TEMPO.CO, Jakarta - Klaustrofobia adalah ketakutan yang intens atau fobia terhadap ruang sempit atau tertutup. Penderitanya akan merasa cemas dan sulit berkonsentrasi ketika berada di ruang tersebut.
Hal ini dialami oleh seorang penulis perjalanan Lola Mendez. Selama berkeliling dunia sejak tahun 2015 dia sering menggunakan beberapa moda transportasi. Barulah di tahun 2018 dia mengalami kalustrofobia.
Dia merasa sesak napas saat naik bis malam di Kamboja. Sejak itu, dia merasakan hal yang sama lebih dari beberapa kali saat bepergian dengan pesawat. Ditambah dengan serangan panik, seolah-olah terjebak penumpang di kursi tengah dan lorong.
"Klaustrofobia yang saya rasakan bukanlah tentang terbang, saya selalu merasa aman saat bergerak, baik di darat maupun di udara, dan saya tidak khawatir dengan turbulensi atau kecelakaan pesawat. Pemicunya adalah rasa takut tidak bisa bernapas di ruangan kecil," katanya.
Berikut ini, Lola membagikan beberapa cara mengatasi fobia saat menghabiskan begitu banyak waktu di pesawat terbang.
1. Minum obat penenang
Setelah berkonsultasi dengan psikiater, dia mendapat resep obat penenang. "Sekarang saya membawanya ke mana pun saya pergi," katanya. terutama saat perjalanan internasional jarak jauh, dan setiap kali saya merasakan klaustrofobia muncul.
2. Memilih tempat duduk yang strategis untuk menghindari perasaan terjebak
Saat menggunakan pesawat terbang dia memastikan kursi yang dipesannya lorong dekat bagian depan pesawat. Menurutnya melihat lebih sedikit orang dapat membantu dia merasa lebih tenang karena tidak merasa terjebak. Selain itu, dia dapat menunggu hingga panggilan terakhir untuk naik pesawat dan. Begitu juga saat sampai tujua, dia menjadi salah satu orang pertama yang turun dari pesawat.
3. Menyiapkan konten hiburan
Sebelum naik pesawat, Lola mengunduh konten hiburan agar tak harus bergantung pada hiburan dalam penerbangan. Biasanya dia mengunduh konten komedi situasi konyol, komedi romantis, dan acara komedi di Netflix untuk mengalihkan perhatian nya. Waktu di depan layar sangat membantunya melepaskan diri dari klaustrofobia.
4. Mindfulness dan latihan pernapasan
Latihan yoga membantunya melatih pernapasan. Saat mulai merasa sesak napas, dia menerapkan latihan pernapasan untuk mengatur diri sendiri. Selain itu, juga meditasi singkat yang fokus pada gambaran cahaya yang bergerak melalui tubuh saya. Sedangkan untuk mindfulness dia menciptakan lingkungan yang menenangkan saat bepergian, dengan menggunakan headphone atau menghirup minyak essensial.
5. Minta bantuan
Jika semua hal yang dilakuakn tidak berhasil dia meminta bantuan para kru awak kabin. Lola mengatakan mereka selalu dengan senang hati membantu, seperti memberikan segelas air untuk membantunya mereasa lebih tenang.
INSIDER
Pilihan editor: Dekat Lapisan Ozon, Jangan Lupa Pakai Tabir Surya Selama Penerbangan