TEMPO.CO, Yogyakarta - Jalan Malioboro Yogyakarta yang berada di kawasan Sumbu Filosofi tengah diajukan sebagai warisan budaya tak benda dunia ke Unesco tahun ini.
Sumbu Filosofi Yogyakarta merujuk landmark kawasan yang menghubungkan titik Panggung Krapyak dan Tugu Yogyakarta yang turut melintasi Malioboro serta Keraton Yogyakarta.
Untuk mendukung Sumbu Filosofi sebagai warisan budaya tak benda, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyiapkan kawasan Malioboro menjadi kawasan full pedestrian atau khusus pejalan kaki pada 2025 mendatang.
Ketika Malioboro jadi full pedestrian, semua kendaraan bermotor akan dilarang melintas. Kebijakan ini dibuat untuk mengurangi emisi karbon di kawasan yang tak pernah sepi wisatawan itu.
“Kami sedang siapkan Malioboro sebagai bagian sumbu filosofi yang diakui dunia, salah satu langkahnya menyiapkan pengurangan emisi karbon di area itu," kata Sekretaris DIY Beny Suharsono Rabu, 2 Agustus 2023.
Penjurian September 2023
Penentuan Sumbu Filosofi Yogyakarta untuk disetujui sebagai warisan budaya tak benda dunia kini memasuki tahapan akhir. September 2023, tim Yogyakarta diundang ke Riyadh, Arab Saudi, untuk penjurian yang dilakukan oleh perwakilan 20 negara.
Beny menambahkan, untuk mengurangi emisi karbon di Malioboro, saat ini masih dilakukan kebijakan yang relatif persuasif, seperti melarang kendaraan bermotor melintas di waktu tertentu, tepatnya pukul 18.00 hingga 21.00 WIB.
Beny mengakui tak mudah mewujukan Malioboro full pedestrian karena banyak sektor ekonomi terikat di dalamnya. Pelaku usaha di Malioboro mungkin akan kesulitan memasok barang dagangan jika dilarang menggunakan kendaraan bermotor.
Tanpa akses ke jalan protokol (utama) di Malioboro, para pemilik toko yang berderet dari ujung utara ke selatan tentu akan kesulitan untuk distribusi barang dagangannya.
"Toko-toko (di sisi timur dan barat) perlu keluar masuk barang dagangannya," kata dia.
Menggunakan kendaraan listrik
Sebagai pengganti kendaraan bermotor di Malioboro, Pemda Yogyakarta mempertimbangkan penggunaan kendaraan listrik. Termasuk layanan publik seperti bus Trans Jogja.
Area penyangga seperti Taman Parkir Abu Bakar Ali juga direncanakan dipindah tapi tidak dalam waktu dekat.
Untuk kendaraan listrik, Beny mengatakan harga kendaraan listrik saat ini masih tergolong mahal serta belum tersedianya fasilitas Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik (SPKLU).
Pelaksana Tugas Dinas Perhubungan (Dishub) DIY Sumariyoto mengatakan pihaknya akan memproduksi sebanyak 38 unit becak listrik di 2023 ini. Dengan begitu, pengurangan emisi bisa lebih masif.
Konversi becak motor maupun kayuh menjadi listrik rencananya akan dilakukan secara bertahap dengan sasaran sebanyak 800 pengemudi becak di Yogyakarta termasuk di Malioboro.
PRIBADI WICAKSONO
Pilihan Editor: Komite UNESCO Datang, Kaji Usulan Sumbu Filosofi Yogyakarta Sebagai Warisan Dunia