Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Keunikan Rumah Adat Kalimantan Barat dan Sejarahnya

Reporter

image-gnews
Rumah Adat Radakng. Foto: Kemenparekraf.
Rumah Adat Radakng. Foto: Kemenparekraf.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Keberagaman budaya Indonesia memang sangat menakjubkan, mulai dari adat istiadat, kuliner, baju adat, hingga rumah adat megah dan super unik. Apalagi rumah adat Kalimantan Barat terkenal sangat besar dan mewah karena ditinggali oleh dua suku besar Indonesia yakni suku Dayak dan orang Melayu.

Rumah adat di Kalimantan Barat disebut sebagai Radakng yakni rumah adat Suku Dayak dengan 50 ruangan yang memiliki panjang 138 meter dan lebar sekitar 6-7 meter. Sebab itu pula, rumah adat ini umumnya ditopang dengan tiang penyangga agar aman apabila menghadapi bencana alam dan binatang buas. Mari ketahui keunikan dan sejarah rumah adat Kalimantan Barat berikut ini.

Sejarah Rumah Adat Kalimantan Barat

Kalimantan Barat didominasi oleh suku Dayak dengan total 43,1% sementara etnis lain merupakan bangsa Melayu, suku Jawa, Tionghoa, Madura, Bugis, Sunda, Batak, Banjar, dan lainnya. Memiliki area topografi dengan banyak sungai kecil, maka Kalimantan Barat disebut sebagai provinsi seribu sungai.

Sungai-sungai tersebut masih aktif digunakan sebagai akses menuju daerah pedalaman. Sebab itulah, budaya dan adat istiadat di Kalimantan Barat masih dilestarikan. Salah satunya adalah keunikan rumah adat Kalimantan Barat yang disebut sebagai Rumah Panjang, Rumah Adat Betang, Rumah Adat Baluk, dan Rumah Adat Melayu.

Rumah adat Kalimantan Barat memiliki tiga jenis utama yakni rumah adat Radakng, rumah adat Baluk, dan rumah adat Melayu. Ciri khas rumah adat Radakng yakni memiliki panjang 180 meter, lebar 30 meter, tinggi 5-8 meter, dan memiliki 50 ruangan. Semmentara rumah adat Baluk digunakan untuk acara adat atau ritual tahunan yang disebut nyobeng. Terakhir, rumah adat Melayu dengan gaya arsitektur seperti bangunan jawa dan adat segitiga dengan tinggi 30 derajat untuk melancarkan sirkulasi udara ruangan.

Keunikan Rumah Adat Kalimantan Barat 

Menparekraf Sandiaga Uno ketika mengunjungi Rumah Adat Radakng. Foto: Kemenparekraf.

1. Ditinggali Puluhan Kepala Keluarga

Keunikan rumah adat Kalimantan Barat, khususnya rumah Radakng atau Rumah Panjang dengan panjang 300 meter ini ditinggali oleh 60 kepala keluarga. Sebab itulah, rumah Radakng dijadikan sebagai simbol persatuan masyarakat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan suku Dayak.

2. Rumah Harus Menghadap Matahari Terbit

Membuat rumah bukan hanya sekedar bisa berdiri saja, sebab rumah adat Kalimantan Barat yang bernama rumah Radakng harus menghadap ke arah matahari terbit yang bertujuan untuk mendapatkan vitamin D, menghemat energi lampu, sekaligus menyehatkan tubuh. Begitupun dengan filosofi yang mengatakan bahwa rumah menghadap matahari dapat diartikan sebagai kerja keras karena seseorang pasti akan pulang ke rumah sebelum matahari terbenam.

3. Didominasi Material Kayu

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Keunikan rumah adat Kalimantan Barat yakni didominasi kayu ulin yang diberi sekat papan kayu, sementara lantai rumahnya bisa menggunakan kayu, bambu, atau batang pinang. Tanaman langka yang disebut kayu ulin ini, masih digunakan sebagai bahan bangunan karena sifatnya yang tahan terhadap segala perubahan cuaca ekstrem dan antirayap.

4. Anak Tangga Harus Ganjil

Rumah adat Radakng atau rumah panjang memiliki keunikan dengan jumlah anak tangga yang harus ganjil, dengan ukuran lebar tangga sekitar 90 cm hingga 120 cm. Tujuan jumlah tangga harus ganjil adalah supaya para penghuni rumah dijauhkan dari kesulitan hidup dan diberikan rezeki berlimpah.

5. Miliki Pilar Besar dengan Lukisan Suku Dayak

Pilar besar dengan ukiran dan lukisan suku Dayak menjadi ciri khas rumah adat di Kalimantan Barat, umumnya motif yang dilukis berbentuk binatang seperti enggang, naga, dan anjing. Kemudian, ada pula yang berbentuk bunga, tanaman, perisai, hingga wajah manusia. Setiap lukisan memiliki makna, seperti burung enggang dan naga berarti penguasa alam dan kesucian, sementara perisai diartikan sebagai pertahanan suku Dayak.

tulah keunikan rumah adat Kalimantan Barat dan sejarahnya yang perlu diketahui agar tetap bisa dilestarikan secara turun temurun.

NUR QOMARIYAH

Pilihan Editor: Akhir Bulan Lalu Jokowi Kunjungi Suku Dayak, Apa Saja Rumpun Suku Ini?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Racikan Rempah Tanah Melayu yang Menggoyang Lidah

4 hari lalu

Nasi minyak dan lauknya di makan berhidang Pulau Penyengat, Kepulauan Riau. TEMPO/Dian Yuliastuti
Racikan Rempah Tanah Melayu yang Menggoyang Lidah

Banyak masakan yang diracik dengan bumbu atau rempah yang hampir sama, tetapi hasil masakannya memiliki cita rasa yang berbeda.


Pendeta Victor Rarung Bertemu Tokoh Suku Dayak, Panglima Jilah

8 hari lalu

Panglima Jilah (hitam) bersama Pdm. Victor Rarung (merah), di Tanah Kalimantan, Rabu, 17 Juli 2024. Dok. PDIP
Pendeta Victor Rarung Bertemu Tokoh Suku Dayak, Panglima Jilah

Rarung menyampaikan tujuannya ke Kalimantan untuk melaksanakan penginjilan.


Petinju Daud Yordan Menjadi Anggota DPD RI, Ini Profil dan Berbagai Gelar Juara Si Cino

12 hari lalu

Daud Yordan. Antara
Petinju Daud Yordan Menjadi Anggota DPD RI, Ini Profil dan Berbagai Gelar Juara Si Cino

Petinju Daud Yordan merambah profesi lain, ia terpilih sebagai anggota DPD RI untuk daerah pemilihan Kalimantan Barat. Ini profilnya.


Desa Hilisimaetano, Hadirkan Seni Budaya Nias Selatan

42 hari lalu

Lembaga Adat Desa Hilisimaetano DOK FIFIA-TEMPO
Desa Hilisimaetano, Hadirkan Seni Budaya Nias Selatan

Maniamolo Fest 2024 diselenggarakan pada 14 - 16 Juni 2024.


Jalankan Putusan MK, KPU Kalbar Siapkan PSU di Kabupaten Sintang

43 hari lalu

Ketua Hakim Konstitusi Suhartoyo (tengah) bersama delapan hakim konstitusi memimpin sidang putusan dismissal perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu, 22 Mei 2024. Mahkamah Konstitusi menggelar sidang putusan dismissal terhadap 52 gugatan dalam perkara PHPU Pileg 2024. ANTARA/Dhemas Reviyanto
Jalankan Putusan MK, KPU Kalbar Siapkan PSU di Kabupaten Sintang

Persiapan KPU Kalbar mencakup penyusunan surat tindak lanjut yang akan dibuat KPU RI perihal pelaksanaan PSU.


Tampil di Batam, Roger Kajol Berharap Lagu Melayu Terus Dilestarikan

48 hari lalu

Penampilan Roger Kajol dalam acara pembukaan Kenduri Seni Melayu di Harbourbay Batam, Jumat, 7 Juni 2024. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Tampil di Batam, Roger Kajol Berharap Lagu Melayu Terus Dilestarikan

Artis kenamaan Malaysia Roger Kajol berhasil menghibur warga Batam dalam acara kenduri seni Melayu di Harbour Bay Batam


Sejarah Istana Niat Lima Laras yang Dibangun setelah Raja Selamat dari Kejaran Belanda

48 hari lalu

Istana Niat Lima Laras (Kab. Batubara)
Sejarah Istana Niat Lima Laras yang Dibangun setelah Raja Selamat dari Kejaran Belanda

Istana Niat Lima Laras dibangun untuk memenuhi nazar raja setelah selamat dari kejaran Belanda yang saat itu melarang berdagang hasil bumi.


Setelah Berstatus Cagar Budaya, Istana Niat Lima Laras di Kabupaten Batubara akan Direvitalisasi

48 hari lalu

Penjabat Bupati Batubara Nizhamul bersama para zuriat usai memasang plang Cagar Budaya di halaman Istana Niat Lima Laras. Foto: Istimewa
Setelah Berstatus Cagar Budaya, Istana Niat Lima Laras di Kabupaten Batubara akan Direvitalisasi

Istana Niat Lima Laras merupakan peninggalan suku Melayu di Sumatra Utara, didirikan pada 1912.


Kenduri Seni Melayu 2024 Dibuka, 250 Pelaku Seni dari Singapura hingga Myanmar Tampil di Batam

49 hari lalu

Penampilan peserta asal Malaysia di acara Kenduri Seni Melayu ke-26 di Lapangan Parkir Harbourbay, Batam, Jumat, 7 Juni 2024. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Kenduri Seni Melayu 2024 Dibuka, 250 Pelaku Seni dari Singapura hingga Myanmar Tampil di Batam

Selama 7-9 Juni 2024, Kenduri Seni Melayu diisi pertunjukan seni, permainan rakyat, seminar budaya, pelatihan tari tradisional, hingga kuliner Melayu.


Aktivitas PT Mayawana Persada Diduga Sebabkan Deforestasi dan Penggusuran Tanah Adat

55 hari lalu

Hutan tanaman industri (HTI) PT. Mayawana Persada. Foto : Walhi
Aktivitas PT Mayawana Persada Diduga Sebabkan Deforestasi dan Penggusuran Tanah Adat

PT Mayawana Persada diduga melakukan aktivitas yang menyebabkan deforestasi sekaligus penggusuran tanah adat masyarakat di Kalimantan.