Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Blind Tourism, Apa yang Dirasakan Pelancong Tunanetra?

Reporter

Editor

Ludhy Cahyana

image-gnews
Seni kontemporer berjudul East and West di Singapore Art Museum yang bisa dinikmati oleh pengunjung tunanetra. Pengunjung tunanetra memasang headset dan meraba patung pasukan perang kolosal Cina berbaju zirah karya seniman Justin Lee. Antaranews
Seni kontemporer berjudul East and West di Singapore Art Museum yang bisa dinikmati oleh pengunjung tunanetra. Pengunjung tunanetra memasang headset dan meraba patung pasukan perang kolosal Cina berbaju zirah karya seniman Justin Lee. Antaranews
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tony Giles, bukanlah sosok yang sempurna secara fisik, ia tunanetra. Giles berusia sembilan bulan saat dokter dan keluarga menyadari matanya bermasalah. Lalu, saat berusia 10 tahun, ia benar-benar kehilangan penglihatannya. Tapi ia adalah pelancong tunanetra yang berusaha menaklukkan dunia.

Masalah belum selesai, pada usia enam tahun sebagian pendengarannya hilang. Meskipun kini ia memakai alat bantu dengar digital, namun iatak mampu mendengar dengan maksimal.

Hasratnya yang besar membawa Tony Giles berkeliling ke 130 negara, “Bertemu orang baru, berbicara dengan mereka, dan suasana baru membuat saya terbebas secara emosional,” begitu kata Tony Giles sebagaimana dinukil dari bbc.com. Giles sudah pernah menyambangi Antartika, dan ingin mengunjungi setiap negara di lima benua. Giles pelesiran atas biaya pensiun ayahnya. Ia memilih backpacker, dengan demikian ia tak perlu mengeluarkan uang banyak.

Wisata memang menjadi hak semua orang, termasuk penyandang difabel. Sebagaimana dinukil dari laman Financial Tribune, dalam literatur sekolah pariwisata, segmen tunanetra memang tak dilirik. Fokus studi hanya sebatas berfokus kepada para pengguna kursi roda, mengabaikan segmen lain dari populasi tunanetra dan tunarungu. Padahal, wisatawan tunanetra tak sedikit. Selain itu, ada anggapan keberadaan penyandang tunanetra, dapat mengganggu grup saat berwisata.

Tony Giles merasakan wisata dengan kulit dan kakinya, bertemu dengan orang baru memberikan petualangan dan kebebasan secara emosional. Foto: The Travel Show BBC News

Lebih parah lagi, tak ada aturan atau perundangan yang mewajibkan organisasi dan perusahaan memberikan akses atau fasilitas liburan kepada tunanetra. Riset mengenai wisata bagi tunanetra di kalangan akademisi disebut blind tourism. Fokusnya, terletak pada perjalanan, pengalaman berwisata, dan kebutuhan berwisata penyandang tunanetra – semisal maskapai, hotel, resto, dan destinasi. Lalu negara mana yang menjadi pionir?

Ternyata secara mengejutkan Iran telah jadi pionir. Sejak 2013 terdapat tur rutin para penyandang tunanetra di negeri yang tengah disanksi Amerika Serikat itu. Tur tunanetra dipelopori oleh Bahram Khalfi, seorang tunanetra yang siap menjadi pemandu yang senasib dengannya. Ia memulai usahanya itu sejak 2006. Setelah kehilangan penglihatan, ia mendedikasikan hidupnya untuk membimbing wisatawan tuna netra di negerinya.

Hingga kini, satu dekade lebih, ia telah membawa wisatawan tunanetraber keliling ke museum, istana, dan bahkan situs alam. Karena pernah melihat sebelumnya, ia bisa menggambarkan situs, sejarahnya, dan lingkungan destinasi dengan detail kepada wisatawan tunanetra.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dia juga telah menulis buku panduan tentang blind tourism, yang menjelaskan karakteristik perjalanan, persyaratan dan kebutuhan dari tur tersebut. Untuk membawa grup tunanetra, ke Museum Nasional Iran. Bahkan izin itu turun pada taraf diperbolehkan menyentuh koleksi museum.

Saat mulai muncul larangan membawa wisata tunanetra ke lokasi wisata alam, Khalfi merancang rute berjalan untuk tunanetra di dalam museum, membuat replika artefak, dan bahkan situs bersejarah. Ia mengajak para peserta tur, mempelajari sejarah Mesopotamia dan Persia, dengan membaca braile terlebih dahulu, lalu membimbing mereka untuk menyentuh artefak dan bahkan membuat miniaturnya.

Tur populer untuk wisatawan tunanetra yang dirancang Khalfi meliputi perjalanan sepanjang 15 km dengan jalan kaki menuju 'Shahrestanak' di Provinsi Alborz. Tur ini tentu didampingi pemandu, yang membimbing mereka hidup di alam bebas.

“Agen perjalanan tak melirknya, alasan utamanya adalah uang. Kami menjalankan tur ini dengan harga serendah mungkin sehingga lebih banyak penyandang cacat dapat berpartisipasi. Itu sebabnya agen perjalanan tidak tertarik untuk ambil bagian,” katanya.

Tony Giles bersama pramuwisata di sebuah objek wisata. Wisatawan tunanetra memerlukan pramuwisata atau setidaknya mengenal seseorang yang membantunya berinteraksi dengan objek wisata. Foto: The Travel Show BBC News

Khalfi tak sendirian. Di Inggris ada Amar Latif, seorang pengusaha, aktor, sutradara, pembicara motivasi dan pelancong dunia dari Inggris, mendirikan operator tur komersial Traveleyes, yang menyelenggarakan liburan untuk campuran para tunanetra dan wisatawan umumnya. Latif, menempatkan pramuwisata dalam kelompok tunarungu, untuk menceritakan dengan detail destinasi dalam bentuk story telling.  

Pada akhirnya, blind tourism harus memahami filosofi berwisata para penyandang tunanetara, “Kami merasakan keindahan alam dengan kulit dan kaki kami, yang menumbuhkan emosional dan keindahan ketika menemui orang-orang baru serta belajar budaya mereka,” ujar Tony Giles.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Di Balik Prestasi Raditya Arief, Mahasiswa Tunanetra UI yang Lulus Cum Laude

12 hari lalu

Raditya Arief. Ui.ac.id
Di Balik Prestasi Raditya Arief, Mahasiswa Tunanetra UI yang Lulus Cum Laude

Raditya terlahir tunanetra. Bagaimana dia kemudian bisa masuk UI dan lulus cum laude?


Alat Bantu Mencoblos untuk Tunanetra di Pemilu 2024, Ada Karton dan Map Khusus

51 hari lalu

Pemilih tunanetra, Siti Saadah, 41 tahun, menunjukkan template braille untuk surat suara DPD seusai mencoblos di TPS 027 Danunegaran, Yogyakarta, Rabu, 17 April 2019. TEMPO | Pito Agustin Rudiana
Alat Bantu Mencoblos untuk Tunanetra di Pemilu 2024, Ada Karton dan Map Khusus

KPU telah menyiapkan skenario dan fasilitas untuk memudahkan tunanetra pada Pemilu 2024.


Cerita Aulia, Mahasiswa Disabilitas Netra UGM yang Menyutradarai Film Pendek

26 November 2023

Aulia Rachmi Kurnia, mahasiswa disabilitas UGM yang sabet dua juara kejurda catur. Dok. UGM
Cerita Aulia, Mahasiswa Disabilitas Netra UGM yang Menyutradarai Film Pendek

Meski seorang disabilitas netra, Aulia berhasil menyutradarai sebuah film pendek berjudul Masih Tanda Tanya.


Jalan Panjang Aris, Guru dan Programmer Disabilitas Netra yang Jadi 'Penerang'

21 November 2023

Aris Yohanes Elean saat memberikan materi pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Sekolah Luar Biasa A (SLBA) Pembina Tingkat Nasional Jakarta. ANTARA/Erlangga Bregas Prakoso
Jalan Panjang Aris, Guru dan Programmer Disabilitas Netra yang Jadi 'Penerang'

Dengan keterampilan dan pengetahuannya, dia ingin berbagi terangnya dunia kepada sesama disabilitas netra.


Aulia Rachmi, Mahasiswa Disabilitas UGM yang Raih 2 Juara di Kejurda Catur

9 November 2023

Aulia Rachmi Kurnia, mahasiswa disabilitas UGM yang sabet dua juara kejurda catur. Dok. UGM
Aulia Rachmi, Mahasiswa Disabilitas UGM yang Raih 2 Juara di Kejurda Catur

Mahasiswa Departemen Bahasa Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada atau UGM ini baru setahun belakangan menekuni catur.


Rekomendasi 5 Tempat Wisata Untuk Difabel di Surabaya, Apa Saja Fasilitasnya?

3 Oktober 2023

Difabel beserta pendamping mengikuti tur keliiling Jakarta yang diadakan Wisata Kreatif Jakarta pada 3 Desember 2019. TEMPO | Bram Setiawan
Rekomendasi 5 Tempat Wisata Untuk Difabel di Surabaya, Apa Saja Fasilitasnya?

Surabaya memiliki sejumlah destinasi wisata untuk difabel. Ini rekomendasi tempat wisata ramah difabel di Surabaya


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: BEM UGM Undang Capres ke Kampus, Mahasiswa Tunanetra Lulus Cum Laude UGM

26 Agustus 2023

Tiga bakal calon presiden yang akan bersaing dalam Pemilu 2024, Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan masing-masing menlaporkan harta kekayaannya dalam LHKPN tahun 2022. Berikut laporan harta kekayaan mereka. TEMPO
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: BEM UGM Undang Capres ke Kampus, Mahasiswa Tunanetra Lulus Cum Laude UGM

Topik tentang BEM UGM merencanakan acara yang melibatkan para bakal calon presiden menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Cerita Farrel, Mahasiswa Tunanetra Lulus Cum Laude dari UGM

26 Agustus 2023

Mahasiswa UGM disabiitas netra Alexander Farrel Rasendriyo Haryono. Dok. UGM
Cerita Farrel, Mahasiswa Tunanetra Lulus Cum Laude dari UGM

Di antara 1.609 lulusan UGM yang diwisuda Kamis lalu, Farrel lulus dengan predikat cum laude dari Fakultas Hukum.


Cerita Irsyad, Mahasiswa Tunanetra UGM Ikut KKN dan Buat Program Kerja tentang Pilah Sampah

31 Juli 2023

Muhammad Irsyad, mahasiswa disabilitas UGM. Dok. UGM
Cerita Irsyad, Mahasiswa Tunanetra UGM Ikut KKN dan Buat Program Kerja tentang Pilah Sampah

Irsyad merupakan salah satu mahasiswa penyandang disabilitas yang kuliah di UGM dan mengikuti KKN.


8 Tips Berkomunikasi dengan Tunanetra

16 Juni 2023

Guru membantu siswa penyandang disabilitas tunanetra untuk mengerjakan soal Pendidikan Agama Islam saat Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) SD di SLB ABCD Sejahtera, Kelurahan Loji, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin, 22 April 2019. ANTARA
8 Tips Berkomunikasi dengan Tunanetra

Saat berkomunikasi dengan tunanetra, ada pemahaman yang perlu dihadapi. Berikut 8 tips yang bisa diterapkan.