Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Desa Hantu di Cina, Rumah-rumah Ditumbuhi Tanaman setelah Ditinggal Penduduk

Editor

Mila Novita

image-gnews
Houtouwan di Pulau Shengshan, Cina (tangkapan layar)
Houtouwan di Pulau Shengshan, Cina (tangkapan layar)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah desa terbengkalai di Cina telah menarik perhatian dunia dan menjadi daya tarik wisata tanpa diduga. Desa kecil ini berada di sebuah pulau, uniknya rumah-rumahnya ditumbuhi tanaman hingga terlihat seperti hutan dari kejauhan. 

Houtouwan di Pulau Shengshan, bagian dari Kepulauan Shengsi Cina, terlihat seperti cerita dari dongeng. Bekas desa nelayan ini secara resmi dikosongkan pada 2002.

Desa ini pernah menjadi tempat yang makmur dan memiliki lebih dari 3.000 penduduk pada 1980-an. Penduduk Houtouwan hidup makmur untuk sementara waktu, tetapi bertahun-tahun kemudian komunitas nelayan tidak dapat mengimbangi persaingan yang semakin ketat di dekat Shanghai. 

Bertahun-tahun kemudian, rumah-rumah kosong di lokasi tebing telah berlaih fungsi sebagai tempat tumbuhnya tanaman hijau yang subur, menciptakan efek mempesona. Sebagian dinding atau atapnya telah runtuh. 

Kini penduduk desa ini kurang dari selusin. Tapi mereka tidak lagi memancing, melainkan penjual air.

Foto-foto desa terbengkalai ini viral pada 2015 hingga dijuluki desa hantu misterius. Tapi gara-gara foto itu, tempat ini pun jadi perhatian. Banyak wisatawan menelepon pemerintah setempat. Tapi sayangnya tempat itu belum memenuhi syarat sebagai destinasi wisata sehingga belum dibuka untuk umum. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, pada 2017 kawasan tersebut mulai dipersiapkan untuk wisatawan dan platform tontonan dibuka untuk melihat sekilas desa.

Turis juga dapat mendaki di sekitar Houtouwan tetapi tidak diizinkan memasuki rumah kosong karena banyak bangunan yang tidak aman. Pada 2021, 90.000 turis mengunjungi desa tersebut. 

Desa ini hanya berjarak sekitar 40 mil dari Shanghai sehingga sering dipilih sebagai lokasi perjalanan akhir pekan yang populer dari Cina. Mayoritas wisatawan berkunjung di musim panas karena saat itulah pemandangan paling mencolok dengan tanaman hijau yang mekar penuh.

Pilihan Editor: Deretan Kota Hantu di Dunia yang Bisa Dikunjungi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

9 jam lalu

Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida berjalan melewati barisan tiang menuju Oval Office di Gedung Putih di Washington, AS, 13 Januari 2023. T.J. Kirkpatrick/Pool melalui REUTERS
Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.


Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

13 jam lalu

Presiden AS Joe Biden saat kunjungannya di Chavis Community Center di Raleigh, North Carolina, AS, 26 Maret 2024. REUTERS/Elizabeth Frant
Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.


Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

14 jam lalu

Ilustrasi internet. (abc.net.au)
Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media


Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

15 jam lalu

Pengolahan bijih nikel di smelter feronikel PT Antam Tbk di Kolaka, Sulawesi Tenggara. TEMPO/M. Taufan Rengganis
Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.


Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

19 jam lalu

Sebuah mesin bekerja untuk mengurangi polusi dipasang di sekitar area konstruksi saat polusi udara menyelimuti wilayah Beijing, Cina, 18 Desember 2016. REUTERS/Stringer
Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.


Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

22 jam lalu

Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters. REUTERS
Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".


Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Bendera Korea Utara berkibar di samping kawat berduri di kedutaan besar Korea Utara di Kuala Lumpur, Malaysia, 9 Maret 2017. [REUTERS / Edgar Su]
Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.


Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

2 hari lalu

Ilustrasi gelombang panas ekstrem.[Khaleej Times/REUTERS]
Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.


Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Taman Merlion, Singapura. REUTERS/Edgar Su/File Photo
Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.


Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

2 hari lalu

Booth BYD di PEVS 2024. (Foto: Gooto/Dimas Prassetyo)
Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.