TEMPO.CO, Bandung - Jasa tour guide atau pemandu wisata banyak dibutuhkan di Kota Bandung. Terutama pemandu yang memiliki kemampuan bahasa asing seperti Mandarin, Belanda, dan Jerman. Meskipun honornya menggiurkan, belum banyak orang yang tertarik pada profesi ini.
Baca juga: Ingin Berwisata dengan Guide Lokal, Coba Triponyu
Seorang pemandu wisata Neng Mulyati bercerita, standar honor pemandu wisata kota di Bandung sekitar Rp350 ribu per hari. Itu untuk pemandu yang hanya bisa berbahasa Indonesia. Bagi pemandu yang bisa bahasa asing, angkanya lebih besar. "Bahasa mandarin misalnya ada yang Rp500 ribu per hari, hasilnya lumayan," ujar Neng.
Kini menurutnya ada kekurangan pemandu berbahasa Mandarin dan Belanda, karena yang ada sudah berusia sepuh. "Mungkin orang belum banyak tahu profesi guide ini, apalagi yang bisa bahasa Belanda dan Jerman," kata Neng.
Agar resmi, pemandu wisata harus berlisensi. Lembaga yang mengeluarkannya seperti di Bandung yaitu Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI). Sebelum ujian mendapatkan lisensi dan uji kompetensi, calon pemandu wisata harus menempuh pendidikan dan pelatihan berbayar. Lama waktunya kata Neng sekitar 120 jam.
Berdasarkan pengalamannya selama dua tahun ini, pemandu merupakan kerja lepasan (freelance). Kerjanya berdasarkan pesanan wisatawan. Neng bisa mencari pesanan pemandu ke biro-biro perjalanan, atau dari sebaran informasi sesama rekan pemandu yang menjadi anggota HPI. "Kalau yang sudah punya kerjaan harian, susah bagi waktunya," ujar dia.
Pesanan bagi pemandu bisa datang sewaktu-waktu. Selain pekerja lepasan, pensiunan juga ada yang merintis jadi pemandu wisata. Menurut Neng, syarat profesi ini tidak membatasi usia dan tingkat pendidikan. Sepanjang mampu secara fisik dan mental, pemandu juga wajib melayani wisatawan dengan baik.
Ada kalanya pesanan tour guide tidak hanya untuk keliling di dalam kota Bandung, tapi juga ke luar kota bahkan antar provinsi. Perjalanannya pun bisa offroad atau naik turun bukit dan lembah, gunung, serta hutan. Honornya kata Neng bisa berlipat-lipat dari tur dalam kota.
Baca juga: Mau Wisata di Bandung Tanpa Mobil Pribadi, Coba Wahana Bandros