TEMPO.CO, Malang - Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menutup jalur pendakian Gunung Semeru mulai 3 Januari 2019. Jalur pendakian ditutup karena memasuki musim hujan dan berpotensi menumbangkan pepohonan serta tanah longsor.
"Penutupan itu dilakukan untuk mmencegah kejadian yang tak diinginkan dan rawan menimbulkan korban jiwa," kata juru bicara Balai Besar TNBTS, Syarif Hidayat, Kamis 27 Januari 2019. Jalur ditutup sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Syarif menuebutkan intensitas curah hujan tinggi terjadi mulai Januari sampai April 2019. Hujan deras disertai angin kencang itulah yang berpotensi menimbulkan pohon tumbang. "Sampai saat ini belum ada laporan pohon tumbang," ujar dia.
Tujuan lain dari penutupan itu adalah untuk memberi kesempatan kawasan hutan memulihkan diri secara alamiah. Selain itu juga memberi ruang satwa untuk bergerak secara alamiah. Hal itu diperlukan, “Setelah lebih kurang delapan sampai sembilan bulan ada aktivitas pendakian," kata Syarif.
Penutupan jalur pendakian Gunung Semeru dituangkan dalam surat bernomor PG.03/T.8/BIDTEK/BIDTEK.1/KSA/12/2018. Surat ditandatangani Kepala Balai Besar TNBTS Jhon Kenedie, 26 Desember 2018.
Penutupan secara total gunung setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut ini diharapkan ditaati semua pihak. Selama penutupan jalur, petugas akan memperbaiki jalur termasuk tanda dan papan jalur pendakian.
Saat libur natal, Semeru masih menjadi tujuan pendakian favorit. Selama 22 - 24 Desember 2018 jumlah pendaki dari warga Negara Indonesia sebanyak 2.100 orang. Sedangkan pendaki dari mancanagara enam orang. Para pendaki memilih mendaki lebih awal sebelum diberlakukan penutupan jalur.
EKO WIDIANTO (Malang)