TEMPO.CO, Bangkok - Thailand tak hanya dikenal lewat wisata sejarah kuil dan kulinernya. Sungai Chao Phraya, jalur utama menuju kawasan wisata bersejarah bisa menjadi pilihan para turis. Kapal-kapal penuh wisatawan lalu lalang, dua pekan lalu.
Baca juga: Mencicipi Kuliner Khas di Thailand, Ada Kecoa Goreng dan Tom Yum
Saya dan tiga kawan dari Timor Leste dan Indonesia hampir ketinggalan kapal terakhir yang akan berangkat mengatar wisatawan. Kami pun bergegas membayar tiket 200 Thai Bath atau setara dengan Rp 91 ribu per orang di tempat penjualan tiket dekat dermaga Sathorn Pier.
Di sepanjang perjalanan, kami melihat kerlap kerlip cahaya kapal membentuk naga menghiasi kapal. Ada juga kapal berukuran besar yang di dalamnya menyajikan restoran. Di pinggir sungai berdiri gedung-gedung tinggi pusat perbelanjaan bertabur lampu di sekujur bangunannya. Cahayanya yang semarak menambah kesan Chao Phraya yang ramai dan memikat. “Saya sudah dua kali ke Chao Phraya. Tak pernah sepi sepanjang hari,” kata David, wisatawan asal Timor Leste.
Pemandangan malam hari di Sungai Chao Phraya di Bangkok, Thailand (TEMPO/Shinta Maharani)
Di sepanjang perjalanan kami melihat kapal-kapal pengangkut pasir. Tepian Chao Phraya juga berhiaskan kuil Buddha atau Wat dalam bahasa Thailand. Kuil paling terkenal di sepanjang sungai itu adalah Wat Arun, yang terletak di sisi kiri dari dermaga Sathorn. Istana Raja atau Grand Palace dapat dijangkau melalui Chao Phraya. Setelah sampai di daratan, pengunjung bisa berjalan kaki sekitar 10 menit.
Sesampainya di daratan, kami melewati gang sempit dan mencari warung untuk makan malam. Di pinggir Chao Phraya banyak pilihan wisata kuliner. Dari pinggiran sungai itu, wisatawan bisa menikmati pemandangan kuil dan sungai yang berkilauan. Warna cahaya kuning emas muncul dari kuil-kuil.
Di tepian Sungai Chao Phraya juga terdapat dermaga Asiatique The Riverfront, kawasan yang memadukan konsep belanja pasar tradisional dan mal. Tapi, kami tak sempat belanja karena sudah terlalu larut. "Saya takjub sama pemandangannya," kata
rekan saya dari Indonesia, Suwandi Wendy.
Sekitar 300 meter dari ujung tepi Chao Phraya terdapat jalan Charoenkrung, jalan raya yang menjadi akses dari pelabuhan menuju kawasan kota Bangkok.
Kami kembali ke Rembrandt Hotel di Shukumvit, Khwaeng Khlong Toei. Rembrandt tempat menginap kami yang disediakan oleh panitia pengundang acara dari Southeast Asian Press Alliance (SEAPA), organisasi jurnalis Asia Tenggara. Suwandi Wendy kemudian memesan taksi online untuk kembali ke hotel.
Baca juga: Menjajal BTS Skytrain dan MRT Bangkok, Intip Kemudahannya
Berwisata ke Sungai Chao Phraya menjadi pilihan wisata yang murah. Anda hanya perlu naik naik BTS/SkyTrain Silom Line menuju ke Saphan Taksin BTS Station. Begitu tiba di stasiun BTS ini, anda hanya perlu berjalan dan menikuti petunjuk menuju ke arah sungai atau Sathorn Pier (Central Pier). Chao Phraya mengarah ke utara Thailand hingga Teluk Thailand yang menghadap ke Laut Cina Selatan. Panjangnya setidaknya 372 kilometer. Chao Phraya merupakan jalur penting transportasi penduduk Thailand.
SHINTA MAHARANI (Bangkok)