TEMPO.CO, Jakarta - Bali telah mulai membuka pintu wisatanya kembali bagi wisatawan mancanegara. Hal tersebut tentu dilakukan dengan sederet pertimbangan, salah satunya adalah wilayah Bali yang masih menjadi top of mind para wisatawan asing.
Selain terkenal akan pantainya, di Bali ada juga berbagai beach club yang sangat cocok bagi mereka yang ingin bersantai sembari menikmati panorama lautan yang indah. Tapi ternyata, keindahan Bali tak cuma sampai di situ saja. Setidaknya ada lima museum yang bisa dikunjungi sebagai wisata edukasi. Berikut ini daftarnya:
Museum Bali
Di Museum Bali, para pengunjung bisa melihat berbagai benda peninggalan masa lampau manusia etnografi yang masih disimpan dengan baik. Ada berbagai perlengkapan hidup, kesenian, keagamaan dan bahasa tulisan yang sangat mencerminkan kehidupan dan perkembangan budaya Bali di masa lalu. Untuk bisa ke sini, wisatawan perlu mengarah ke Jalan Mayor Wisnu atau 13 kilometer dari Bandara Ngurah Rai.
Museum Ogoh-Ogoh
Berlokasi di Desa Mengwi, Kabupaten Badung, tempat ini biasanya akan menyelenggarakan acara pembakaran ogoh-ogoh. Sebulan sebelum Hari Raya Nyepi, para pemuda di banjar (desa adat Bali) akan membuat sebuah makhluk mitologi dengan ukuran besar dan menyeramkan yang merupakan perpaduan antara iblis dan monster dalam mitologi rakyat Bali. Lalu, dengan membakar ogoh-ogoh, maka umat Hindu dinyatakan telah siap memperingati Nyepi dalam keadaan suci. Adapun ogoh-ogoh yang disimpan di museum ini dan dapat dilihat oleh para wisatawan.
Museum Pasifika
Bagi yang menyukai seni, maka Museum Pasifika bisa menjadi tempat yang sesuai. Di sini, para pengunjung bisa melihat sekitar 600 karya seni dari 200 seniman yang tinggal di 25 negara Asia Pasifik. Ada berbagai koleksi lukisan, dan patung yang mengesankan dari seluruh wilayah Asia Pasifik. Museum satu ini terletak di Kompleks Nusa Dua Selatan, Bali dan berdiri di atas tanah seluas 12.000 meter persegi.
Museum Semarajaya
Museum Semarajaya sudah memiliki usia lebih dari satu abad sejak dibangunnya, yakni pada 28 April 1908 oleh Pemerintah Belanda. Di sini, pengunjung bisa melihat kumpulan barang-barang yang digunakan saat upacara adat oleh raja-raja Klungkung serta dokumentasi dari para keturunan raja-raja Klungkung. Adapun benda peninggalan zaman prasejarah danbenda yang digunakan selama perang Puputan Klungkung.
Museum Puri Lukisan
Hampir mirip dengan Museum Pasifika, di sini pengunjung dapat melihat berbagai jenis kesenian asal Bali yang keindahannya diakui oleh dunia. Koleksi di Museum Puri Lukisan mulai terisi sejak tahun 1956 dan dimulai dengan sumbangan lukisan dari Rudolf Bonnet, seorang pelukis asal Belanda. Sejak itulah, museum ini banyak mendapatkan donasi dari para pelukis dan juga seniman ukiran kayu. Museum Puri Lukisan terletak di jalan utama Ubud dan dibuka mulai jam 9 pagi hingga jam 6 sore.
LAURENSIA FAYOLA
Baca juga: Bali Diprediksi Baru Ramai Wisatawan Mancanegara Akhir Bulan Ini