TEMPO.CO, Jakarta - Gudeg manggar adalah makanan khas yang berasal dari daerah Bantul, Yogyakarta. Gudeg ini berbeda dengan gudeg pada umumnya yang berbahan dasar nangka muda atau gori. Guden manggar berbahan dasar bunga kelapa yang masih muda.
Gudeg manggar juga memiliki cita rasa yang khas dan manis dan gurih. Selain itu, gude manggar memiliki tekstur yang lebih padat. Namun, tahukah Anda bahwa sajian ini punya arti salah satu bentuk perlawanan di masa lampau?
Gudeg manggar adalah kuliner perlawanan. Konon, dipilihnya manggar sebagai pengganti nangka muda adalah salah satu bentuk perlawanan rakyat Bantul semasa Perang Diponegoro atau Perang Jawa. Saat itu, di masa Perang Diponegoro, Sultan Hamengkubuwono cenderung memihak Belanda dan menimbulkan ketidakpuasaan rakyat.
Selain itu, ada cerita juga yang menyebutkan bahwa pencipta gudeg manggar diciptakan oleh Puteri Pembayun Raja Mataram atau Nyai Ageng Mangir Wonobudoyo. Karena itu, bagi yang memakan gudeg manggar konon dikelilingi aura keraton.
Cerita rakyat ini dimanfaatkan oleh Mooryati Soedibyo, kerabat keraton dan juga pebisnis. Ia pernah mempromosikan gudeg manggar dan mengatakan bahwa dengan mengonsumsinya akan membuat cantik luar dalam.
Terlepas dari berbagai versi sejarahnya, kalau Anda sedang berkunjung ke daerah Bantul, Yogyakarta sajian yang satu ini tidak boleh terlewatkan untuk Anda cicipi, meski harganya lebih mahal sedikit dari pada gudeg pada umumnya.
EIBEN HEIZIER
Baca: Gudeg Manggar Asal Bantul Rasanya Mantul
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.