TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa destinasi wisata populer seperti Majorca di Spanyol dan Yunani mungkin berada di ambang kepunahan pada tahun 2040. Hal ini berdasarkan laporan Interpid Travel yang memprediksi tren-tren utama yang akan memastikan masa depan pariwisata yang lebih berkelanjutan
Kepunahan destinasi wisata populer tersebut disebabkan perubahan iklim. Destinasi seperti Lapland akan kesulitan mempertahankan daya tarik bersaljunya, dan musim ski akan menjadi lebih pendek dari sebelumnya. Permukaan air laut juga mengancam dataran rendah seperti Maladewa, Jakarta, serta Venesia dan Amsterdam.
Intrepid Travel bekerja sama dengan lembaga tinjauan masa depan The Future Laboratory juga memperkirakan tujuh tren masa depan yang dapat membantu pariwisata berkelanjutan.
1. Peraturan pariwisata
Menurut Intrepid Travel pada tahun 2040, pemerintah akan diwajibkan untuk menerapkan peraturan mengenai bisnis perjalanan. Ini untuk memastikan sebagian besar uang yang dibelanjakan wisatawan di suatu destinasi tetap berada di perekonomian lokal.
Dengan begitu manfaat pariwisata akan lebih merata. Selain itu menguntungkan antara wisatawan dan komunitas yang mereka kunjungi, sehingga meningkatkan kualitas hidup penduduk setempat.
2. Melacak jejak karbon secara nyata
Pelacakan karbon akan menjadi lebih menonjol, dan bahkan lebih individual, berkat AI, prediksi Intrepid. Turis akan mencatat emisi harian dan melacak metrik perjalanan secara real-time untuk mengurangi jejak mereka guna memenuhi tujuan karbon individu.
3. Paspor karbon
Laporan tersebut juga memperkirakan bahwa batas emisi karbon pribadi akan menjadi hal normal baru seiring dengan kebijakan dan nilai-nilai masyarakat yang mendorong era perubahan besar. Perusahaan perjalanan tersebut menambahkan bahwa pada tahun 2040, akan ada pembatasan terhadap jumlah perjalanan yang diizinkan setiap tahunnya.
4. Akomodasi yang tidak meninggalkan jejak
Intrepid mengantisipasi akan ada generasi baru akomodasi pop-up di seluruh dunia yang menggabungkan keberlanjutan dan keahlian lokal. Menurut Interpid, tahun 2040 akan mengantarkan konsep keramahtamahan nomaden yang segar dan akomodasi yang fleksibel dan singkat yang tidak meninggalkan jejak pada lanskap alam.
5. Transportasi dasar akan menjadi pilihan utama wisatawan
Perjalanan kereta api akan menjadi bagian integral dari pendekatan regeneratif dalam perjalanan. Menurut laporan Intrepid, tahun 2040 para pelancong akan memiliki pilihan untuk memilih antara inovasi berkecepatan tinggi dan moda perjalanan kereta api yang lebih lambat, tergantung pada preferensi, jarak tempuh, dan batasan waktu mereka.
6. Liburan virtual
Menurut Intrepid, jika tidak ada tindakan untuk mengatasi krisis iklim, pada tahun 2040 banyak destinasi favorit dunia akan terpaksa beralih ke virtual. Misalnya Tuvalu, sebuah negara kecil di Pasifik di Oseania, telah menjadi negara pertama yang membuat versi digitalnya sendiri, yang dipicu oleh naiknya permukaan air laut.
7. Liburan berdasarkan pengalaman sosial
Di tahun-tahun mendatang, masyarakat akan memesan liburan dan pengalaman perjalanan berdasarkan pengalaman sosial, bukan hotel atau destinasi, menurut laporan tersebut.
Salah satu pendiri dan ketua Intrepid Travel, Darrell Wade, mengatakan dampak langsung dan bencana dari perubahan iklim sudah terlalu lama dipandang sebagai sesuatu yang masih jauh di masa depan. Namun hal ini bukan lagi sebuah peristiwa yang akan terjadi, melainkan sedang terjadi sekarang. Pariwisata harus berkembang dan menjadi regeneratif, karena model yang ada saat ini tidak berkelanjutan.
DAILY MAIL
Pilihan editor: Menparekraf Minta Singkirkan Sampah Plastik Demi Pariwisata Berkelanjutan