TEMPO.CO, Magelang - Bank Indonesia atau BI berkontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi melalui digitalisasi sektor pariwisata di Jawa Tengah. Dukungan tersebut dilakukan BI melalui penguatan digitalisasi sistem pembayaran dan ekosistem pendukung.
Terkait hal tersebut, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Doni Primanto Joewono menuturkan, terjadi perubahan tren pariwisata pasca pandemi menjadi pariwisata berkualitas.
"Masyarakat saat ini cenderung memilih wisata yang bersifat berkelanjutan, menghindari keramaian dan menekankan pada aspek budaya dan komunitas lokal," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia, Doni Primanto Joewono, Jumat 7 Juli 2023 pada Talk Show Casual pada acara Angkringan Digital 2023 yang diselenggarakan di Taman Lumbini, Candi Borobudur.
Kegiatan Angkringan Digital digelar secara tematik mengusung tema “Peran Digitalisasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah melalui Pariwisata”.
Lebih lanjut, Doni menuturkan, Bank Indonesia memiliki empat strategi untuk meningkatkan sektor pariwisata. Adapun strategi yang dimaksud Doni antara lain sinergi kebijakan, promosi dan investasi melalui Unit Investor Regional, pemberdayaan UMKM pendukung, dan digitalisasi sistem pembayaran.
Baca Juga:
"Berdasarkan hasil asesmen Bank Indonesia, salah satu destinasi wisata dengan penerapan pariwisata berkualitas tertinggi adalah Taman Wisata Candi Borobudur," tuturnya.
Menurut dia, digitalisasi sistem pembayaran di sektor pariwisata merupakan salah satu aspek penting dalam pariwisata berkualitas. "Bank Indonesia mendorong digitalisasi dan penguatan interoperabilitas sistem pembayaran di ASEAN," ujarnya.
Doni menuturkan, peningkatan interoperabilitas sistem pembayaran melalui regional payment connectivity, memfasilitasi transaksi lintas negara, atau saat ini sudah diluncurkan QRIS Antarnegara yang telah bekerjasama dengan Thailand, Malaysia dan akan terus berkembang untuk negara ASEAN.
"Digitalisasi tersebut dapat meningkatkan wisatawan domestik dan internasional, serta meningkatkan perekonomian UMKM dan sektor pendukung pariwisata," kata dia.
Meski demikian, ia menilai, upaya tersebut juga perlu diimbangi dengan peningkatan literasi dan edukasi sistem pembayaran digital untuk meningkatkan perlindungan konsumen.
Sejalan dengan hal itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra menekankan beberapa langkah yang diambil Bank Indonesia untuk mengembangkan sektor pariwisata.
Adapun langkah yang diambil yaitu kerjasama dengan perusahaan teknologi dan lembaga keuangan untuk memperluas jaringan pembayaran digital di destinasi wisata, pendampingan UMKM melalui edukasi pemasaran dan onboarding digital, serta edukasi sistem pembayaran digital kepada masyarakat.
"Upaya digitalisasi sektor pariwisata di Jawa Tengah telah dilakukan dengan mendorong pengguna dan volume transaksi QRIS dan merchant QRIS yang didominasi UMKM, sebanyak 2,61 juta atau 98 persen dari total merchant QRIS di Jawa Tengah," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, digitalisasi sektor pariwisata juga didorong dengan promosi destinasi pariwisata melalui aplikasi Jejak Wisata Sejarah atau Jasirah. "Aplikasi tersebut sudah diluncurkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah," ucapnya.
Pilihan editor: Menparekraf Ingin Kembangkan Wisata Megalitikum: Potensinya Sangat Besar