TEMPO.CO, Jakarta - Peternakan adalah jantung kehidupan para keluarga Mongolia selama ribuan tahun. Meskipun Jengis Khan menaklukkan sebagian Asia dan Eropa, hidup sebagai penggembala dan pemburu tak pernah ditinggalkan bangsa Mongolia.
Mongolia dipengaruhi dua kekuatan besar, di Selatan China dan di utara Rusia. Bahkan ikon-ikon era komunis Uni Sovyet masih tersisa di Ulan Bator ibu kota Mongolia. Ulan Bator seperti tak beranjak dari Perang Dingin dengan penampilan patung Lenin dan penggunaan huruf Rusia.
Bila pelesiran di pedalaman Mongolia, akomodasi terbaik bukanlah resor atau hotel bertingkat mewah. Kebanyakan merupakan tenda-tenda besar yang sanggup menahan udara dingin yang kerap di bawah 10 derajat.
Atlit gulat Mongolia menggunakan fasilitas seadanya guna memaksimalkan kemampuannya menghadapi Olimpiade Rio. Reuters/Jason Lee
Di pedalaman Xilamuren, penginapan terbesar adalah Meng Gu Ren Sheng Di. Resor ini bertulang kayu yang kokoh untuk menahan kain kanvas. Tenda yang kokoh ini memiliki pondasi beton. Boleh dikata, resor “mewah” itu merupakan bangunan setengah permanen.
Di kawasan resor yang berada di tengah gurun, wisatawan bisa menikmati kegiatan rutin, sebagaimana bangsa Mongolia di abad ke-13: minuman keras beredar lalu sekelompok pemuda berlomba ketangkasan dengan kuda-kuda kecil yang lincah. Sebagian mereka juga bergulat sebagai olahraga dan kesenangan.
Atraksi itu ditampilkan di sekitar obo – piramida batu berusia 400 tahun – dengan atraksi utama gulat dan menunggang kuda. Resor itu seperti secuil surga di tengah Padang Rumput Xilamuren, sekitar 100 kilometer utara Hohhot.
Xilamuren merupakan dataran kosong dengan topografi dataran-dataran tinggi bergelombang. Padang rumput hijau tak terbatas di bawah langit biru yang membentang. Siang dan malam nyaris sama senyapnya. Suara paling keras adalah suara belalang saat mereka terbang dari satu bidang rumput ke bidang lainnya.
Resor Meng Gu Ren Sheng Di bekerja sama dengan grup Shangri-La, membawa tetamu ataupun wisatawan yang ingin berpetualangan ke pedalaman Mongolia.
Meskipun memilki luas 3.200 kilometer persegi hanya seperempatnya yang layak ditinggali. Penduduknya sebagian besar merupakan pengembala dan pemburu. Kehidupan tradisional itu rupanya tak bisa mengelak dari derap industri.
Di kota Baotou dekat Xilamuren misalnya terdapat industri berat, depo penyimpanan batubara, pabrik baja, dan berbagai industri. Meskipun begitu, lanskapnya masih didominasi oleh dataran sepi dan stepa.
Seorang bocah menunggangi seekor unta dengan ditemani oleh ibunya saat ikut ambil bagian dalam "Temeenii Bayar" atau Festival unta di Dalanzadgad, Umnugobi aimag, Mongolia, 7 Maret 2016. REUTERS