TEMPO.CO, Jakarta - Pilot dan pramugari di India mungkin akan dilarang menggunakan parfum saat bekerja. Larangan ini terkait dengan pembatasan konsumsi alkohol di udara.
Kantor Direktur Jenderal Penerbangan Sipil (DGCA) India, yang mengawasi industri penerbangan di negara tersebut, akan memperbarui undang-undang konsumsi alkoholnya. Dalam pedoman saat ini, awak pesawat dilarang mengonsumsi sejumlah barang yang mungkin membuat mereka gagal dalam tes breathalyser (tes napas alkohol), seperti obat kumur, demikian menurut laporan CNN.
Akhir pekan ini, pedoman lanjutan akan disetujui. Pedoman itu juga melarang penggunaan parfum karena dapat menghasilkan tes penganalisis napas yang positif.
“Tidak ada awak pesawat yang boleh mengonsumsi obat/formulasi apa pun atau menggunakan zat apa pun seperti obat kumur/gel gigi/parfum atau produk apa pun yang mengandung alkohol. Hal ini dapat menghasilkan tes penganalisis nafas yang positif," menurut pedoman tersebut.
Meskipun parfum umumnya mengandung sedikit alkohol, tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa mengoleskannya pada kulit dapat membuat mabuk atau gagal dalam tes napas. Meskipun demikian, penggunaannya mungkin masih dilarang tergantung pada tanggapan konsultasi yang akan dilakukan akhir minggu ini.
Perilaku para pilot sudah sering menjadi sorotan karena konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang. Pekan lalu, first officer atau co-pilot Bristish Airways yang udah menikah, Mike Beaton, diduga menghirup kokain dari seorang wanita bertelanjang dada sebelum penerbangan, kemudian sesumbar tentang meminum obat tersebut sebelum menerbangkan 430 penumpang dari Afrika Selatan ke London. Penerbangan dibatalkan ketika awak perempuan membunyikan alarm.
Secara detail, dia diduga menggambarkan keadaan mabuk vodka dan mengonsumsi kokain bersama seorang wanita, beberapa jam sebelum dia dijadwalkan lepas landas. Dia kemudian diskors dan diterbangkan kembali ke Inggris sebagai penumpang sebelum menjalani tes narkoba. Hasil tes narkoba positif, dia pun dipecat.
"Keselamatan selalu menjadi prioritas utama kami. Masalah ini telah dirujuk ke CAA (Civil Aviation Authority) dan orang ini tidak lagi bekerja untuk kami," kata perwakilan maskapai penerbangan tersebut.
CAA juga telah mencabut sertifikat medis pilot tersebut, yang berarti dia tidak lagi diizinkan terbang.
Pada 2018, Katsutoshi Jitsukawa, seorang pilot Japan Airlines, dijatuhi hukuman 10 bulan penjara setelah tes napas yang dilakukan tak lama setelah lepas landas menunjukkan bahwa kadar alkohol dalam darahnya sembilan kali lipat dari batas legal.
Seorang pilot Delta di Amerika Serikat bernama Gabriel Lyle Schroeder juga bermasalah. Dia dikawal keluar dari pesawat yang terisi penuh sebelum lepas landas ketika dia dicurigai berada di bawah pengaruh alkohol.
MIRROR.CO.UK | CNN | THE SUN
Pilihan Editor: Hari Terbaik untuk Memesan Tiket Pesawat Menurut Studi, Bisa Dapat Harga Murah