Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menyusuri Jejak Kejayaan Kota Padang Era Lampau di Batang Arau

image-gnews
Muara Batang Arau yang menjadi pusat pernigaan Belanda di Kota Padang pada abad 18. TEMPO/Fachri Hamzah
Muara Batang Arau yang menjadi pusat pernigaan Belanda di Kota Padang pada abad 18. TEMPO/Fachri Hamzah
Iklan

TEMPO.CO, Padang - Sumatera Barat memiliki banyak destinasi wisata sejarah. Dari 19 Kota dan Kabupaten di Sumatera Barat, Kota Padang tercatat paling banyak memiliki objek wisata yang sudah ditetapkan sebagai cagar budaya.

Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Wali Kota Padang Nomor 3 Tahun 1998 tentang penetapan Cagar Budaya (CB), ada 74 cagar budaya dan 3 kawasan cagar budaya yang berada di Kota Padang. Salah satu cagar budaya yang sering dikunjungi wisatawan adalah Kawasan Batang Arau.

Sekilas Sejarah Batang Arau

Berdasarkan catatan Balai Pelestarian Cagar Budaya tahun 2013 yang berjudul Cagar Budaya Batang Arau, Muara Batang Arau merupakan kawasan gudang yang dibangun Belanda pada 1667. Gudang-gudang itu untuk menumpuk barang sebelum dikapalkan melalui pelabuhan Muara Padang. 

Pembangunan gudang-gudang oleh Belanda di muara Batang Arau mencerminkan peran penting Kota Padang sebagai pusat perdagangan pada masa itu. Pelabuhan Muara Padang pun menjadi gerbang utama untuk memasukkan dan mengapalkan barang dari dan ke wilayah sekitarnya. Dengan adanya gudang-gudang ini, barang-barang dapat ditumpuk dan disimpan dengan aman sebelum dikirim melalui pelabuhan.

Kawasan ini kemudian menjadi kawasan awal Kota Tua Padang. Sungai Batang Arau memiliki hulu sekitar 25 kilometer ke pegunungan Bukit Barisan dan merupakan salah satu dari lima sungai di Padang, yaitu Batang Kuranji, Batang Tarung, Batang Kandis, Batang Lagan dan Batang Arau. Namun, Batang Arau memiliki posisi yang sangat strategis dibandingkan dengan sungai-sungai lainnya.

Pertumbuhan dan perkembangan Kota Padang terus berlanjut seiring waktu, terutama setelah pembangunan pelabuhan Teluk Bayur. Pelabuhan ini menjadi pusat aktivitas perdagangan yang semakin memperkuat posisi Kota Padang sebagai salah satu pusat ekonomi di wilayah tersebut.

Sebagai kawasan awal Kota Tua Padang, sejarah dan warisan dari masa itu masih dapat dilihat di sekitar daerah tersebut. Gudang-gudang yang dibangun oleh Belanda menjadi bagian dari ciri khas Kota Tua Padang dan menjadi saksi bisu dari masa lalu perdagangan dan pertumbuhan kota ini.

Seiring berjalannya waktu, Kota Padang terus berkembang menjadi kota modern dengan infrastruktur yang lebih maju dan beragam. Namun, sejarah dan peran pentingnya sebagai pusat perdagangan pada masa lalu tetap menjadi bagian integral dari identitas dan warisan kota ini.

Bangunan bersejarah di Batang Arau

Pasca gempa 2010 memporak porandakan Kota Padang, sebagian objek cagar budaya rusak, bahkan ada yang sampai hancur, termasuk di kawasan kota Tua Batang Arau. Namun, masih ada juga yang berdiri kokoh.

Berikut ini beberapa objek cagar budaya yang dapat dikunjungi di kawasan Batang Arau:

Padangsche Spaarbank

Bagunan berlantai dua dengan tinggi sekitar 10 meter itu dulunya dijadikan Belanda sebagai bank. Terlihat pengaruh model arsitektur art-deco sangat melekat pada bangunan tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, terdapat ukiran berbentuk mahkota di bagian atas. Bangunan itu diperkirakan dibangun pada 1908, berdasarkan ukiran di depan bagunan tersebut.

Menurut buku Cagar Budaya Batang Arau, bangunan tersebut pernah menjadi bank tabungan negara. Namun, saat ini sudah beralih fungsi menjadi restoran dan baru saja direnovasi. Memasuki bangunan tersebut, pengunjung akan melihat ornamen-ornamen zaman Belanda, seperti jendela yang lebar dan dindingnya yang sangat tebal.

Museum Bank Indonesia

Museum ini tepat berada di bawah jembatan Siti Nurbaya Kota Padang. Dulunya bangunan ini merupakan De Javasche Bank kemudian diambil alih oleh Bank Indonesia pada 1 Juli 1953.

Bangunan dengan model arsitektur Belanda itu dibangun pada 31 Maret 1921 yamg dikerjakan oleh kontraktor Hulswitt-Fermont-Cuypers Architechten & Engineeren Beureau dari Batavia. Arsitektur bangunan ini sedikit mengambil gaya rumah pendopo Jawa.

Masjid Muhammadan 

Masjid Muhammadan di Pasar Gadang, Kota Padang. Masjid tersebut dibangun oleh etnis India yang datang bersama tentara Inggris. TEMPO/Fachri Hamzah

Lokasi Masjid berada di Pasar Gadang, Kecamatan Padang Selatan. Masjid bercat hijau itu merupakan peninggalan komunitas muslim keturunan India. Selain Masjid Raya Ganting, masjid tersebut menjadi salah satu yang tertua di Kota Padang. 

Masjid itu awalnya dibangun menggunakan pasir, kapur dan gula. Namun, pada abad ke 20 konstruksinya diperbaiki menggunakan semen tanpa mengubah bentuknya.

Beberapa literatur menyebutkan masjid tersebut dibangun pada 1843 oleh komunitas India yang datang bersama tentara Inggris. Komunitas tersebut membentuk perkampungan sekitar muara Batang Arau yang saat itu menjadi pusat perniagaan. Sampai saat ini, di sekitar Masjid Muhammadan masih banyak komunitas keturunan India yang tinggal. Masyarakat lokal menyebutnya dengan Kampung Keling.

Pilihan Editor: Melihat Wajah Baru Kota Tua Padang dan Jembatan Siti Nurbaya Setelah Dipercantik

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gubernur Sumbar Apresiasi Festival Rakyat Muaro Padang

2 hari lalu

Gubernur Sumbar Apresiasi Festival Rakyat Muaro Padang

Festival yang menggelar beragam atraksi budaya diyakini mampu menghasilkan dampak positif untuk perekonomian.


Berkunjung ke Sustain Market di Kota Padang dan Mengenal Gaya Hidup Ramah Lingkungan

4 hari lalu

Beberapa pengunjung Pra Bumi Sustain Market Vol 2 di Padang, 19-21 April 2024, sedang memilih buku bekas. Foto TEMPO/ Fachri Hamzah.
Berkunjung ke Sustain Market di Kota Padang dan Mengenal Gaya Hidup Ramah Lingkungan

Selain barang-barang ramah lingkungan, di acara ini juga terdapat jualan buku bekas.


Wali Kota Padang Mensyukuri Suksesnya Festival Rakyat Muaro Padang

6 hari lalu

Wali Kota Padang Mensyukuri Suksesnya Festival Rakyat Muaro Padang

Sederet pertunjukan seni budaya dipertontonkan selama tiga hari. Diharapkan generasi muda bisa melestarikan warisan budaya.


Libur Lebaran 2024: Kunjungi 3 Rekomendasi Destinasi Wisata Religi di Kota Padang

10 hari lalu

Masjid Al Hakim yang memiliki model arsitektur mirip Taj Mahal India. TEMPO/Fachri Hamzah
Libur Lebaran 2024: Kunjungi 3 Rekomendasi Destinasi Wisata Religi di Kota Padang

Kota Padang punya beberapa destinasi wisata religi antara lain Masjid Raya Sumatera Barat, Masjid Al Hakim, dan Masjid Raya Ganting. Ini istimewanya.


Wakapolda Metro Jaya Pantau Pengamanan Malam Takbiran di Kota Tua dan Bundaran HI

16 hari lalu

Wakil Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Brigadir Jenderal Suyudi Ario Seto memantau pengamanan malam takbiran Idul Fitri. Pemantauan itu dilakukan di daerah Kota Tua, Jakarta Barat; dan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa malam, 9 April 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun
Wakapolda Metro Jaya Pantau Pengamanan Malam Takbiran di Kota Tua dan Bundaran HI

Wakil Kepala Polda Metro Jaya Brigadir Jenderal Suyudi Ario Seto memantau situasi pengamanan di malam takbiran Idulfitri.


Menengok Jalur Trem yang Tersisa di Kota Tua Jakarta

21 hari lalu

Jalur trem yang pernah digunakan di Jakarta dari zaman Hindia Belanda hingga awal masa kemerdekaan Indonesia yang terdapat di Kota Tua, Jakarta Barat. (TEMPO/Mila Novita)
Menengok Jalur Trem yang Tersisa di Kota Tua Jakarta

Trem merupakan salah satu transportasi yang digunakan pada zaman Hindia Belanda. Ada monumen jalur trem yang bisa dilihat di Kota Tua Jakarta.


Kisah Meriam Si Jagur yang Direbut Belanda dari Portugis, Kini Dipajang di Kota Tua Jakarta

22 hari lalu

Meriam Si Jagur di Kota Tua, Rabu, 2 April 2024 (TEMPO/Mila Novita)
Kisah Meriam Si Jagur yang Direbut Belanda dari Portugis, Kini Dipajang di Kota Tua Jakarta

Dulu, meriam Si Jagur diletakkan di benteng Portugis di Melaka untuk memperkuat pertahanan mereka di sana.


Mengunjungi Empat Masjid Tua Kampung Arab Pekojan di Kawasan Kota Tua Jakarta

25 hari lalu

Langgar Tinggi yang terletak di Jalan Pekojan Raya, Tambora, Jakarta Barat. Bangunan dengan dua lantai ini difungsikan sebagai langgar pada lantai dua, sementara lantai pertama dimanfaatkan sebagai toko. (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)
Mengunjungi Empat Masjid Tua Kampung Arab Pekojan di Kawasan Kota Tua Jakarta

Langgar Tinggi menjadi destinasi terakhir walking tour yang ditawarkan UPK Kota Tua Susur Kampung Arab Pekojan selama Ramadan.


Menyambangi Kampung Arab Pekojan, Melihat Sejarah Islam di Kota Tua Jakarta

25 hari lalu

Langgar Tinggi yang terletak di Jalan Pekojan Raya, Tambora, Jakarta Barat. Bangunan dengan dua lantai ini difungsikan sebagai langgar pada lantai dua, sementara lantai pertama dimanfaatkan sebagai toko. (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)
Menyambangi Kampung Arab Pekojan, Melihat Sejarah Islam di Kota Tua Jakarta

Pekojan di kawasan Kota Tua Jakarta dikenal sebagai permukiman etnis Arab. Di sana terdapat empat masjid tua yang kini menjadi bangunan cagar budaya.


Mengenal Kampung Keling di Sumatera Barat dan Masjid Muhammadan

30 hari lalu

Masjid Muhammadan di Pasar Gadang, Kota Padang. Masjid tersebut dibangun oleh etnis India yang datang bersama tentara Inggris. TEMPO/Fachri Hamzah
Mengenal Kampung Keling di Sumatera Barat dan Masjid Muhammadan

Masjid Muhammadan didirikan oleh komunitas muslim Tamil India pada abad ke 19.