TEMPO.CO, Jakarta - Pos Lintas Batas Negara atau PLBN Skouw, Jayapura bisa menjadi salah satu destinasi wisata bagi para atlet dan rombongan yang bertanding dalam Pekan Olahraga Nasional atau PON XX Papua. Selain bisa melihat perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini, pengunjung bisa menyaksikan sajian penyambutan yang menarik.
Kepala PLBN Skouw Yan Numberi mengatakan selama pergelaran PON, masyarakat dari Saireri memperkenalkan salah satu budayanya yang biasa digelar saat menyambut tamu kehormatan yang baru pertama kali ke wilayah itu, yakni prosesi injak piring. "Kami awalnya diminta bantu oleh sekelompok pemuda untuk memperkenalkan budaya injak piring kepada masyarakat yang berkunjung ke PLBN Skouw," kata dia, Ahad, 3 Oktober 2021.
Menurut Numberi, prosesi yang dilaksanakan di PLBN sama dengan prosesi saat penyambutan tamu kehormatan yang berlangsung di wilayah adat Saireri. Pengunjung yang datang akan dilayani semaksimal mungkin oleh para pemuda adat, termasuk dirinya yang juga putra Saireri.
"Dengan adanya atraksi injak piring diharapkan dapat menambah daya tarik masyarakat dan atlet
PON XX berkunjung ke PLBN Skouw," kata Numberi.
PLBN Skouw yang berada di perbatasan RI-Papua Nugini menjadi perlintasan resmi bagi warga kedua negara. Jaraknya sekitar satu setengah jam dari Jayapura dengan menggunakan kendaraan roda empat melintasi jembatan Holtekam atau jembatan Merah.
Sebelum memasuki kawasan PLBN Skouw, pengunjung akan diminta untuk melapor ke pos TNI yang tergabung dalam satgas pengamanan perbatasan dan kemudian dipersilahkan melanjutkan perjalanan ke PLBN yang berjarak sekitar 300 meter. Bila tidak ada pemberitahuan terlebih dulu, maka pengunjung terpaksa berjalan kaki hingga ke batas negara mengingat ada portal yang dibentangkan di kedua sisi.
Namun, bila ada pemberitahuan terlebih dahulu maka petugas akan membuka portal sehingga kendaraan dapat melanjutkan perjalanan hingga ke batas kedua negara yang hingga kini terkunci akibat merebaknya Covid-19.
Sebelum pandemk Covid-19, kata Numberi, para pengunjung dari Indonesia bisa melintasi zona netral dan masuk ke wilayah Papua Nugini setelah mendapat izin dari petugas negara tersebut untuk sekedar berswafoto atau berbelanja makanan khas dari negara tetangga. Warga PNG membuka lapak di wilayahnya dengan menjual baju kaos, topi serta kain bermotif negaranya yang menjadi buah tangan dengan tetap menggunakan rupiah.
Sayangnya, kata Numberi, sejak merebaknya Covid-19, aktivitas di perbatasan terhenti termasuk ditutupnya gerbang kedua negara. Walaupun ditutup, warga terutama dari luar
Jayapura tetap saja berkunjung ke PLBN Skouw dan mengalami peningkatan sejak PON dilaksanakan.