TEMPO.CO, Yogyakarta - Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) membeberkan kondisi pariwisata libur Lebaran 2023 secara umum di lima kabupaten/kota di wilayah itu. Periode libur Lebaran itu dihitung mulai 19 sampai 25 April dan 26 April sampai 1 Mei 2023 sebagai tambahan rekomendasi cuti bersama.
"Pada libur Lebaran 2023 di DIY total ada sebanyak 1.655.814 wisatawan, terjadi sedikit penurunan jumlah pergerakan wisatawan sebesar 7,5 persen dari jumlah pergerakan wisatawan libur Lebaran 2022," kata Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo, Ahad, 7 Mei 2023.
Data jumlah pergerakan wisatawan itu diambil dari data pergerakan wisatawan di lima kabupaten/kota se DIY. Termasuk tempat pemungutan retribusi destinasi yang dikelola pemerintah daerah.
Singgih merinci terjadi peningkatan pergerakan wisatawan di tiga wilayah libur Lebaran tahun ini, yakni Kota Yogyakarta sebanyak 240.674 wisatawan, Kabupaten Kulon Progo sebanyak 144.809 wisatawan dan Kabupaten Bantul sebesar 264.699 wisatawan. Sedangkan pergerakan wisatawan di dua kabupaten DIY mengalami penurunan, seperti di Kabupaten Gunungkidul dengan jumlah pergerakan 236.137 wisatawan dan Kabupaten Sleman dengan 769.525 wisatawan.
"Selama periode libur Lebaran itu, perputaran uang di DIY sebesar Rp 1,98 triliun dengan asumsi pengeluaran rata-rata wisatawan sebesar Rp 1,2 juta per wisatawan," kata Singgih.
Meski sebelummya kalangan perhotelan mengeluh tak optimalnya okupansi libur Lebaran ini, Dinas Pariwisata DIY mencatat untuk lama tinggal atau length of stay wisatawan selama libur Lebaran ini tercatat 2,1 hari yang berarti terdapat kenaikan 0,4 hari. Dari kondisi arus lalu-lintas yang relatif lancar, penurunan pergerakan wisatawan di DIY libur Lebaran ini pun diduga karena aksesibilitas jalan menuju DIY yang belum sepenuhnya terhubung dengan baik.
"Selain itu bisa juga dipicu makin bertumbuhkembangnya destinasi wisata di sekitar DIY seperti DPSP (Destinasi Pariwisata Super Prioritas) Borobudur serta berkembangnya tren wisata baru dengan konsep restoran plus view yang meningkat sekitar 50 persen," kata Singgih.
Adanya masa efektif libur Lebaran yang relatif singkat serta tambahan cuti lebaran yang mendadak juga dinilai berpengaruh terhadap penjadwalan aktivitas mudik. "Perlu konsistensi pembaharuan produk wisata berbasis budaya dengan konsep pariwisata berkualitas di DIY," kata Singgih..
Sehingga DIY tidak lagi berpatokan pada jumlah wisatawan sebagai indikator utama keberhasilan pariwisata. Tapi lebih mengedepankan experience atau pengalaman wisatawan dengan indikator lama tinggal dan uang yang dibelanjakan.
Pilihan Editor: Selain Malioboro, Pasar Beringharjo dan Taman Pintar Jadi Primadona Wisata Libur Lebaran di Yogyakarta
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.