Kain Rangrang dari Nusa Penida Makin Eksis di Dunia Fashion

Reporter

Editor

Mustafa moses

Sabtu, 15 Oktober 2016 21:55 WIB

Ni Luh Nusantari menunjukkan kain Rangrang yang menggunakan pewarna alami di Banjar Nyuh, Desa Ped saat acara Nusa Penida Festival, Sabtu, 8 Oktober 2016. TEMPO/Bram Setiawan

TEMPO.CO, Klungkung - Nusa Penida merupakan nama kecamatan yang menaungi tiga pulau, yaitu Nusa Penida, Lembongan dan Ceningan. Pulau yang masuk kawasan Kabupaten Klungkung, Bali ini memiliki kain khas, yakni kain rangrang.

Pengrajin sekaligus pengusaha kain Rangrang, Ni Luh Nusantari, 42 tahun, dari Dusun Karang, Desa Pejukutan mengatakan pada zaman dahulu kain rangrang hanya digunakan untuk kegiatan persembahyangan dan upacara adat. Namun, kata dia, saat ini kain Rangrang juga banyak dipakai untuk fashion.

"Sekarang sering dibuat kemeja, tas, dompet, udeng (destar), dan sepatu," katanya kepada Tempo di Banjar Nyuh, Desa Ped saat acara Nusa Penida Festival, Sabtu, 8 Oktober 2016.

Nusantari menjelaskan nama kain rangrang merujuk pada bentuk kain yang terdapat banyak lubang-lubang berjarak. "Lubang disesuaikan dengan motif. Dulu disebutnya cerik (selendang) bolong," ujarnya.

Menurut dia, dahulu bahan yang digunakan untuk membuat kain rangrang adalah benang kapas. Namun, berkembangannya zaman dan perkembangan bisnis kain rangrang, sekarang ada tiga jenis bahan kain Rangrang. "Ada bahan rayon, metris (katun), dan sutra. Sutra yang paling mahal," tuturnya.

Ia menjelaskan untuk pewarnaan kain saat ini menggunakan dua bahan, yaitu pewarna sintetis, dan saripati tumbuh-tumbuhan. "Warna alami dari kulit kayu, akar, dan daunnya," katanya. "Kulit pohon mangga untuk pewarna kuning, daun jati pewarna hijau, kayu cang pewarna merah."

Perempuan yang sudah berbisnis kain Rangrang dari tahun 2010 itu menuturkan perbedaan warna alami dan sintetis sangat mudah dibedakan. Nusantari menjelaskan bahwa pewarna sintetis memunculkan warna yang sangat mencolok. Sedangkan, yang bahan alami tampilan warnanya lembut tidak terlalu tebal. "Turis Jepang dan Cina suka pewarna alami karena tidak menimbulkan alergi," tuturnya.

Nusantari mengatakan harga kain rangrang pewarna sintetis untuk ukuran selendang dan sarung bervariasi dari Rp 200 ribu sampai Rp 400 ribu. Sedangkan yang menggunakan pewarna alami berkisar Rp 800 ribu sampai Rp 1,5 juta. "Itu disesuaikan bahan kain yang digunakan paling mahal, bahan sutra."

Menurut dia kain rangrang banyak berasal dari timur Nusa Penida. Namun, kata Nusantari, karena kain rangrang semakin diminati wisatawan, kini banyak warga Nusa Penida yang menggeluti tenun kain Rangrang.

"Pesanan kain Rangrang yang saya jual sampai ke luar daerah, pesanan sampai Jakarta dan Surabaya," katanya. Ia menuturkan di hari kedua ia berjualan di Nusa Penida Festival (NPF) 2016 kain rangrang yang ia jual sudah terjual 20 potong.

"Ukuran selendang dan sarung dari pewarna alami dan sintetis. Tapi yang laku banyak yang sintetis, karena harganya lebih terjangkau," tuturnya.

Nusantari mengatakan harga untuk kain yang berwarna sintetis dan alami sangat berbeda. Hal tersebut karena proses dan bahan baku. "Pewarna alami mudah didapat karena Nusa Penida masih banyak hutan, tapi prosesnya yang berulang-ulang bisa sampai seminggu," ujarnya.

Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengatakan saat ini kain rangrang belum mempunyai hak paten. "Itu yang sedang kami usahakan, saya akan kumpulkan para pengrajin dulu. Target kami 2017 awal sudah selesai, bahkan kalau bisa akhir tahun ini," katanya.

Menurut dia, hak paten perlu segera dibuat, karena belakangan ini semakin banyak produksi kain yang menyerupai rangrang. "Banyak plagiat, kain yang motifnya sama lalu dibilang rangrang," ujarnya.

BRAM SETIAWAN

Berita terkait

5 Rekomendasi Tempat Sewa Kebaya di Jakarta yang Bagus

4 jam lalu

5 Rekomendasi Tempat Sewa Kebaya di Jakarta yang Bagus

Untuk acara pernikahan atau wisuda, Anda dapat menyewa kebaya agar lebih hemat. Berikut ini rekomendasi tempat sewa kebaya di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

3 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

6 hari lalu

Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

Dalam beberapa kasus ingin tampil menarik dengan pakaian tertentu tapi justru berdampak pada kesehatan. Berikut penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Tampil Kasual dengan Baju Flanel

13 hari lalu

Tampil Kasual dengan Baju Flanel

Baju flanel dapat dibeli baik di toko fisik ataupun toko online seperti Shopee

Baca Selengkapnya

Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

21 hari lalu

Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

Gaya Boho Chic pada dasarnya adalah gaya santai yang menggabungkan unsur-unsur hippie, nomaden, dan vintage. Begini lebih jelasnya.

Baca Selengkapnya

Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

26 hari lalu

Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

Koleksi Victoria Beckham dan Mango yang terbaru dari rangkaian kolaborasi para penggemar street fashion

Baca Selengkapnya

Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

30 hari lalu

Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

Peci yang identik dengan busana lebaran telah dikenal masyarakat sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

41 hari lalu

Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.

Baca Selengkapnya

Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

58 hari lalu

Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

Didiet Maulana, Direktur Kreatif Ikat Indonesia memberikan tips padupadankan gaya berpakaian ala jurnalis.

Baca Selengkapnya

IDFES2024: Revolusi Fashion Lokal

6 Februari 2024

IDFES2024: Revolusi Fashion Lokal

IDFES 2024 yang pertama di Indonesia ini bertema "Revolusi Fashion Lokal" yang akan menjadi creative hub untuk mendorong inspirasi.

Baca Selengkapnya