TEMPO.CO, Jakarta - Bioskop Tally's Electric Theater pertama kali dibuat di Amerika Serikat pada 1902. Seiring waktu berkunjung ke bioskop menjadi gaya hidup untuk menonton film. Mengutip situs web America Favorite Popcorn, banyak masyarakat yang menjadikan bioskop sebagai tempat pelarian stres. Adapun popcorn merupakan camilan mewah yang harganya terjangkau, sehingga sangat digemari orang Amerika.
Popcorn pun identik sebagai menu camilan yang selalu ada di bioskop sampai sekarang. Tapi, dahulu pernah berlaku larangan membawa popcorn ke bioskop.
Andrew Smith dalam bukunya berjudul Popped Culture: A Social History of Popcorn in America menjelaskan, bahwa saat itu lobi bioskop dilapisi karpet mewah, persis seperti gedung teater. Itulah sebabnya, penonton dilarang membawa camilan itu, karena dianggap akan mengotori ruangan bioskop.
Larangan itu berlaku ketat, maka dipasang tanda pemberitahuan di pintu masuk. Larangan tetap berlaku sampai tahun 1930-an, saat itu momentum Amerika sedang mengalami perniagaan yang lesu.
Suatu saat para pemilik bioskop pun akhirnya memanfaatkan minat penonton yang menyukai popcorn. Berondong jagung itu pun mulai dijual di bioskop untuk menambah pemasukan. Sebegitu disukai camilan itu oleh penonton, tak jarang pemilik bioskop meminta vendor lain untuk menjajakan popcorn.
Mengutip situs web Serious Eats, karena momentum itulah terus berlanjut sampai sekarang, sehingga popcorn identik sebagai camilan di bioskop. Harga popcorn pun sangat mahal ketika dijual di bioskop.
NAUFAL RIDHWAN ALY