TEMPO.CO, Yogyakarta - Wabah virus corona membuat pariwisata kawasan Asia mengalami penurunan. Kerugian akibat virus corona, menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi harus dikurangi, salah satunya dengan subsidi. Subsidi bisa langsung ke operator maskapai penerbangan, atau ke destinasi wisata.
Pemerintah telah menutup penerbangan dari dan ke Cina sejak 5 Februari lalu. Ternyata dengan penutupan penerbangan itu, industri penerbangan dan pariwisata mengalami kerugian.
“Ini ada sidang kabinet. Bicara mengenai mengurangi kerugian atau meningkatkan pariwisata menghadapi virus corona ini," kata Budi Karya usai menjadi pembicara kunci di puncak perayaan Hari Pendidikan Tinggi Teknik di Grha Sabha Pramana (GSP) Universitas Gadjah Mada, Senin, 17 Februari 2020.
Lalu apa yang harus dilakukan, kata dia, pertama ada subsidi. Sri Mulyani, Menteri Keuangan, menurut Budi, sudah setuju, "Nanti akan diumumkan dari pemerintah langsung ke operator maskapai mungkin ke mana untuk tujuan-tujuan wisata,” kata dia.
Siang ini, pemerintah menggelar rapat kabinet untuk membahas terkait kerugian ditutupnya penerbangan dari dan ke Cina. Pemerintah mewacanakan subsidi untuk maskapai penerbangan yang mengalami kerugian akibat penutupan tersebut.
Ia menambahkan, Pemerintah juga mengeluarkan imbauan agar bandara dan maskapai penerbangan memberikan potongan-potongan harga, demi menggiatkan pariwisata akibat virus corona ini.
Wisatawan Cina berswafoto di area Tanah Lot, Jumat, 31 Januari 2020. Adanya penutupan penerbangan asal Cina ke Indonesia dipastikan akan memberikan pukulan terhadap dunia pariwisata di Bali. TEMPO/Made Argawa
“Kami juga imbau bandara, maskapai semua memberikan potongan-potongan. Sehingga kegairahan untuk mengisi ruang yang ditinggalkan turis Cina bisa dilakukan," ujar Budi. Menurut Budi, subsidi yang dimaksud akan diumumkan sehari hingga duahari ke depan, sehingga masyarakat mendapatkan tiket murah.
Pasa 2019, jumlah turis asal Cina ke Indonesia mencapai 2 juta orang. Saat merebak virus Corona, tidak ada lagi turis asal tirai bambu itu, karena penerbangan baik dari maupun ke Cina telah ditutup.
MUH SYAIFULLAH