TEMPO.CO, Jakarta - World Tourism Day diperingati setiap tanggl 27 September sejak tahun 1980. Peringatan tersebut jatuh pada akhir musim ramai di belahan bumi utara dan awal musim di belahan bumi selatan. Tahun ini World Tourism Day dipusatkan di Tblisi, Georgia, dan mengusung tema perdamaian.
UN Tourism ingin menyoroti peran pariwisata sebagai katalis untuk mendorong perdamaian dan pemahaman antara negara. Zurab Pololikashvili, Sekretaris Jenderal Pariwisata PBB mengatakan pariwisata global memiliki peran untuk perdamaian, di tengah perang dan ketidakamanan saat ini.
Pariwisata dan perdamaian
Sekitar satu dari empat populasi global kini tinggal di wilayah konflik. Banyak orang yang mempunyai pengalaman langsung mengenai penderitaan yang disebabkan oleh perang dan dampaknya dirasakan jauh di luar zona perang.
"Pariwisata mempunyai posisi yang tepat untuk melakukan hal tersebut. Sektor kami adalah sektor yang paling banyak menampung manusia. Setiap perjalanan mengarah pada koneksi. Pariwisata menyatukan dan mendekatkan dunia. Pariwisata membangun kepercayaan dan rasa hormat," ujar Pololikashavili yang juga politisi Georgia.
Menurut UN Tourism, 285 juta wisatawan melakukan perjalanan internasional pada awal tahun 2024. Sektor ini juga menciptakan 10 persen lapangan kerja di dunia, yang sebagian besar diisi oleh kaum muda, sehingga mengurangi kemiskinan dan kesenjangan serta membantu meletakkan dasar bagi kondisi yang lebih damai.
“Mari kita bekerja sama sebagai sebuah sektor yang bersatu untuk menjadikan pariwisata sebagai mercusuar harapan dan memastikan bahwa ketika perdamaian kembali terjadi di wilayah konflik, kami siap membantu masyarakat membangun kembali dan terhubung,” ujar Pololikashvili.
Dipusatkan di Georgia
World Tourism Day tahun ini dipusatkan di Georgia. Di mana para menteri dan pemimpin industri akan berkumpul di ParagraphFreedom Square di ibu kota Georgia, Tbilisi.
Perdana Menteri Georgia Irakli Kobakhidze akan berpidato di depan para delegasi, bersama Pololikashvili dan Menteri Pariwisata Saudi Ahmed Al Khateeb. Menteri pariwisata dari Guatemala, Sierra Leone, Bahrain, Kuba, Jamaika dan Malaysia juga akan berbicara pada diskusi panel yang berfokus pada perdamaian sepanjang hari, sebelum serah terima ke Malaysia – tuan rumah Hari Pariwisata Dunia 2025.
Sektor pariwisata Georgia sendiri telah mengalami beberapa perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir. Sebelumnya merupakan tujuan populer bagi wisatawan Rusia. Namun embargo perjalanan Presiden Putin pada tahun 2019 menghantam pariwisata Georgia sebelum pandemi dan perang Rusia di Ukraina. Kini popularitasnya semakin meningkat seiring dengan semakin banyaknya wisatawan internasional yang tertarik mengunjungi kota Tbilisi yang semarak, negara dengan geografi yang beragam dan kulinernya yang terkenal.
Pilihan editor: World Tourism Day 2022: Bali Jadi Tuan Rumah dan Visi Wisata Berkelanjutan