TEMPO.CO, Pangkalpinang – Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menetapkan museum hidup suku Hakka di Bangka Belitung (Babel) sebagai destinasi wisata unggulan pada 2017. Langkah tersebut bertujuan menarik wisatawan asal Cina untuk datang berkunjung.
Komunitas suku Hakka memang banyak ditemukan di Babel, dan diperkirakan sudah mendiami Pulau Bangka sejak abad ke-18, seiring dengan kebijakan Kesultanan Palembang menyerahkan pengelolaan tambang timah ke suku Hakka.
“Banyak yang bisa dilihat di Museum Hidup Suku Hakka ini. Dari budayanya, peninggalan sejarah, sampai tata cara hidup masyarakat suku Hakka yang masih bertahan saat ini,” ujar Ketua Asita Bangka Belitung Sansan Arya Lukman kepada Tempo, Jumat, 13 Januari 2016.
Tren warga Cina yang gemar melancong ke luar negeri menjadi target destinasi wisata yang satu ini. “Apalagi warga Cina terkenal menyukai pantai dan laut,” kata Sansan.
Selain museum hidup suku Hakka, kata Sansan, Asita menitikberatkan program wisata Volunteer Tourism dan Fun Camp. Volunteer tourism dilakukan agar wisatawan yang datang tidak hanya berwisata alam, tapi juga bisa bersama-sama melestarikan lingkungan dengan menanam pohon di daerah konservasi serta jadi bapak angkat pelestarian flora dan fauna khas Bangka Belitung.
Sansan menambahkan, saat ini pihak Asita Bangka Belitung mendorong pemerintah daerah untuk dapat memberikan dukungan yang berimbang kepada seluruh pelaku pariwisata dan memfasilitasi penyelenggaraan atraksi budaya.
“Atraksi budaya ataupun permainan adat harus digelar rutin dan perlu ditingkatkan. Infrastruktur jalan tidak ada kendala. Namun untuk fasilitas umum, seperti toilet umum di daerah destinasi wisata, masih kurang. Itu saja yang perlu cepat dibangun,” ujarnya.