Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mencicipi Es Krim Ragusa yang Legendaris Sejak 1932

image-gnews
Es Krim Ragusa. Foto: TEMPO | Arimbihp.
Es Krim Ragusa. Foto: TEMPO | Arimbihp.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Es krim adalah salah satu makanan pencuci mulut yang menjadi idola semua kalangan. Apalagi jika disantap siang hari, di saat terik matahari memanggang kepala atau kala stres. Cess, rasanya yang manis dan dingin langsung melumerkan penat dan panas di kepala.

Salah satu kedai es krim legendaris yang tak lekang oleh zaman adalah Kedai Es Krim Ragusa.yang berada di Jalan Veteran I No. 10, Gambir, Jakarta Pusat. Es Krim Ragusa ini usianya nyaris seabad. "Awalnya, Ragusa adalah milik dua orang bersaudara asal Italia  Luigi Ragusa dan Vincenzo Ragusa," kata Sias Mawarni Saputra saat ditemui Tempo, Rabu, 5 Juli 2023.

Menurut Sias, dua bersaudara asal Italia itu awalnya hendak belajar menjahit jas. "Pekerjaannya semula membuatkan jas buat Presiden Soekarno," ucapnya.

Dalam perjalanan belajar itu, Luigi dan Vincenzo bertemu seorang wanita Eropa yang memiliki peternakan sapi dan memberikan banyak susu sapi kepada mereka. "Susu sapi tersebut dimanfaatkan Luigi dan Vincenzo sebagai bahan untuk membuat es krim Italia yang ternyata banyak disukai," ujarnya.

Dari situlah, dua bersaudara itu mulai menjual es krim di Pasar Gambir atau yang kini populer dengan sebutan Jakarta Fair sejak 1932. "Kalau buka di pameran, hanya ramai satu tahun sekali, akhirnya Luigi dan Vincenzo membuka kafe di Citadelweg yang kini disebut Jalan Veteran I Nomor 10, Jakarta," ujarnya.

Seiring berjalannya waktu, Luigi dan Vincenzo tidak sempat untuk mengelola kedai Ragusa. Oleh sebab itu, Ragusa bersaudara memberikan toko es krim legendaris tersebut kepada salah satu karyawannya bernama Buntoro Kurniawan sekitar 1960-an. 

Buntoro adalah salah satu karyawan Ragusa bersaudara yang sudah dikenal saat masih lajang hingga menikah dengan Hj Sias.

Pasang Surut Es Krim Ragusa di Era Krisis Ekonomi

Perjalanan Sias dan sang suami mengelola Ragusa juga sempat diterpa badai. "Sewaktu masih menjadi karyawan pada 1947 sudah mengalami jumlah penjualan menurun drastis karena banyak pelanggan warga negara asing yang pulang ke negaranya lantaran banyak peristiwa berdarah di masa itu," kata Sias. Meski demikian, Ragusa mampu merangkak naik dan kembali merebut kejayaannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah Ragusa dihibahkan kepada suaminya, Sias kembali diterpa badai krisis moneter pada 1998 yang membuat penjualannya kacau bahkan tidak laku. Sayangnya, masa kabut krisis moneter pada 1998, turut melibas habis cabang Ragusa.

"Kami sempat tutup, banyak penjarahan di mana-mana termasuk mesin es krim saya dijarah. Kalau sekarang, ya berkurang karena pandemi," ujar Sias.

Perempuan sepuh yang masih semangat menyelesaikan studi S3 di Universitas Indonesia (UI) itu menuturkan, saat ini, satu-satunya cabang Ragusa yang bertahan dari dahulu hingga sekarang hanyalah yang berada di Jalan Veteran 1.

Bertahan dengan Cita Rasa Klasik dan Otentik

Sias menuturkan, ia memang sengaja tidak mengubah Ragusa menjadi kedai kekinian. Ia memilih tetap menggunakan bangku, meja dan interior jadul agar tidak kehilangan ciri khasnya.

Selain itu, Sias mengaku sengaja mendesain kedainya untuk bersantai dan menyantap es krim. "Jadi pengunjung biar bisa lebih menikmati, bukan bekerja atau hp-nan sendiri," tuturnya.

Saat ini, kedai masih memiliki menu es krim dengan harga terjangkau, mulai dari Rp15.000 hingga Rp32.000. "Kami sejak dulu hanya memiliki rasa dasar, vanila, cokelat, stroberi, dan nugat. Tapi signaturenya es krim spageti," ujarnya.

Pilihan Editor: 7 Es Krim Legendaris Indonesia, Termasuk Es Krim Ragusa dan Zangrandi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

19 jam lalu

Gondola di Kanal Venesia (Pixabay)
Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

Mulai 25 April, wisatawan harian di Venesia harus beli tiket masuk sebesar Rp86.000.


Milan Berencana Larang Penjualan Piza dan Es Krim Tengah Malam, Kenapa?

3 hari lalu

Pandangan umum gerbang kota Porta Garibaldi, setelah pemerintah Italia memberlakukan lockdown di utara negara itu, di Milan, Italia, Ahad, 8 Maret 2020. Karantina diberlakukan setelah jumlah kasus virus corona melonjak 25% dalam periode 24 jam menjadi 7.375, sementara kematian naik 57% menjadi 366. REUTERS/Flavio Lo Scalzo
Milan Berencana Larang Penjualan Piza dan Es Krim Tengah Malam, Kenapa?

Kebijakan melarang piza dan es krim tengah malam pernah ada satu dekade lalu, tapi ditentang warga Milan sehingga aturan ini ditinggalkan.


Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

3 hari lalu

Suasanan Venesia di Italia. Unsplash.com/Andreas M
Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

Kamis ini, yang merupakan hari libur di Italia, pengunjung Venesia diharuskan membeli tiket masuk seharga Rp87 ribu. Tidak berlaku untuk tamu hotel.


Terkini: Jokowi Keluhkan Rp 180 Triliun Hilang karena Pengobatan ke Luar Negeri, Es Krim Magnum Mengandung Plastik dan Logam

4 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Terkini: Jokowi Keluhkan Rp 180 Triliun Hilang karena Pengobatan ke Luar Negeri, Es Krim Magnum Mengandung Plastik dan Logam

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masyarakat berobat ke luar negeri. Es krim Magnum ditarik karena mengandung plastik


Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

4 hari lalu

Es Krim Magnum. Womensfreesamples.com
Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

BPOM angkat bicara soal keamanan produk es krim Magnum yang beredar di Indonesia.


Danau Como Dilanda Overtourism, Tarif Khusus untuk Pengunjung Harian sedang Dipertimbangkan

8 hari lalu

Danau Como, Italia. Unsplash.com/Lewis J Goetz
Danau Como Dilanda Overtourism, Tarif Khusus untuk Pengunjung Harian sedang Dipertimbangkan

Pemerintah sekitar Danau Como berencana meniru Venesia, yang menerapkan biaya khusus untuk pengunjung harian


Pemandian Kuno Caracella di Roma Kembali Berair setelah 1.000 Tahun, jadi Daya Tarik Turis

10 hari lalu

Reruntuhan Pemandian Kuno Caracella di Roma, Italia (Pixabay)
Pemandian Kuno Caracella di Roma Kembali Berair setelah 1.000 Tahun, jadi Daya Tarik Turis

Reruntuhan pemandian kuno ini menjadi tujuan wisata populer dan menjadi tuan rumah konser-teater di Roma.


Kemenhan Teken Kontrak Pengadaan Kapal Perang Fregat dari Italia

11 hari lalu

Dua kapal frigat FREMM rencananya akan dibangun di Indonesia dengan bantuan Fincantieri sebagai bagian transfer of technology, sedangkan empat kapal frigat FREMM akan dibangun di Fincantieri di Italia. Navalnews.com
Kemenhan Teken Kontrak Pengadaan Kapal Perang Fregat dari Italia

Kapal fregat pertama pesanan Kemenhan akan dikirimkan ke Indonesia dari Italia pada Oktober tahun ini.


Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

12 hari lalu

Ilustrasi digital nomad (Pixabay)
Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

Apa saja persyaratan untuk mendapatkan visa digital nomad di Italia atau Turki?


Kisah Orang Terkaya di Indonesia Hartono Bersaudara Beli Klub Sepak Bola Italia Como 1907 pada 2019

15 hari lalu

R. Budi Hartono dan Michael Hartono menempati posisi pertama daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia versi Forbes dengan kekayaan sebesar USD 38,8 miliar atau Rp 555,8 triliun. Hartono Bersaudara mendapatkan sebagian besar kekayaan dari investasi di BCA. Tetapi, akar kekayaan mereka berasal dari usaha rokok Djarum yang dimulai oleh ayah mereka dan sekarang dijalankan oleh putra sulung Budi, Victor Hartono. Selain itu, kepemilikan keluarga ini juga termasuk merek elektronik populer, Polytron, dan real estate utama di Jakarta. Forbes
Kisah Orang Terkaya di Indonesia Hartono Bersaudara Beli Klub Sepak Bola Italia Como 1907 pada 2019

Klub Sepak Bola Italia, Como 1907 ternyata milik orang terkaya di Indonesia yakni Hartono Bersaudara. Bagaimana kisah pembeliannya saat itu?