TEMPO.CO, Jakarta - Setiap tahun, Kerajaan Arab Saudi menjadi tuan rumah 2 juta lebih umat Islam yang melaksanakan haji. Dan setiap tahun pula, mereka menerima kunjungan lebih dari 18 juta jemaah umrah dari seluruh dunia. Namun merebaknya wabah virus corona, membuat Arab Saudi menghentikan sementara layanannya.
Sementara Vatikan, yang jadi destinasi wisata religi umat Katolik juga berhati-hati dengan virus corona. Pasalnya, Roma, pada Jumat, 7 Maret mendapati 148 infeksi virus corona. Berikut kondisi destinasi wisata religi yang terganggu virus corona.
Arab Saudi
Setelah menghimbau serangkaian langkah-langkah untuk melindungi dua kota suci, Mekkah dan Madinah dari virus corona. Pejabat Saudi memutuskan aturan baru seperti penutupan kedua masjid antara shalat Isya dan shalat Subuh serta larangan membawa makanan di dua kawasan tersebut.
Bukit Safa dan Marwa di dalam Masjid Agung di Mekkah juga akan ditutup sampai larangan ziarah dicabut. Tempat air Zamzam di kedua masjid juga akan ditutup. Langkah-langkah itu dilakukan setelah pemerintah setempat menutup bagian dalam Masjidil Haram di Mekah hingga salat Jumat. Penutupan itu memungkinkan tim kebersihan mendisinfeksi area tawaf di dekat Kabah.
Gambar yang tersebar di media sosial menunjukkan daerah tawaf kosong, karena jamaah dilarang memasuki masjid, yang dikenal sebagai Masjidil Haram, selama pembersihan berlangsung.
Seorang pekerja yang mengenakan pakaian pelindung tiba untuk mendisinfeksi Gereja Kelahiran Yesus sebagai tindakan pencegahan terhadap virus Corona, di Betlehem di Tepi Barat yang diduduki Israel 5 Maret 2020. [REUTERS / Mussa Qawasma]
Yerusalem
Gereja yang dibangun di kawasan Betlehem, tempat kelahiran Yesus untuk sementara waktu ditutup setelah dugaan mewabahnya virus corona. Kementerian Kesehatan Palestina menyerukan agar gereja-gereja lokal, masjid-masjid dan lembaga-lembaga lain ditutup, setelah sejumlah kasus yang diduga infeksi virus corona, yang terjadi di sebuah hotel di kota Betlehem, di Tepi Barat Israel.
Vatikan
Direktur Kantor Pers Vatikan, Matteo Bruni, mengatakan kepada wartawan pada Jumat pagi, 6 Maret 2020, bahwa layanan kesehatan Vatikan telah ditutup sementara. Penutupan sementara itu untuk mendisinfeksi fasilitas, yang digunakan untuk layanan rawat jalan.
Dia mengatakan langkah-langkah itu diambil setelah seorang pasien dites positif dengan Covid-19 pada hari Kamis, 5 Maret 2020.
Bruni juga mengatakan kepada wartawan, bahwa Vatikan sedang mempertimbangkan cara untuk menghindari penyebaran virus corona atau Covid-19.
“Sehubungan dengan kegiatan yang akan datang dari Bapa Suci, Tahta Suci, dan Negara Kota Vatikan, langkah-langkah sedang dipelajari untuk mencegah penyebaran Covid-19”.
Keuskupan Roma juga telah membatalkan semua “kegiatan non-sakramental” hingga 15 Maret. Kegiatan ini termasuk kelas katekismus, kursus persiapan pernikahan, retret, ziarah dan sebagian besar kegiatan kelompok lainnya.
Orang-orang mengenakan masker saat berjalan di Lapangan Santo Petrus setelah Vatikan melaporkan kasus pertama virus corona, di Vatikan, Jumat, 6 Maret 2020. Puluhan ribu orang berduyun-duyun ke Lapangan Santo Petrus setiap hari Ahad untuk mendengarkan Paus memberikan restu dan pesan mingguannya dari jendela Istana Apostolik Vatikan. REUTERS/Yara Nard
Terlepas dari tindakan pencegahan ini, kegiatan amal gereja terhadap orang miskin tidak akan berhenti. Gereja-gereja lokal didorong untuk membuat dapur umum tetap terbuka dan menyediakan tempat berlindung bagi para tunawisma dan pengungsi, sembari menghormati arahan kebersihan dan sanitasi Italia.
ALFI SALIMA PUTERI | MIDDLE EAST EYE | ARAB NEWS | VATICAN NEWS