Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Jemparingan, Warga Dusun Soka Bantul Lestarikan Kebudayaan sekaligus Olahraga Tradisional

image-gnews
Warga melakukan jemparingan di Dusun Soka, Bantul, Yogyakarta. Foto dok: Rachel Farahdiba R / TEMPO
Warga melakukan jemparingan di Dusun Soka, Bantul, Yogyakarta. Foto dok: Rachel Farahdiba R / TEMPO
Iklan

TEMPO.CO, JakartaJemparingan adalah olahraga panahan khas Kerajaan Mataram Islam yang berasal dari Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Eksistensi jemparingan dapat ditarik jauh sejak awal keberadaan Kesultanan Yogyakarta.

Raja pertama Kasultanan Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono I menggerakkan pengikutnya untuk belajar panahan sebagai langkah menjadi seorang ksatria dengan sifat percaya diri disertai rendah hati, semangat, tanggung jawab, dan konsentrasi.

Awalnya, olahraga ini hanya dilaksanakan di lingkungan keluarga Kerajaan Mataram dan menjadi perlombangan para prajurit kerajaan dengan menggunakan bambu. Namun, selama perkembangannya, jemparingan semakin banyak digemari oleh golongan rakyat biasa.  

Selama berjalannya waktu, beberapa daerah mulai menerapkan jemparingan sebagai olahraga dan bentuk kebudayaan Yogyakarta yang harus dilestarikan. Salah satu daerah yang masih menerapkan jemparingan berada di Dusun Soka, Bantul.

Awal mula hadirnya jemparingan di dusun ini sangat unik yang bermula dari wisata gowes dengan memiliki akses dua pintu dalam satu rute perjalanannya. Lalu, selama wisatawan melalui rute yang berada di dusun ini, pengelola jemparingan setempat menampilkan aksi jemparingan secara langsung.

Aksi ini bertujuan agar dapat menarik para wisatawan gowes untuk melakukan jemparingan sebagai bentuk pelestarian kebudayaan Jawa. Saat ini, peminat jemparingan di Dusun Soka cenderung banyak diikuti oleh kelompok ibu pembinaan kesejahteraan keluarga (PKK) setempat. 

Pelaksanaan jemparingan yang dianggap sebagai olahraga kerajaan ini memakan waktu cukup lama. Sebab, jemparingan dilakukan dengan ketepatan ukuran dan konsentrasi yang tinggi. Anak panah dengan busur yang digunakan ketika jemparingan harus diarahkan dengan tepat agar sesuai sasaran. Penerapan konsentrasi ini yang membedakan jemparingan dengan panahan dan olahraga lain. Tingkat fokus seseorang juga diuji dalam jemparingan. Pasalnya, para pemanah harus mengetahui berapa kemiringan dan kecepatan anak panah untuk bisa tepat sasaran. 

Selain itu, para pemanah jemparingan tidak membidik anak panah untuk jatuh tepat sasaran dengan mata, tetapi memosisikan busur di hadapan perut yang dilandaskan pada perasaan pemanah. Posisi ini memiliki makna agar cita-cita seseorang dapat tercapai sesuai dengan konsentrasi masing-masing. Semakin tinggi tingkat konsentrasi, semakin besar pula cita-cita dapat terwujud.

Selain itu, saat membidik, anak panah juga dapat diposisikan sedikit miring sehingga dapat dibidik dengan mata. Biasanya, jemparingan dilakukan dengan cara duduk bersila yang menjadi perbedaan paling utama dengan olahraga lainnya.

Selain waktu, jemparingan yang terlihat mudah untuk dilakukan juga membutuhkan banyak tenaga. 

“Banyak orang yang mengira bahwa jemparingan mudah dilakukan dan tidak melelahkan. Padahal, jemparingan yang hanya dimainkan tiga kali saja sudah membuat seseorang lelah, terutama pemula,” kata Sugiyanto, pengelola jemparingan di Dusun Soka, Bantul pada 31 Juli 2023.

Adapun, alat-alat yang digunakan untuk melakukan jemparingan sebagai berikut, yaitu:

  1. Busur atau gandewa yang terdiri dari pegangan busur, lar (bilah), dan tali busur,
  2. Sasaran anak panah atau bandulan,
  3. Bola kecil sebagai pengurangan nilai bagi pemanah yang mengenakannya. 

Bagi para pemula yang ingin melakukan jemparingan penting untuk mengikuti setiap tata cara, mulai dari sikap memegang busur sampai melepaskan anak panah. Sebab, tata cara tersebut harus diterapkan untuk menjaga keamanan para pemanah. Setiap cara jemparingan di Dusun Soka, Bantul ini masih berlandaskan pada filosofi jemparingan sebagai sarana melatih konsentrasi yang dibawa dari Kerajaan Mataram Islam. Dengan demikian, jemparingan bukan sekadar sebuah olahraga dan menarik wisatawan, melainkan juga bentuk pelestarian kebudayaan Jawa sejak Raja Pertama Yogyakarta.

Pilihan Editor: Mengenal Jemparingan, Olahraga Panahan Tradisional ala Kerajaan Mataram

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Koperasi di Lereng Merapi Yogyakarta Siapkan Paket Eduwisata Belajar Seru Beternak Sapi

1 jam lalu

Suasana peternakan sapi di Koperasi Samesta yang berada di Kecamatan Cangkringan, lereng Gunung Merapi Sleman Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Koperasi di Lereng Merapi Yogyakarta Siapkan Paket Eduwisata Belajar Seru Beternak Sapi

Untuk menuju lokasi, wisatawan nantinya bisa memanfaatkan paket dalam jip wisata lava tour Lereng Merapi Yogyakarta.


Laguna Pengklik di Pesisir Selatan Yogyakarta Tawarkan Wisata Naik Kano Berlatar Mangrove

1 hari lalu

Laguna Pengklik Pantai Samas Bantul Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Laguna Pengklik di Pesisir Selatan Yogyakarta Tawarkan Wisata Naik Kano Berlatar Mangrove

Wisata Laguna Pengklik tercatat sebagai obyek wisata air dan konservasi pantai selatan Yogyakarta.


Atlet Panahan Indonesia Arif Dwi Pangestu Lolos ke Babak 32 Besar Nomor Recurve Individu Putra Olimpiade Paris 2024

1 hari lalu

Pemanah Indonesia Arif Dwi Pangestu (kiri). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Atlet Panahan Indonesia Arif Dwi Pangestu Lolos ke Babak 32 Besar Nomor Recurve Individu Putra Olimpiade Paris 2024

Atlet panahan Indonesia, Arif Dwi Pangestu, melangkah ke babak 32 besar nomor recurve individu putra Olimpiade Paris 2024.


Atlet Panahan Korea Selatan, Lim Si-hyeon, Pecahkan Rekor Dunia Nomor Individu di Olimpiade Paris 2024

1 hari lalu

Atlet panahan Korea Selatan Lim Si-hyeon berpose seusai memecahkan rekor dunia nomor recurve individu putri di babak kualifikasi Olimpiade Paris 2024 yang digelar di Invalides Arena, Paris, Kamis (25/07/2024). (ANTARA/AFP/PUNIT PARANJPE).
Atlet Panahan Korea Selatan, Lim Si-hyeon, Pecahkan Rekor Dunia Nomor Individu di Olimpiade Paris 2024

Atlet panahan Korea Selatan, Lim Si-hyeon, memecahkan rekor dunia nomor recurve individu putri di babak kualifikasi Olimpiade Paris 2024.


Tim Panahan Recurve Putri Indonesia Lolos ke 32 Besar Olimpiade Paris 2024 setelah Raih Posisi 7 di Kualifikasi

1 hari lalu

Pemanah putri Indonesia Diananda Choirunisa mengangkat jempol saat berjalan usai mengambil anak panah saat mengikuti babak kualifikasi panahan nomor perorangan putri Olimpiade Paris 2024 di Esplanade des Invalides, Paris, Prancis, Kamis (25/7/2024). Diananda Choirunisa berada di posisi enam dengan poin 670, Rezza Octavia menempati urutan 32 dengan poin 650 dan Syifa Nur Afifah Kamal menempati urutan 43 dengan poin 640. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/aww. (WAHYU PUTRO A/Wahyu Putro A).
Tim Panahan Recurve Putri Indonesia Lolos ke 32 Besar Olimpiade Paris 2024 setelah Raih Posisi 7 di Kualifikasi

Tim panahan recurve putri Indonesia lolos ke babak 32 besar setelah meraih posisi ketujuh pada kualifikasi Olimpiade Paris 2024.


Polisi Periksa Saksi dan CCTV, Mahasiswa Yogya Tewas Kecelakaan Diduga Hindari Orang Bawa Senjata Tajam

1 hari lalu

Ilustrasi tewas atau jenazah atau jasad. shutterstock.com
Polisi Periksa Saksi dan CCTV, Mahasiswa Yogya Tewas Kecelakaan Diduga Hindari Orang Bawa Senjata Tajam

Polisi mengungkap dugaan pemicu kecelakaan tunggal yang menyebabkan seorang mahasiswi tewas pada Sabtu dini hari di Jalan Kusumanegara.


Selain Kampung UFO, Yogyakarta Punya Kampung Alien yang Punya Program Edukasi Astronomi

1 hari lalu

Kampung Alien di Nanggulan Kulon Progo Yogyakarta. Dok. Istimewa
Selain Kampung UFO, Yogyakarta Punya Kampung Alien yang Punya Program Edukasi Astronomi

Kampung Alien di Kembang Nanggulan Kulon Progo itu terinspirasi dari cerita warga turun-temurun yang pernah melihat fenomena langit di daerah itu.


Polres Kota Yogyakarta Selidiki Mahasiswa Tewas Kecelakaan karena Diduga Hindari Klitih

1 hari lalu

Ilustrasi kecelakaan motor. all-free-download.com
Polres Kota Yogyakarta Selidiki Mahasiswa Tewas Kecelakaan karena Diduga Hindari Klitih

Polres Kota Yogyakarta tengah menyelidiki viralnya kasus kecelakaan tunggal yang menyebabkan seorang mahasiswi tewas Sabtu dini hari 20 Juli 2024.


Cucu Pendiri Muhammadiyah Kantongi Surat Tugas Golkar Maju Calon Walikota Yogyakarta

1 hari lalu

Partai Golkar resmi memberikan surat tugas kepada Afnan Hadikusumo (kanan) sebagai calon Wali Kota Yogyakarta untuk berlaga di Pilkada Kota Yogyakarta 2024. Dok.istimewa
Cucu Pendiri Muhammadiyah Kantongi Surat Tugas Golkar Maju Calon Walikota Yogyakarta

Afnan, cucu pendiri Muhammadiyah, sebelumnya bersaing ketat dengan sejumlah kandidat dalam memperebutkan rekomendasi Golkar.


5 Hal Menarik di Jogja International Kite Festival di Pantai Parangkusumo Akhir Pekan Ini

2 hari lalu

Festival Layang-layang Internasional atau Jogja International Kite Festival di Pantai Parangkusumo Yogyakarta. Dok.istimewa
5 Hal Menarik di Jogja International Kite Festival di Pantai Parangkusumo Akhir Pekan Ini

Festival Layang Layang Internasional atau Jogja International Kite Festival (JIKF) 2024 bakal digelar Sabtu-Minggu, 27-28 Juli di Pantai Parangkusumo, Bantul Yogyakarta.