Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Festival Desa Delod Peken Jadi Ajang Promosi Warisan Budaya Tradisional kepada Generasi Muda

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Pementasan tarian tradisional Tabanan dalam Festival Desa Delod Peken, Tabanan, Bali. ANTARA/HO-Humas Pemkab Tabanan
Pementasan tarian tradisional Tabanan dalam Festival Desa Delod Peken, Tabanan, Bali. ANTARA/HO-Humas Pemkab Tabanan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Tabanan, Bali menggelar Festival Desa Delod Peken untuk mempertahankan dan mempromosikan warisan budaya tradisional kepada generasi muda. Festival budaya Desa Delod Peken ke-5 itu juga bertujuan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk belajar dan memahami lebih dalam tentang budaya mereka sendiri.

Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan festival budaya Desa Delod Peken Tabanan yang melibatkan banyak pihak terutama para seniman, Seka Teruna, dan juga komunitas Banjar Adat setempat.

Pergelaran festival itu diyakini memperkuat identitas budaya lokal serta memberikan kesadaran
akan pentingnya tradisi, seni, adat, praktik budaya, dan juga perkembangan ekonomi masyarakat.
"Adanya festival atau pun kesenian dalam festival adalah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat. Dari krama, oleh krama, untuk krama, sebagai penikmatnya, inilah salah satu
manfaatnya," kata Sanjaya, di Tabanan, Bali, Sabtu, 15 Juli 2023.

Sanjaya mengatakan keterlibatan semua pihak sangat penting dalam festival itu mengingat
tujuannya adalah untuk mempertahankan dan mempromosikan warisan budaya tradisional
masyarakat Tabanan.

"Generasi mendatang mempunyai kesempatan untuk belajar dan lebih memahami tentang
budaya sendiri, terlebih Desa Delod Peken dulunya memiliki maestro seni yang gaungnya
sampai ke manca negara yang harus terus diregenerasi," katanya. Seperti maestro seni Tabanan I Ketut Maria yang melegenda dengan Tari Oleg Tamulilingan, Tari Gebyar Duduk, hingga Tari Terompong.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gede Sanjaya berharap melalui festival ini akan lahir kembali legenda-legenda baru yang
mengikuti jejak maestro seni terdahulu, sehingga tidak menjadi kenangan semata. Dia juga berencana mencanangkan ajang seperti ini menjadi suatu kebanggaan yang terus
dilakukan secara terus menerus.

Sementara itu, Perbekel Desa Delod Peken I Gede Komang Restan Wisnawa menjelaskan
bahwa festival ini diselenggarakan sebagai bentuk kontribusi Desa Delod Peken mewujudkan
visi Pemerintah Kabupaten Tabanan menuju Tabanan era baru yang aman, unggul, dan madani
(AUM). Festival Desa Delod Peken kali ini melibatkan semua pihak termasuk lintas agama atau pun
etnis, seka teruna, dan komunitas yang ada di seluruh Banjar Adat yang ada di Desa Delod
Peken.

Pilihan editor: Festival Krakatau 2023, Pawai Topeng Lampung dan Sejarah di Baliknya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cara Perpustakaan Pikat Pembaca Muda

4 jam lalu

Cara Perpustakaan Pikat Pembaca Muda

Sejumlah perpustakaan asing milik kedutaan besar negara sahabat di Jakarta berbenah untuk menarik lebih banyak anak muda, khususnya generasi Z.


Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

2 hari lalu

Ilustrasi anak sedang menggambar/UNICEF
Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.


Rokok Elektrik dan Konvensional Miliki Bahaya yang Sama

7 hari lalu

Ilustrasi rokok elektrik. Christopher Furlong/Getty Images
Rokok Elektrik dan Konvensional Miliki Bahaya yang Sama

Tim IDI Medan mengatakan risiko penggunaan rokok elektrik serupa dengan rokok konvensional. Keduanya memiliki bahaya ketergantungan yang sama.


Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

10 hari lalu

UOB Media Literacy Circle bersama dengan OJK dan Pendiri Sekolah Cikal mengenai literasi keuangan bagi generasi muda, termasuk mengenai Pinjol pada 24 April 2024/UOB
Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

Najeela Shihab menilai kualitas hubungan dalam keluarga sangatlah menentukan kemampuan seseorang untuk punya literasi keuangan yang baik.


Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

11 hari lalu

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

Bamsoet mendukung rencana touring kebudayaan bertajuk "Borobudur to Berlin. Global Cultural Journey: Spreading Tolerance and Peace".


Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

15 hari lalu

Wan Chai, Hong Kong. Unsplash.com/Letian Zhang
Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni


Kecakapan Finansial Penting Ditanam Sejak Usia Sekolah

48 hari lalu

Ilustrasi Siswa Belajar Soal Literasi Keuangan dalam FILTER (FInanciaL liTERacy Program)/ FILTER
Kecakapan Finansial Penting Ditanam Sejak Usia Sekolah

Pengetahuan dan kecakapan finansial setiap individu semakin penting untuk ditanamkan sejak usia sekolah. Harapannya bisa jadi bekal generasi muda.


Bagaimana Anak Muda Rusia Melihat Putin sebagai Pemimpin?

49 hari lalu

Egor Lvov, seorang mahasiswa dan aktivis politik, di Moskow, Rusia 26 Januari 2024. REUTERS/Evgenia Novozhenina
Bagaimana Anak Muda Rusia Melihat Putin sebagai Pemimpin?

Dalam pemilu yang diperkirakan dimenangkannya lagi, Putin akan menyalip Josef Stalin dan menjadi pemimpin Rusia yang paling lama.


Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

51 hari lalu

 Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Siti Nugraha Mauludiah (kedua dari kiri) dan Duta Besar Republik Federal Jerman untuk Indonesia Ina Lepel (kedua dari kanan) menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama tentang operasional Goethe-Institut di Indonesia di Goethe-Institut Jakarta, Kamis, 14 Maret 2024. Direktur Regional Goethe-Institut untuk Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru Dr Stefan Dreyer (kanan) dan Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Ani Nigeriawati (kiri) menyaksikan penandatanganan ini. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Jerman di Jakarta
Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

Indonesia dan Jerman menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama untuk meningkatkan dan mempromosikan hubungan budaya kedua negara.


Sifat yang Perlu Dimiliki Anak Muda untuk Bisa Bersaing

52 hari lalu

Ilustrasi Generasi Milenial. all-souzoku.com
Sifat yang Perlu Dimiliki Anak Muda untuk Bisa Bersaing

Ada beberapa sifat yang perlu dimiliki anak muda untuk bisa bersaing di dunia profesional. Apa saja itu?