Desa Celuk, 100 Tahun Menjaga Kerajinan Perak

Reporter

Senin, 15 Agustus 2016 13:45 WIB

Desa Celuk Sukawati. guideinbali.com

TEMPO.CO, Denpasar - Jalan-jalan ke Bali dan ingin mendapat perhiasan emas dan perak? Datang saja ke Desa Celuk, Sukawati, Gianyar. Di sinilah sejak 100 tahun lalu, perajin perhiasan tersebut terus dilahirkan turun temurun.

Keberadaan Desa Celuk kini didokumentasikan secara lengkap dalam buku berjudul “Jewelry of Bali”. “Tujuannya agar anak-anak muda mau mempertahankan warisan leluhur ini dan membangkitkannya kembali ,” kata Ketua Celuk Design Centre, Made Megayasa, Senin, 15 Agustus 2016.

Hitungan seratus tahun ditarik dari kisah Nang Gati. Warga Celuk ini berangkat menimba ilmu pengolahan logam ke Kerajaan Mengwi sekitar 1915. Dia kemudian mengajarkan ilmunya kepada generasi pertama pengrajin, yakni berupa perlengkapan upacara keagamaan.

Karya mereka, sebut Megayasa, berkembang menjadi kebutuhan perhiasan bagi kalangan keluarga raja dan para bangsawan hingga memasuki jaman kemerdekaan. Di Tahun 50-an, saat Bali mulai dikunjungi turis , sudah mulai berdiri art shop sebagai tempat berjualan. Namun booming baru terjadi pada 1980-an seiring dengan ledakan jumlah wisatawan.

“Saat itu 90 persen keluarga penghasilan utama dari kerajinan perak,” kata Megayasa. Celuk juga menjadi jalur utama paket wisata ke Bali dimana turis mengawali perjalanan dengan menonton Barong di Sukawati, berbelanja di Celuk, makan siang di Ubud dan kemudian melihat keindahan alam di Tampaksiring dan Kintamani. Pasar ekspor kerajinan dari Celuk pun terbuka lebar ke sejumlah negara.

Namun pada 2000, situasinya cenderung memburuk karena munculnya tempat-tempat penjualan perak yang baru termasuk dengan kehadiran pengusaha asing yang lebih menguasai pasar di luar negeri. “Ketika terjadi bom Bali tahun 2002 dan 2005, Celuk benar-benar terpuruk,” ujarnya. Banyak pengrajin yang gulung tikar dan mengalihkan usahanya.

Situasi itu membuat sejumlah anak muda menginisiasi pendirian Celuk Design Centre (CDC) pada 2009 untuk menyiapkan langkah terobosan membangkitkan desa Celuk. Selain menerbitkan buku dan memperkaya desain perhasan , CDC juga menggelar Festival Celuk pada 13-14 Agustus 2016.

Aneka kegiatan digelar seperti pameran, fashion show, aneka lomba, dan ain-lain. Ada pula acara peluncuran Celuk menjadi salah-satu kampung UKM digital di Bali dengan dukungan Telkomsel.

Menteri Koperasi dan UKM AA Ngurah Puspayoga yang hadir pada saat Festival menyatakan, Celuk harus menjadi contoh pusat UKM yang berhasil. “Tantangannya harus memahami kebutuhan pasar dan mau menyesuaikan diri,” ujarnya, Jum’at, 13 Agustus 2016.

Kementerian UKM berjanji untuk membantu dengan fasilitas perkreditan, bantuan peralatan serta promosi di luar negeri. “Jiwa wiraswasta sudah ada disini dan diwariskan oleh leluhur kita. Itu yang harus dipertahankan,” ujarnya.

ROFIQI HASAN

Berita terkait

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

7 hari lalu

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

Kain tenun Bima yang sudah ada sejak sebelum Islam masuk ke Bima ini memiliki ciri khas, misalnya warna hitam pada tenun Donggo.

Baca Selengkapnya

PNM Sukses Berdayakan Nasabah Hingga Mengekspor Produknya

16 hari lalu

PNM Sukses Berdayakan Nasabah Hingga Mengekspor Produknya

Nasabah PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Unit Cempaka Banjarmasin, Salasiah, berhasil mengolah rumput purun menjadi berbagai produk yang fungsional seperti tikar, topi, dompet dan tas sebagai produk andalan.

Baca Selengkapnya

Berawal Iseng jadi Rezeki, Desainer Kerajinan Perhiasan Bunga Kering Ini Raup Omzet Rp 800 Juta

4 Maret 2024

Berawal Iseng jadi Rezeki, Desainer Kerajinan Perhiasan Bunga Kering Ini Raup Omzet Rp 800 Juta

Berawal dari kecintaannya dengan bunga, desainer kerajinan ini membuat perhiasan dari bunga kering dan akhirnya bisa meraup omzet hingga ratusan juta.

Baca Selengkapnya

Pameran Kerajinan Jiffina 2024 di Yogyakarta Digelar Empat Hari, Tebar Hadiah Voucher Hotel

3 Maret 2024

Pameran Kerajinan Jiffina 2024 di Yogyakarta Digelar Empat Hari, Tebar Hadiah Voucher Hotel

Event pameran kerajinan dan furniture internasional atau Jogja International Furniture & Craft Fair atau Jiffina kembali digelar di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta 2-5 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Buka Inacraft 2024, Teten Sebut RI Punya Pangsa Pasar 1,25 Persen dalam Industri Kerajinan di Dunia

28 Februari 2024

Buka Inacraft 2024, Teten Sebut RI Punya Pangsa Pasar 1,25 Persen dalam Industri Kerajinan di Dunia

Menkop UKM, Teten Masduki, memproyeksikan pangsa pasar RI dalam industri kerajinan dapat terus meningkat.

Baca Selengkapnya

Mampir ke Bengkel Keris Cek Eri, Upaya Selamatkan Pusaka Palembang dari Kepunahan

27 Desember 2023

Mampir ke Bengkel Keris Cek Eri, Upaya Selamatkan Pusaka Palembang dari Kepunahan

Cek Eri termasuk dalam segelintir orang yang berikhtiar selamat keris Palembang. Ia membuat hulu juga mengerjakan warangka keris Palembang

Baca Selengkapnya

Rumah Rajut dan Tenun jadi Daya Tarik Turis Mancanegara di Pulau Ngenang Batam

16 Desember 2023

Rumah Rajut dan Tenun jadi Daya Tarik Turis Mancanegara di Pulau Ngenang Batam

Pulau Ngenang di Batam yang menjadi tempat tinggal suku Melayu kini menarik minat wisatawan lokal dan mancanegara.

Baca Selengkapnya

Menengok Keseruan Festival Bambu Lord of the Pring di Bantul

3 Oktober 2023

Menengok Keseruan Festival Bambu Lord of the Pring di Bantul

Kerajinan bambu Munthuk, Bantul, Yogyakarta, telah memiliki pasar dalam negeri dan mancanegara.

Baca Selengkapnya

Pecinta Kerajinan, Inacraft Bakal Digelar 4-8 Oktober Ini di JCC

27 September 2023

Pecinta Kerajinan, Inacraft Bakal Digelar 4-8 Oktober Ini di JCC

Inacraft on October 2023 juga akan menghadirkan fasilitas khusus yang disebut dengan Talam Inacraft.

Baca Selengkapnya

Terkini: Indef Sebut Penyebab Meruginya MotoGP dan WSBK, Susi Pudjiastuti Buka Suara Lagi soal Ekspor Pasir Laut

18 Juni 2023

Terkini: Indef Sebut Penyebab Meruginya MotoGP dan WSBK, Susi Pudjiastuti Buka Suara Lagi soal Ekspor Pasir Laut

Ekonom Indef menanggapi dua event internasional yang diselenggarakan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, MotoGP dan WSBK, yang disebut merugi.

Baca Selengkapnya