Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wisatawan Hobi Belanja Suvenir, Ini Jurus Pelaku UMKM Yogyakarta Memenuhi Pesanan yang Membludak

image-gnews
Sejumlah pelaku UMKM kerajinan souvenir menggelar pameran di Pakuwon Mall Yogyakarta. (Tempo/Pribadi Wicaksono)
Sejumlah pelaku UMKM kerajinan souvenir menggelar pameran di Pakuwon Mall Yogyakarta. (Tempo/Pribadi Wicaksono)
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Salah satu pendukung geliat pariwisata di Yogyakarta adalah suvenirnya yang beragam dengan harga terjangkau. Wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta seringkali memborong suvenir kala pulang ke daerah asalnya sebagai oleh-oleh. Mulai dari makanan, kerajinan, sampai produk fesyen yang dijajakan di area destinasi, pasar tradisional, maupun pusat perbelanjaan.

"Minat wisatawan di Yogya berbelanja suvenir itu belakangan makin tinggi, otomatis produksi juga harus digencarkan," kata pelaku UMKM asal Yogya yang bergerak di bidang fesyen, Sutardi di sela pameran suvenir Marrakesh Market di Pakuwon Mall Yogyakarta.

Sutardi memberi gambaran, sejak mulai membangun usaha fesyennya 2015, menjual satu lusin pakaian saja ia butuh waktu hampir satu bulan. Namun, penjualannya akhirnya meningkat tajam. Saat booming wisata yang terjadi pada 2019, turut berimbas pada tingginya kunjungan wisata dan aktivitas belanja di Yogyakarta. Saat ini, Sutardi bahkan bisa memproduksi 30.000 potong pakaian setiap bulan.

Tentu saja produksi sebanyak itu tak dilakukannya sendirian. "Untuk memenuhi tingginya permintaan konsumen pada suvenir fesyen itu kami berkolaborasi dengan UMKM lain," kata pria yang juga pendiri label Farah Button itu.

Sutardi kini berkolaborasi dengan 300 perajim yang terhimpun dalam lima kelompok UMKM bidang konveksi di Yogyakarta. 

Sutardi menuturkan, kualitas konveksi di Yogyakarta terbukti bagus. Hal ini terbukti dengan produk-produk yang berhasil di ekspor hingga Amerika dan Jepang. 

Hanya saja, kata Sutardi, para perajin itu memang butuh diberi bimbingan dan pelatihan tentang standar produksi yang baik. Dia menyayangkan peran pemerintah belum optimal menjamah pelaku kerajinan konveksi di Yogya ini. Jadi, ia masih kerap turun tangan sendiri memberikan pelatihan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ratu Sabilla, pemilik UMKM konveksi Asiatik Work menuturkan, hal terberat dalam usaha suvenir fesyen adalah memenuhi kuota produksi akibat tingginya permintaan, imbas kunjungan wisata yang padat.

"Kami harus berkolaborasi agar dapat memenuhi tingginya permintaan ini," kata Ratu yang melibatkan 18 penjahit dalam produksinya.

Adapun Isa Setyawan, pendiri brand fesyen Gorilland mengakui kerja sama antar-UMKM jadi hal krusial agar kapasitas produksi dapat  meningkat dan memenuhi tingginya permintaan.

"Kebutuhan souvenir terutama fesyen di Yogya sangat tinggi terutama musim liburan, kalau tidak berkolaborasi sulit memenuhi permintaan yang tinggi itu," kata dia.

PRIBADI WICAKSONO

Pilihan Editor: Menjajal Serunya Naik Kano Susuri Sungai di Desa Wisata Banjoe Adji Bantul

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Solo Great Sale 2024 Diharap Menjadi Sarana UMKM Memasarkan Produk

1 jam lalu

Parade pembukaan Solo Great Sale 2024 semarak dengan arak-arakan gunungan di sepanjang jalan Slamet Riyadi Solo, Jawa Tengah, Minggu, 5 Mei 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Solo Great Sale 2024 Diharap Menjadi Sarana UMKM Memasarkan Produk

Solo Great Sale 2024 (SGS 2024) diharapkan menjadi sarana para pelaku UMKM memasarkan produknya.


Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

1 jam lalu

Perayaan adat Merti Desa Mbah Bregas di Sleman pada 1-3 Mei 2024. Dok. istimewa
Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

Pelaksanaan upacara adat Merti Desa Mbah Bregas di Sleman hanya dilangsungkan satu tahun sekali, tepatnya Jumat kliwon pada Mei.


Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

3 jam lalu

Benda berpendar cahaya kehijauan terekam melintasi langit Yogyakarta. Dok. Istimewa
Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

Meteor terang atau fireball itu bergerak dari selatan ke utara, tak hanya terpantau di langit Yogyakarta tapi juga Solo, Magelang, dan Semarang


Zulhas Tegaskan Aturan Sertifikasi Halal UMKM Berlaku per Oktober 2024: Kalau Enggak, Kapan Siapnya?

13 jam lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 13 Maret 2024. Rapat tersebut membahas mengenai persediaan pangan, stok dan harga pangan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Zulhas Tegaskan Aturan Sertifikasi Halal UMKM Berlaku per Oktober 2024: Kalau Enggak, Kapan Siapnya?

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas meminta para pengusaha pangan untuk segera memenuhi standar sertifikasi halal hingga Oktober 2024.


Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

1 hari lalu

Acara halal bihalal syawalan Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek dilaksanakan di Diklat Kejaksaan Ragunan, Jakarta Selatan, Sabtu, 4 Mei 2024. Foto: Istimewa
Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek menggelar syawalan, hadirkan Budaya Yogyakarta antara lain sendratari dan prajurit keraton Yogyakarta.


TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

1 hari lalu

Pengelolaan sampah organik di Dusun Petung Bantul Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

Penutupan TPA Piyungan di Bantul ternyata membuka masalah baru, banyak warga membuang sampah sembarangan.


17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

2 hari lalu

Suasana arus mudik di Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Sabtu 6 April 2024. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

Lesunya aktivitas kunjungan wisman ke 17 bandara internasional membuat Kemenhub menurunkan status penggunaan bandara menjadi bandara domestik.


Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

2 hari lalu

Pengunjung memadati event Halal Fair di Jogja Expo Center (JEC) yang digelar 3-5 Mei 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

Halal Fair 2024 menyajikan nuansa berwisata syariah bersama keluarga, digelar tiga hari di Jogja Expo Center Yogyakarta.


Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

2 hari lalu

Yogyakarta International Airport atau bandara YIA di Kulon Progo. Dok. Istimewa
Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

Yogyakarta International Airport sebagai satu-satunya bandara internasional di wilayah ini menjadi peluang besar bagi Yogyakarta.


Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

3 hari lalu

Gubernur DIY Sri Sultan HB X . Tempo/Pribadi Wicaksono
Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).