TEMPO.CO, Jakarta - Ada kabar bagus dari Cina. Usai wabah virus corona mereda, negeri panda itu mulai membuka satu per satu destinasi wisatanya. Tentu dengan syarat yang ketat: mulai dari pembatasan waktu buka, jumlah pengunjung, kewajiban memakai masker, hand sanitizer, hingga pembatasan jarak fisik. Bahkan, harus memesan tiket secara online agar bisa masuk.
Menukil China Daily, Mausoleum Qin Shi Huang atau Makam Kaisar Cina Pertama, dibuka untuk umum. Lokasinya berada Xian, Provinsi Shaanxi, Cina. Menurut Biro Warisan Budaya, Mausoleum Qin Shi Huang hanya menerima maksimum 8.000 orang setiap hari. Mausoleum itu selalu menarik. Pasalnya, di dalamnya ada sekitar 2.000 prajurit terakota dari tanah liat – para arkeolog mengatakan penggalian kembali memungkinkan menemukan 8.000 patung.
Wajah-wajah ribuan patung prajurit itu, berbeda satu sama lain. Adapula kereta perang lengkap dengan patung kuda penariknya. Menurut Live Science, Mausoleum Qin Shi Huang menyimpan rahasia kaisar pertama China, Qin Shi Huang, yang meninggal pada 10 September, 210 SM.
Soal sang Kaisar dimakamkan di mausoleum itu benar atau tidak, beberapa arkeolog meragukannya, "Bukit besar, tempat kaisar dimakamkan - tidak ada manusia di sana," kata arkeolog Kristin Romey.
Qin Shi Huang (diucapkan "chin shuh hwang") lahir pada tahun 259 SM, putra pertama Raja Qin, salah satu dari enam kerajaan independen di Cina modern. Kerajaan-kerajaan ini telah berperang selama lebih dari 200 tahun, tetapi melalui kombinasi kekuatan militer, strategi dan bencana alam, Qin Shi Huang menaklukkan mereka semua, menyatakan dirinya tidak hanya seorang raja, tetapi juga seorang kaisar - yang pertama dari Tiongkok.
Ketika dia meninggal, Qin Shi Huang dimakamkan di kompleks makam paling mewah yang pernah dibangun di Tiongkok – berupa sebuah kumpulan gua-gua bawah tanah luas yang berisi semua hal yang dibutuhkan kaisar untuk kehidupan setelah kematian. Orang Cina kuno memiliki prinsip yang sama dengan bangsa Mesir kuno. Mereka percaya bahwa barang dan bahkan orang yang dikuburkan dengan seseorang, dapat dibawa bersamanya ke alam baka.
Tetapi alih-alih mengubur pasukannya, selir, administrator dan pelayan bersamanya, Kaisar Qin datang dengan alternatif lain: mereproduksi pengikutnya dengan patung tanah liat.
Dari 8.000-an patung terakota di Mausoleum Qin Shi Huang memiliki wajah yang berbeda-beda. Foto: Lukas Hlavac/Fotolia
Awal Mula Penemuan
Menukil Britannica, penemuan makam Kaisar Qin bermula pada Maret 1974. Satuan brigade kerja para petani, yang mengebor sebuah sumur menemukan sebuah kamar bawah tanah. Penemuan itu ditindaklanjuti dengan penggalian arkeologi. Lalu ditemukanlah 8.000 patung tanah liat atau terakota seukuran manusia.
Patung-patung itu didominasi figur prajurit yang wajahnya dibuat detail tak mirip satu sama lain. Bersama penemuan itu terdapat kereta kayu, dan alat-alat perang – yang masih tajam hingga kini. Sosok-sosok tanah liat itu, dulunya dicat dengan warna-warna mineral, dikelompokkan ke dalam formasi militer khusus — konfigurasi bowmen dan crossbowmen pelopor, barisan luar pemanah, kelompok infantri dan kereta, dan penjaga lapis baja — yang mengikutiformasi militer kala itu.
Tiga ruang di dekatnya, berisi lebih dari 1.300 patung keramik yang mewakili pasukan pejalan kaki, kereta, dan kavaleri yang lebih kecil dan saling melengkapi. Terdapat satu patung dengan 68 anggota yang mungkin mewakili unit komando elit. Banyak figur yang rusak karena tertimpa atap kayu, yang mungkin runtuh karena kebakaran tak lama setelah kematian kaisar. Lalu pada 1994, pemerintah Cina membangun Museum Kaisar Qin, dengan membuka salah satu ruang bawah tanah untuk umum.
Saat penemuan, patung pasukan itu menghadap ke timur, bersiap untuk bertempur, sekitar 1 km di luar makam makam. Ribuan prajurit itu menjaga Kaisar Qin dari bekas musuh utamanya, Shihuangdi, yang datang dari arah timur.
Di lubang-lubang di dekat makam ditemukan pula rangka tujuh manusia (mungkin anak-anak kaisar), sebuah kandang bawah tanah yang diisi dengan kerangka kuda, kumpulan kereta kuda, 70 situs pemakaman individu, kebun binatang untuk hewan eksotis, dan artefak lainnya.
Ribuan prajurit itu, dibagi-bagi dalam kesatuan-kesatuan sesuai kesatuan komando pasukan kala itu. Ron Gatepain/Britanica
Makam itu mungkin telah dijarah tak lama setelah ditemukan. Interiornya konon adalah istana bawah tanah yang luas yang membutuhkan sekitar 700.000 pekerja yang bekerja selama 36 tahun untuk menyelesaikannya.
Dengan reputasi kolosal itu, ada pantasnya bila memasukkan Mausoleum Qin Shi Huang dalam daftar pelesiran Anda -- bila wabah virus corona benar-benar telah mereda.