TEMPO.CO, Bandung - Minat pengunjung ke Observatorium Bosscha di Lembang, Bandung Barat, masih tinggi sejak kunjungan publik mulai dibuka kembali pada 17 Juni 2023. Namun karena kuota masih dibatasi 100 orang per hari tiap Sabtu, pendaftar harus berebut atau perang tiket.
“Sistemnya masih sama seperti di awal, calon pengunjung perlu melakukan pendaftaran online melalui website Observatorium Bosscha,” kata Yatny Yulianti, staf Divisi Pendidikan dan Penjangkauan Publik Observatorium Bosscha, Selasa, 5 September 2023.
Menurut dia, jadwal kunjungan ke Observatorium Bosscha terbagi menjadi dua sesi. Rombongan pertama sebanyak 50 orang pada pukul 08.30-10.00, kemudian 50 orang lainnya pada pukul 10.30-12.00 WIB. Dari laman Observatorium Bosscha, Selasa, 5 September 2023 pukul 16.28 misalnya, untuk kunjungan Sabtu, 9 September 2023, pendaftaran untuk kedua sesinya telah ditutup tanpa sisa kuota. Begitu pun untuk kunjungan Sabtu 16 September 2023 pada sesi kedua.
“Tiap kali pendaftaran dibuka, kuotanya langsung cepat terisi penuh,” ujar Yatny.
Pendaftaran dibuka Senin hingga Kamis pukul 09.00-15.00 kecuali ada hari libur. Di halaman pendaftaran, tiga jadwal kunjungan terdekat bisa dipilih. Pendaftar bisa individu atau berkelompok maksimal lima orang. Biaya kunjungan Rp 50 ribu per orang, sedangkan balita gratis.
Setelah memilih jadwal dan mengisi formulir, pendaftar akan diinformasikan cara pemesanan dan pembayaran lewat e-mail. Bukti transfer digunakan untuk mendapat e-ticket kunjungan.
Di Observatorium Bosscha, pemandu yang merupakan astronom dan edukator akan mengajak pengunjung ke beberapa tempat, termasuk ke Gedung Teleskop Refraktor Ganda Zeiss yang bangunannya menjadi ikon dengan atap berbentuk kubah. Di tempat itu pengunjung akan diceritakan soal sejarah dan aktivitas yang dilakukan peneliti di sana.
Selain itu pengunjung diajak ke ruang pameran untuk menjelajahi objek-objek dari koleksi Observatorium Bosscha, mempelajari peran situs observatorium, serta objek tersebut dalam studi penentuan waktu, survei, dan astronomi. Pada tahun ini, observatorium itu tepat berusia seabad atau 100 tahun. Tema lain yang disiapkan yaitu menjelajahi alam semesta lewat karya astrofotografi di Gedung Surya.
Jika cuaca mendukung, cerah dan tidak hujan, pengunjung juga akan diajak mengamati matahari di tempat terbuka. Menggunakan teleskop berpenyaring cahaya atau filter, pengunjung bisa melihat langsung bintik matahari atau lidah api di matahari. Sejauh ini menurut Yatny, pengunjung yang datang mayoritas dari kalangan dewasa, sebagian kecil bersama anak juga balita.
Sementara ini pengelola Observatorium Bosscha masih membatasi jumlah kunjungan publik. Alasannya, mereka masih perlu untuk mengembangkan sistem, materi acara, dan layanan pengunjung. Ada kemungkinan jadwal kunjungan akan ditambah waktunya ke malam hari seperti yang diidamkan pengunjung di akun media sosial observatorium. Namun, rombongan besar seperti anak sekolah seperti dulu, kesempatannya masih tertutup. Pengelola menyiapkan bahan edukasi secara daring maupun luring bagi pelajar.
ANWAR SISWADI
Pilihan Editor: Harga Tiket Masuk Lembang Wonderland, Jam buka, dan Wahana