6. Filipina
Di Filipina, kemiskinan dikaitkan dengan meluasnya pekerja seks di kota-kota seperti Olongapo, Angeles City, Legazpi City, dan Pasay. Angeles City berkembang pesat karena banyaknya pengunjung asing dan pekerja seks yang pindah ke sana dari daerah provinsi untuk mencari penghasilan.
7. Tokyo
Tidak jauh dari distrik Shinjuku Tokyo terdapat Kabukicho, tempat lampu-lampu terang metropolis menjadi daerah lampu merah. Di wilayah inilah berbagai panti seks, klub tari telanjang, pertunjukan mengintip, kamar mandi, hotel jam-jam-an, klub telepon khusus, kafe pelayan, dan banyak lagi berada. Ketika teknologi berkembang, Jepang juga mengembangkan robot seks berukuran khusus.
8. Brasil
Meski pelacuran tidak dilegalkan, Namun, puluhan rumah bordil memenuhi kota-kota, tempat para pelacur terlibat dalam kegiatan seksual.
9. Kolombia
Wanita Kolombia sering dianggap sebagai salah satu wanita paling cantik di dunia. Dan mungkin ini adalah salah satu faktor yang menyebabkan pariwisata seks berkembang di negara ini. Sementara perdagangan seks benar-benar legal di sini, pemerintah Kolombia berupaya menekan pelacuran anak.
10. Thailand
Industri ini tampaknya dimulai di negara itu sejak perang Vietnam (1957-1975). Pataya adalah salah satu yang terkenal dengan wisata seksnya. Di daerah ini, Resor, klub 24 jam, dan panti pijat menjadi ciri khas kawasan di pantai timur Thailand, ini. Praktek prostitusi dipamerkan di distrik hiburannya, Boyztown, Sunee Plaza dan Walking Street.
Jelas lokasi ini menjadi pusat keresahan negara, karena sebetulnya praktek prostitusi ini illegal di negara ini. Dan tidak semua orang di Thailand senang dengan situasi di daerah itu, karenanya serangkaian penggerebekan oleh pihak berwenang setempat dalam beberapa tahun terakhir telah berupaya untukmembersihkan reputasi buruk di kawasan itu dan mengusir wisatawan seks.
DECCANCHRONICLE | SBS