TEMPO.CO, Jakarta - Meskipun wisata bahari bukan andalan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), namun pantai selatan menjadi primadona para wisatawan lokal saat, menghabiskan akhir pekannya di Kota Gudeg.
Terlebih dengan molornya musim penghujan tahun ini, cuaca di kawasan pesisir dan Yogyakarta umumnya relatif cerah. Suasana itu memang cukup mendukung untuk menghabiskan waktu bareng keluarga dan teman untuk wisata pantai.
Kepala Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Reni Kraningtyas menuturkan memasuki Desember ini, cuaca di wilayah pesisir selatan Yogyakarta dengan pantainya masih terbilang cerah.
Penyebabnya, angin baratan atau pembawa curah hujan masih bergerak lambat masuk ke Indonesia, termasuk ke Yogyakarta.
“Pada saat ini posisi matahari masih berada di selatan Jawa. Lambatnya angin baratan yang masuk menyebabkan hujan Desember ini masih jarang terjadi,” ujarnya Kamis 5 Desember 2019.
Para seniman melarung lima wayang lakon antagonis melalui ritual budaya ke Pantai Parangkusumo di Bantul, Senin, 8 Oktober 2018 sore.. (Dok. Gerah)
Meski cuaca pesisir selatan masih jarang hujan, Reni menuturkan hal itu memicu kondisi cuaca yang cukup gerah bagi tubuh. Terlebih ketika berada di wilayah objek wisata pantai yang terbuka.
BMKG mencatat pekan ini di DIY suhu udara minimum saat malam hingga pagi hari berkisar 23-24 °C. Sementara suhu udara maksimum siang hari mencapai 31-32°C.
“Yang perlu diwaspadai bagi wisatawan justru agar menjaga stamina terkait perubahan cuaca yang gerah atau panas itu, jika kemudian terjadi hujan,” ujarnya. BMKG memprediksikan beberapa hari ke depan di wilayah pantai DIY, hujan akan terjadi pada sore dan malam hari.
Sementara penyebab hawa di wilayah DIY yang terasa gerah belakangan ini, karena adanya kandungan uap air (RH) yang cukup besar di udara. Kondisi ini menyebabkan adanya proses penguapan hingga pembentukan awan.
Dengan adanya tutupan awan ini, radiasi balik bumi ke atmosfer tertahan oleh awan, sehingga tidak bisa keluar bebas ke angkasa. Kemudian dipantulkan kembali ke bumi dan membuat suhu udara jadi lebih gerah.
Wisatawan lepas landas di tempat take-of paralayang bukit Parang Endog, Parangtritis, Bantul, Yogyakarta, 7 Februari 2016. Menurut pengakuan pengelola tempat wisata paralayang pada liburan Imlek kali ini mengalami kenaikan hingga dua kali lipat. TEMPO/Pius Erlangga
Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Etik Setyaningrum, sebelumnya mengungkap curah hujan di DIY sedikit demi sedikit mulai meningkat pada Desember ini.
“Bila dilihat dari kondisi iklim, curah hujan hingga akhir November masih kategori rendah sampai menengah. Dan bila dibandingkan dengan kondisi normalnya, musim hujan tahun ini mengalami kemunduran 2 hingga 3 dasarian,” ujarnya.
PRIBADI WICAKSONO