TEMPO.CO, Yogyakarta - Bukan rahasia lagi Yogyakarta menjadi satu wilayah paling diburu para pelaku usaha bidang perhotelan untuk menanamkan investasinya selain Bali. Dicky Sumarsono, CEO Azana Hotel & Resort, operator jaringan hotel yang mengelola puluhan hotel di Indonesia membeberkan, ada enam pasar potensial di Yogyakarta yang jarang dimiliki wilayah lain di Indonesia.
"Ada enam pasar potensial yang tumbuh pesat di Yogyakarta khususnya pascapandemi yang membuat investasi hotel di Yogya sangat menjanjikan," kata Dicky di Yogyakarta, Kamis, 8 September 2022.
Keenam pasar itu yakni nature eco wealthness adventure market atau pasar wisata petualangan alam, digital nomad market atau pasar pekerja lepas industri digital, pasar wisata muslim, pasar pemerintahan, pasar pendidikan, dan pasar milenial. "Jadi pasar-pasar itu mencari sesuai keinginan di Yogya tersedia lengkap, fasilitasnya memadai," kata Dicky.
Dicky menuturkan investasi perhotelan di Yogyakarta membuat jaringan usahanya juga terus menambah investasi yang sudah ada. Meski dari sekitar 80 hotel yang dikelola jaringan Azana Hotel & Resort di tanah air, lima diantaranya sudah tersebar di Yogya.
"Dengan luasnya pasar di Yogya, rebound investasi perhotelan di sini cepat tercapai," kata Dicky yang menyebut rata rata okupansi hotel jaringannya di Yogya sudah melampaui 80 persen padahal di daerah lain masih tersendat.
Lokasi baru sentra Kopi Joss Yogya bernama Slasar Malioboro. Tempatnya di Jalan Pasar Kembang atau kawasan Sarkem di sekitar Stasiun Tugu, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Saat ini, ujar Dicky, pihaknya juga telah mengikat kerja sama baru dengan PT Majapahit Manajemen Hotel. Kerja sama itu untuk mengelola Malioboro Park View Apartemen yang mangkrak sejak 2016 untuk disulap menjadi hotel berbintang bernama Front One Premiere Hotel Yogyakarta dan ditarget memiliki kapasitas 600 kamar dan ballroom.
Dicky menyebutkan, potensi okupansi hotel di Yogyakarta dipandang para investor jauh lebih cepat pulih setelah pandemi dibandingkan destinasi wisata lain termasuk Bali. "Ada banyak faktor yang membuat Yogya saat ini lebih banyak dipilih wisatawan dibandingkan Bali, seperti jalur transportasi menuju Yogya sangat lengkap, mulai jalur jalur darat, kereta api dan penerbangan," kata dia.
“Kampus di Yogya menjadi peluang mendatangkan wisatawan karena para alumninya rata-rata membentuk perkumpulan untuk bernostalgia,” kata Dicky menambahkan. Selain itu, Yogya mulai menjadi tujuan wisata utama selain Bali mengingat tiket ke Bali lebih mahal.
Adapun pengelola Malioboro Park View yang juga Komisaris Majapahit Hotel Ervin Arifyanto menuturkan para pelaku bisnis perhotelan saat ini memang tengah menempatkan Yogya di urutan pertama investasi. “Alasan kami berani mengembangkan kawasan Malioboro Park View ini karena investasi di Yogya rebound lebih cepat bahkan dibandingkan Bali," katanya.
PRIBADI WICAKSONO
Baca: Festival Kebudayaan Yogyakarta Digelar Dua Pekan, Dibuka 12 September
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.