TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah kota di Jepang menghabiskan US$ 274 ribu (Rp 3,9 miliar) dari dana bantuan Covid-19 untuk membangun patung cumi-cumi raksasa dengan harapan dapat menarik wisatawan.
Kota pesisir Noto di prefektur Ishikawa Jepang mendapatkan US$ 7,31 juta atau 800 juta yen (Rp 104 miliar) dari pemerintah pusat untuk menumbuhkan ekonomi lokal akibat pandemi, menurut media lokal melalui Reuters.
Meskipun uang tersebut ditujukan untuk bantuan Covid-19, namun tidak harus digunakan untuk memerangi virus secara langsung. Dari uang bantuan itu, kota menghabiskan US$ 274 ribu atau sekitar 30 juta yen (Rp 3,9 miliar) untuk patung merah muda raksasa itu.
Cumi-cumi merah muda yang sangat besar itu dimaksudkan untuk melambangkan masakan lokal Noto, di mana cumi-cumi dianggap sebagai makanan lezat. Ukuran patung itu memiliki panjang 42 kaki, lebar 30 kaki dan tinggi 13 kaki.
Pejabat kota berharap patung itu akan membantu meningkatkan kesadaran akan tempat memancing lokal dan membantu membawa kembali turis ke kota itu. Konstruksi cumi-cumi dimulai pada Oktober 2020 dan dipindahkan ke rumah barunya di Noto awal tahun ini.
Penggunaan uang tersebut telah mengundang reaksi di Twitter. Sejumlah pengguna menyebutnya sebagai penyalahgunaan dana publik.
Seorang penduduk setempat mengatakan bahwa meskipun patung itu mungkin merupakan strategi menarik wisatawan jangka panjang yang efektif, uang itu dapat digunakan untuk keperluan mendesak seperti staf medis di kota itu, menurut The BBC. Kasus Covid-19 di Ishikawa saat ini jauh lebih rendah daripada di bagian lain negara itu. Pandemi masih melonjak di Jepang, dengan wilayah metropolitan utama Tokyo, Osaka dan Kyoto dalam keadaan darurat sampai setidaknya 11 Mei.
TRAVEL AND LEISURE
Baca juga: Menguji Adrenalin di Jembatan Gantung Terpanjang di Dunia