifik Bahas Perubahan Iklim hingga Papua

Ketua DPR RI Puan Maharani menutup forum Kerja Sama Parlemen Indonesia-Pasifik atau Indonesia-Pacific Parliamentary Partnership (IPPP) pada Kamis, 25 Juli 2024.


Traveloka Gandeng Superstar Dunia Ji Chang Wook Pamer Destinasi Wisata Menarik

2 hari lalu

Ji Chang Wook/Traveloka
Traveloka Gandeng Superstar Dunia Ji Chang Wook Pamer Destinasi Wisata Menarik

Ji Chang Wook ungkapkan antusiasmenya dalam mempromosikan pariwisata bersama Traveloka dan terpukau oleh sambutan hangat masyarakat Indonesia.


Sandiaga Sebut Golden Visa untuk Menstimulus Investasi di IKN dan Tarik Wisatawan Mancanegara

2 hari lalu

Direktorat Jenderal Imigrasi  memberikan  pertama kali golden visa  kepada Samuel Altman, Chief Executive Officer (CEO) OpenAI, FOTO : istimewa
Sandiaga Sebut Golden Visa untuk Menstimulus Investasi di IKN dan Tarik Wisatawan Mancanegara

Sandiaga mengatakan pemerintah menerapkan prinsip kehati-hatian dalam kebijakan golden visa.


Pelaku Wisata Bertemu Sultan Hamengku Buwono X, Soroti Daya Dukung Pariwisata Yogyakarta

3 hari lalu

Kawasan Jalan Malioboro Yogyakarta Jumat petang (29/12). Dok. Dishub Yogya
Pelaku Wisata Bertemu Sultan Hamengku Buwono X, Soroti Daya Dukung Pariwisata Yogyakarta

Sebagian besar wisatawan itu terkonsentrasi di area Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman.


Suhu Bumi Terus Meningkat dalam Satu Abad, Ini Tandanya

3 hari lalu

Manuel Flores berjalan di area kering yang menunjukkan penurunan permukaan Danau Titicaca, cekungan air tawar terbesar di Amerika Latin, mendekati rekor tingkat terendah, di Pulau Cojata, Bolivia 26 Oktober 2023. Cuaca ekstrem sering menjadi berita utama pada tahun 2023 dari kekeringan hingga badai mematikan menyapu bersih seluruh kota. REUTERS/Claudia Morales
Suhu Bumi Terus Meningkat dalam Satu Abad, Ini Tandanya

Rata-rata suhu bumi meningkat dari 25,4 pada masa 1900, menjadi 26,2 derajat Celsius pada masa kini.


Persediaan Air Jakarta Jauh di Bawah Kebutuhan, BRIN: Bakal jadi Bom Waktu

3 hari lalu

Warga mencuci baju di pinggiran kali saluran irigasi terusan Kalimalang di Desa Karangasih, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Rabu 12 Juni 2024. Krisis air bersih membuat warga Desa Karangasih kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti memasak, mandi, hingga mencuci pakaian. TEMPO/Tony Hartawan
Persediaan Air Jakarta Jauh di Bawah Kebutuhan, BRIN: Bakal jadi Bom Waktu

Kebutuhan air di Jakarta setahun terakhir, lebih dari 30 ribu liter per detik, sementara ketersediaan hanya mampu untuk menyalurkan 18 ribu liter air per detik.


Yunani Gunakan Drone untuk Kontrol Kepadatan Kursi Berjemur di Pantai

4 hari lalu

Pantai di Yunani. Unsplash.com/Nick Karvounis
Yunani Gunakan Drone untuk Kontrol Kepadatan Kursi Berjemur di Pantai

Sebanyak 14 pantai di Yunani dipantau, perusahaan yang menyewakan kursi berjemur ilegal didenda sampai Rp6,2 miliar.


7 Negara di Asia yang Paling Banyak Dikunjungi Wisatawan

4 hari lalu

Wisatawan mengantri untuk memasuki stasiun kereta Shanghai Hongqiao, saat kepadatan perjalanan Festival Musim Semi menjelang Tahun Baru Imlek, di Shanghai, Cina 5 Februari 2024. REUTERS/Nicoco Chan
7 Negara di Asia yang Paling Banyak Dikunjungi Wisatawan

Berikut ini daftar negara di asia yang paling banyak dikunjungi wisatawan. Negara ini menawarkan destinasi liburan wisata alam hingga wisata kuliner.