TEMPO.CO, Jakarta - Pembangunan infrastruktur di kawasan Danau Toba diperkirakan bakal membutuhkan dana investasi sebesar Rp 20,6 triliun. "Sebanyak Rp 11,36 triliun dari pemerintah dan Rp 8,7 triliun investasi swasta," kata Ketua Yayasan Percepatan Pembangunan Danau Toba Laurensius Manurung dalam forum diskusi Markplus Center Tourism and Hospitality, Jumat, 21 Oktober 2016.
Laurensius berharap digalakkannya pembangunan di kawasan Danau Toba akan menurunkan angka kemiskinan. "Tujuh kabupaten di kawasan Danau Toba masih tinggi tingkat kemiskinannya, dan Kabupaten Samosir yang paling tinggi," ujarnya.
Pembangunan kawasan Danau Toba ini juga ditargetkan akan menarik wisatawan hingga satu juta orang pada 2019. "Danau Toba merupakan kawasan wisata yang layak menjadi destinasi unggulan," ucap Laurensius.
Selain meningkatkan infrastruktur di kawasan tersebut, Kementerian Pariwisata juga melakukan promosi dan menyasar pelancong muda sebagai pasar utama. "Sebanyak 35 persen pengunjung Danau Toba adalah wisatawan yang berusia 18-25 tahun," kata Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata Watie Moerany.
Watie menjelaskan, salah satu strategi pemasaran yang dilakukan adalah mengajak public influencer untuk mempromosikan pariwisata Indonesia. "Pevita Pearce salah satu public figure yang mempromosikan wisata di Indonesia," tuturnya.
Untuk menggenjot minat pelancong usia muda berwisata lewat media promosi, Watie mengatakan dana yang dialokasikan sebesar 2 persen dari anggaran. "Website dan sosial media juga menjadi alat yang digunakan untuk mempromosikan.”