Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Turis Asing di Tokyo Sering Melakukan Enam Kesalahan Ini, Dinilai Tidak Sopan

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Seorang Geisha berjalan di deretan rumah Geisha, yang terletak di distrik Miyagawacho. Foto Vallecillos, menghadirkan sebuah wawasan langka, tentang tradisi unik yang bernama Geisha, tradisi yang bertahan selama 400 tahun ini, tetap bertahan di era modern. Jepang, 7 Mei 2015. Dailymail
Seorang Geisha berjalan di deretan rumah Geisha, yang terletak di distrik Miyagawacho. Foto Vallecillos, menghadirkan sebuah wawasan langka, tentang tradisi unik yang bernama Geisha, tradisi yang bertahan selama 400 tahun ini, tetap bertahan di era modern. Jepang, 7 Mei 2015. Dailymail
Iklan

TEMPO.CO, JakartaTokyo, ibu kota Jepang, adalah salah satu kota terbesar di dunia. Kota metropolitan ini merupakan salah satu tujuan wisata paling populer di Asia. Pada 2019, lebih dari 15 juta orang mengunjungi kota ini. Terkenal dengan lanskap kotanya yang luas, tempat ini juga dipenuhi dengan surga alam seperti Taman Ueno dan Taman Istana Kekaisaran.

Meski ramah wisatawan, turis asing sebaiknya mengikuti kebiasaan orang Jepang. Seorang DJ dan guru bahasa Inggris asal Amerika Serikat, Justin Miller, mengatakan bahwa selama 12 tahun dia tinggal di kota ini, dia telah melihat turis melakukan kesalahan yang sama saat berkeliling kota.

Berikut adalah enam kesalahan paling umum yang sering dilakukan turis. 

1. Norma sosial saat makan di luar 

Makan di luar adalah hal biasa bagi orang Jepang. Tapi ada satu hal yang tidak biasa di sini, yakni memberi tip. "Selama bertahun-tahun, saya telah melihat orang-orang bereaksi berbeda ketika harus memberi tip. Beberapa orang tampak terhina ketika saya mencoba memberikan tip kepada mereka, yang lain dengan senang hati menerima tip," kata dia. Tidak apa-apa menawarkan tip ke pelayan restoran, tapi jangan bersikeras mereka menerima uang karena itu dapat dianggap tidak sopan.

Saat bersantap di restoran di Tokyo, jangan menunggu pelayan datang dan mengambil pesanan. Sebaliknya, hubungi pelayan dengan suara keras dan ucapkan "sumimasen" atau "permisi" dalam bahasa Jepang. Beberapa restoran memiliki tombol bagi pengunjung untuk membunyikan bel untuk menarik perhatian pelayan.

Kesopanan adalah bagian besar dari budaya Jepang, tapi beberapa turis berlebihan dan mengucapkan terima kasih sampai pada tingkat yang membuat orang tidak nyaman. Jadi hindari terlalu banyak berterima kasih kepada pekerja restoran karena banyak dari merasa hanya melakukan pekerjaan mereka.

2. Jangan masuk rumah atau restoran tradisional dengan sepatu

Seperti di banyak negara di Asia, melepas sepatu merupakan kebiasaan di Jepang saat memasuki rumah, restoran tertentu, atau ryokan (hotel tradisional Jepang). Banyak orang Jepang menjaga kebersihan bagian dalam bangunan dan menghindari meletakkan benda-benda yang menyentuh tanah, seperti sepatu, di lantai. Sering ada lemari untuk menyimpan sepatu di dekat pintu masuk. Atau letakkan sepatu di area genkan, yakni area pintu masuk yang biasanya lebih rendah dari lantai rumah, lalu balikkan sepatu ke arah pintu. Biasanya tuan rumah juga menyediakan sandal khusus untuk di dalam ruangan. 

Di banyak rumah dan restoran tradisional, orang makan sambil duduk di atas tatami, atau tikar jerami. Tas juga jarang menyentuh tanah di dalam ruangan, kebanyakan kafe dan restoran akan memberi keranjang kecil untuk menyimpan tas Anda.

3. Jangan bicara keras di angkutan umum

Secara umum, berbicara dengan suara keras di kereta atau di ruang publik tidak dianggap tidak sopan, hal yang sama juga berlaku untuk berbicara di telepon, terutama di angkutan umum. Jadi, tunggu sampai turun dari kereta untuk menerima panggilan telepon agar tidak membuat penumpang lain merasa tidak nyaman.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

4. Hindari daerah ramai turis

Tokyo memiliki salah satu pemandangan kehidupan malam paling semarak di dunia, dengan sekitar 30.000 bar. Tetapi tidak semua bar dibuat sama, beberapa telah menjadi terlalu banyak dikunjungi dan mungkin tidak layak. Misalnya, Golden Gai di Shinjuku dulunya adalah jalan bar kecil yang luar biasa, tetapi sekarang, terlalu banyak turis yang berbondong-bondong ke sana. Temukan bar kecil keren di tempat lain, seperti Rhythm Cafe di Shibuya.

Objek wisata terkenal lainnya adalah Tokyo Skytree, sebuah observatorium dengan pemandangan kawasan metropolitan. Tapi itu bisa sangat membosankan. Lebih baik cari pemandangan indah dari Museum Seni Mori atau Gedung Metropolitan Shinjuku. 

5. Jangan makan sambil berjalan 

Di Jepang, orang menghindari makan sambil berjalan karena dianggap tidak sopan. Jadi, pilih makan di restoran.

Di restoran, porsi makanan lebih kecil dan orang hanya memesan apa yang bisa mereka makan, jadi turis harus mengikuti norma ini saat makan di Tokyo juga. Selain itu, sebagian besar restoran tidak menggunakan kotak take-out, karena undang-undang mengharuskan mereka memiliki lisensi terpisah untuk melakukannya.

6. Hati-hati pesan makanan vegetarian

Di Tokyo, banyak orang tidak menganut vegetarianisme atau veganisme, jadi agak sulit mencari restoran vegetarian. Jadi bagi wisatawan yang mencari makanan vegan, pastikan menjelaskan secara spesifik tentang apa yang tidak boleh dimakan. Beberapa restoran dengan senang hati memperhatikan permintaan pelanggannya.

INSIDER | JAPAN GUIDE

Pilihan Editor: Kesalahan yang Sering Dibuat Wisatawan di Tokyo

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

2 jam lalu

Produk fesyen Mylea dari Mycotech Lab (MYCL) yang terbuat dari jamur miselium (mycelium). Dok: MYCL
Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.


Hari Ini 75 Tahun Kepergian Chairil Anwar, Sastrawan Pelopor Angkatan 45

4 jam lalu

Untuk memperingati 100 tahun usia Chairil Anwar, Galeri Salihara Jakarta menggelar pameran bertajuk
Hari Ini 75 Tahun Kepergian Chairil Anwar, Sastrawan Pelopor Angkatan 45

Menurut Abdul Hadi WM dalam ceramahnya Peringatan 30 Tahun Wafatnya Penyair Chairil Anwar mengatakan penamaan Angkatan 45 datang dari Chairil Anwar.


7 Fakta Menarik Laga Perempat FInal Piala Asia U-23 2024, Kiprah Timnas Indonesia Jadi Sorotan

8 jam lalu

Suporter Indonesia memberi dukungan saat pertandingan  Timnas U-23 Indonesia melawan Timnas U-23 Korea Selatan pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar, Jumat 26 April 2024.. Timnas U-23 Indonesia lolos ke semifinal Piala Asia U-23 setelah mengalahkan Korea Selatan melalui adu pinalti dengan agregat 11-10, setelah sebelumnya bermain imbang dengan skor 2-2. ANTARA FOTO/HO-PSSI
7 Fakta Menarik Laga Perempat FInal Piala Asia U-23 2024, Kiprah Timnas Indonesia Jadi Sorotan

Piala Asia U-23 2024 mulai mendekati laga puncak. Empat tim akan bersaing pada babak semifinal yang akan dimainkan hari Senin, 29 April 2024.


Jatuh Bangun Konosuke Matsushita Dirikan Perusahaan Elektronik Panasonic 93 Tahun Lalu

8 jam lalu

Konosuke Matsushita. Wikipedia.org
Jatuh Bangun Konosuke Matsushita Dirikan Perusahaan Elektronik Panasonic 93 Tahun Lalu

Pada 35 tahun lalu, pengusaha Jepang Konosuke Matsushita pendiri Panasonic Corporation meninggal. Ini kisahnya membangun perusahaan elektronik itu.


Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

8 jam lalu

Gunung Fuji Jepang (Pixabay)
Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

Foto Gunung Fuji yang berdiri megah di delakang toko Lawson itu menarik bagi wisatawan asing


Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

21 jam lalu

Kowloon Motor Bus Hong Kong. Unsplash.com/Wanghao Shang
Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan


OpenAI Memperluas Ekspansi dengan Membuka Kantor di Tokyo

1 hari lalu

Ilustrasi OpenAI. REUTERS/Dado Ruvic
OpenAI Memperluas Ekspansi dengan Membuka Kantor di Tokyo

OpenAI berekspansi ke Asia dengan membuka kantor baru di Tokyo, Jepang. Perusahaan ini merilis model GPT-4 yang dioptimalkan untuk Jepang.


Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.


Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Kisah Komikus Jepang Sindir Indonesia Lebih Pilih Cina 6 Tahun Lalu

1 hari lalu

Rute Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Diubah
Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Kisah Komikus Jepang Sindir Indonesia Lebih Pilih Cina 6 Tahun Lalu

Jauh sebelum wacana kereta cepat Jakarta-Surabaya, ada komikus yang pernah sindir Indonesia lebih pilih Cina dari pada Jepang.


Turis Cina Kembali ke Thailand untuk Berterima Kasih setelah Diselamatkan Lima Tahun Lalu

2 hari lalu

Wang Nan memeluk satu dari empat petugas yang menyelamatkannya lima tahun lalu di Pha Taem National Park Thailand (Dok. Pha Taem National Park Office)
Turis Cina Kembali ke Thailand untuk Berterima Kasih setelah Diselamatkan Lima Tahun Lalu

Turis Cina itu sedang hamil saat didorong suaminya ke tebing di sebuah taman nasional Thailand lima tahun lalu.