TEMPO.CO, Yogyakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia resmi menetapkan 20 titik lokasi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai kawasan warisan geologi atau geoheritage.
"20 geoheritage itu jika dilakukan geokonservasi dan dimanfaatkan menjadi geotourism, dapat digunakan sebagai dasar pengembangan kawasan geopark," kata Raja Keraton yang juga Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Kamis, 22 April 2021.
Adapun dari 20 lokasi warisan geologi itu terbagi menjadi 10 lokasi sebagai warisan geologi lokal, 9 lokasi sebagai warisan geologi nasional dan satu lokasi sebagai warisan geologi internasional.
Geoheritage yang telah ditetapkan itu tersebar di empat kabupaten, yakni Kabupaten Kulon Progo, Sleman, Bantul dan Gunungkidul.
Di Kulon Progo, geoheritage itu meliputi Puncak Tebing Kaldera Purba Kendil-Suroloyo, Perbukitan Asal Struktur Geologi Widosari, Formasi Nanggulan Eosen Kalibawang, Goa Kiskendo dan Mangan Kliripan-Karangsari.
Geoheritage yang ada di Sleman ialah Kompleks Perbukitan Intrusi Godean, Kompleks Batuan Merapi Tua Turgo-Plawangan Pakem, Aliran Piroklastik Bakalan, Tebing Breksi Piroklastik Purba Sambirejo, Rayapan Tanah Ngelepen, Lava Bantal Berbah dan Batugamping Eosen.
Sedangkan geoheritage yang berlokasi di Bantul ialah Sesar Opak Bukit Mengger, Lava Purba Mangunan dan Gumuk Pasir Parangtritis.
Adapun geoheritage yang berada di Gunungkidul ialah Gunung Ireng Pengkok, Gunungapi Purba Nglanggeran, Gunung Genthong Gedangsari, Bioturbasi Kali Ngalang dan Gunungapi Purba Siung-Batur-Wediombo
“DIY menerima berkah, karena dari 22 usulannya, 20 geosite ditetapkan sebagai geoheritage," kata Sultan HB X.
Hanya, ujar Sultan, penetapan geoheritage oleh pemerintah pusat itu membawa konsekuensi serius. Pemerintah daerah wajib menjaga, memelihara dan mengembangkan ke arah rintisan geopark.
Geoheritage, kata Sultan, memiliki nilai tinggi yang perlu dilindungi dan diwariskan kepada generasi selanjutnya. Nilai-nilai tersebut mulai untuk riset dan pengembangan ilmu kebumian hingga pemanfaatan menjadi objek wisata berbasis geologi untuk pemberdayaan masyarakat.
“Harapannya, status geoheritage ini bisa mengedukasi masyarakat untuk mengelola objek-objek pengembangan wisata berbasis komunitas yang berdampak outcome, meningkatkan pendapatan masyarakat lokal,” kata Sultan.
Menteri ESDM Arifin Tasrif secara daring mengatakan kondisi geografis Indonesia yang berada di antara pertemuan tiga lempeng tektonik menyebabkan Indonesia memiliki potensi warisan geologi yang sangat besar.
Saat ini, kata Arifin, warisan geologi sedang menjadi trending topik yang bersifat global. Warisan geologi dimaknai sebagai warisan bumi karena keberadaannya menjadi rekaman dari proses dinamika bumi, baik yang pernah terjadi di masa lalu maupun yang sedang berlangsung saat ini.
“Keberadaan situs warisan geologi diproyeksikan dapat memenuhi berbagai keperluan, seperti penelitian hingga geowisata maupun jenis pariwisata berkelanjutan lainnya," kata Arifin.
Menurut Arifin, kawasan DI Yogyakarta yang terdiri dari bentang alam pegunungan di sebelah utara dan pantai di sebelah selatan membuat wilayah ini memiliki kondisi geologi yang sangat unik dan beragam. Sehingga daerah istimewa itu juga kaya dengan geoheritage.
Baca juga: Libur Lebaran, Objek Wisata Yogyakarta akan Terlarang untuk Pemudik