TEMPO.CO, Jakarta - Saat mengunjungi Museum Nasional Antropologi Meksiko, wisatawan mungkin hanya fokus kepada koleksi artefak. Padahal museum itu memiliki koleksi mural di dindingnya yang sangat layak mendapat penghormatan pengunjung.
Mural-mural mengagumkan itu memang menjadi latar benda-benda koleksi museum, yang menimbulkan kesan megah dan artistik sekaligus. Mural yang dilukiskan pada dinding tersebut, selain artistik juha memiliki nilai budaya Meksiko yang tinggi. Terdapat 105 mural pada dinding museum, sementara 17 lainnya tidak ditampilkan kepada publik.
Mural ini sering luput dari perhatian karena berfungsi sebagai lukisan latar untuk karya arkeologis. Tema yang digambarkan dalam mural bervariasi. Para pengunjung dari mural-mural itu memperoleh gambaran sejarah dan budaya Meksiko. Salah satunya prosesi ritual masyarakat adat dalam prosesi di Oaxaca, hingga perbandingan mammoth dengan harimau bertaring tajam.
Wisatawan juga akan melihat pemandangan Lembah Meksiko, gambar tembikar tradisional Mesoamerika, konstruksi figur Atlantis Tula, dan pertarungan antara Tezcatlipoca dan Quetzalcoatl.
Karya yang paling banyak mendapat perhatian adalah reproduksi mural yang ditemukan di Teotihuacan dan Bonampak. Untuk mereproduksi dua mural itu, seniman Rina Lazo harus melakukan perjalanan ke hutan untuk menelusuri gambar mural dengan gambar sebelum elemen-elemen dan manusia menghancurkan lukisan di bebatuan.
Dualidad, karya Rufino Tamayo. Foto: Mario Yair TS/Atlas Obscura
Di antara seniman yang meninggalkan jejak mereka di museum adalah Rufino Tamayo, Leonora Carrington, Luis Covarrubias, Raul Anguiano, Arturo Estrada, Carlos Mérida, Mathias Goeritz, Iker Larrauri, Rafael Coronel, dan Chávez Morado.