Tungguk Tembakau di Boyolali Berlimpah Sajen Para Petani

Reporter

Editor

Zed abidien

Rabu, 3 Agustus 2016 17:02 WIB

Seorang anak membantu orangtuanya memisahkan daun tembakau usai dipetik di Desa Suntri, Rembang, Jawa Tengah, 17 Agustus 2015. Debu dari penambangan batu karst di Pegunungan Kendeng pada musim kemarau merusak sejumlah tanaman tembakau, akibatnya kualitas panen petani menurun dan membuat harga jualnya anjlok. TEMPO/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Boyolali - Ribuan warga dari sebelas dukuh di Desa Senden, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, menggelar ritual Tungguk Tembakau pada Rabu, 3 Agustus 2016. “Tungguk itu artinya memetik. Ritual ini sebagai wujud syukur para petani tembakau sebelum memulai panen,” kata Ketua RT 3 RW 2 Dukuh Gunungsari, Yoto Waluyo.

Ritual Tungguk Tembakau sudah menjadi tradisi turun temurun para petani di lereng Gunung Merbabu wilayah Boyolali. Yoto mengatakan, ritual ini biasanya dilakukan para petani secara individu dengan memotong seekor ayam kampung untuk dimakan bersama keluarganya setelah didoakan di makam petilasan Gunungsari.

Ada pun tahun ini, berkat kolaborasi Sivitas Akademika Universitas Indonesia dengan masyarakat Desa Senden, ritual Tungguk Tembakau dilaksanakan serentak. Ritual tersebut sekaligus sebagai pembuka Pekan Budaya Boyolali yang berlangsung hingga Jumat, 5 Agustus. Pekan budaya itu didukung Pemerintah Kabupaten Boyolali dan Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Dengan digelar serentak, ritual Tungguk Tembakau menjadi jauh lebih meriah dan mampu menyedot wisatawan dari berbagai daerah. “Ritual semacam ini perlu dilestarikan sebagai pranata sosial yang dapat menumbuhkan harmoni dalam masyarakat,” kata Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan, Sri Hartini.

Ritual yang berlangsung sejak pukul 09.00 itu diawali dengan kirab bermacam sajen dari jalan utama desa menuju makam petilasan Gunungsari. Setelah berjalan kaki menempuh jarak sekitar dua kilometer dengan kemiringan hampir 45 derajat, para peserta kirab kemudian duduk bersila dan berdoa bersama.

Dalam doa yang dilafalkan dengan bahasa Jawa, para petani tembakau itu berharap agar hasil panen mereka tetap melimpah meski masa tanam pada tahun ini bertepatan dengan cuaca kemarau basah. Setelah berdoa, para petani tembakau itu kemudian menyantap sesaji berupa ayam kampung, nasi tumpeng, dan sayur-sayuran, di pelataran makam.

Seusai ritual, para petani tembakau itu dihibur oleh pementasan kesenian tradisional Jathilan dari Paguyuban Budi Suko Rahayu, Dukuh Sengon, Desa Senden. “Para penari jathilan ini semuanya juga petani tembakau,” kata Temin, 42 tahun, salah satu penari yang memerankan tokoh Raja.

Menurut Temin, musim hujan yang berkepanjangan pada tahun ini berdampak pada menyusutnya bobot daun tembakau setelah dirajang. “Tahun lalu, saat kondisi cuaca normal, satu kuintal daun tembakau bisa menghasilkan sekitar 17 - 20 kilogram rajangan kering. Panen kali ini diprediksi menyusut jadi 12 – 13 kilogram rajangan kering per kuintal daun tembakau,” kata Temin.

DINDA LEO LISTY

Berita terkait

Gubernur Sumbar Apresiasi Festival Rakyat Muaro Padang

12 hari lalu

Gubernur Sumbar Apresiasi Festival Rakyat Muaro Padang

Festival yang menggelar beragam atraksi budaya diyakini mampu menghasilkan dampak positif untuk perekonomian.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Padang Mensyukuri Suksesnya Festival Rakyat Muaro Padang

16 hari lalu

Wali Kota Padang Mensyukuri Suksesnya Festival Rakyat Muaro Padang

Sederet pertunjukan seni budaya dipertontonkan selama tiga hari. Diharapkan generasi muda bisa melestarikan warisan budaya.

Baca Selengkapnya

3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

4 Maret 2024

3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

Tiga festival budaya Jepang terbesar yang dirayakan di tanah Jepang.

Baca Selengkapnya

Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

21 Desember 2023

Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

Festival ini menjadi langkah awal dalam menumbuhkan kepedulian terhadap budaya dan melestarikannya untuk generasi mendatang.

Baca Selengkapnya

Bupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang

28 November 2023

Bupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang

Pemerintah Kabupaten Keerom melaksanakan Festival Budaya Keerom Ke VIII yang dilaksanakan di Lapangan Sepak Bola Swakarsa

Baca Selengkapnya

Kaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung

21 November 2023

Kaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung

Ketahanan Pangan sebagai Modal Utama Dalam Implementasi Program Pemajuan Kebudayaan Desa" dan Galang Gerak Budaya Di Kawasan Tapal Kuda

Baca Selengkapnya

Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

6 November 2023

Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

Ribuan masyarakat Kabupaten Keerom tumpah ruah memadati Lapangan Sepakbola Swakarsa, Arso, dalam memperingati Festival Seni Budaya dan Persembahan Hasil Bumi Klasis GKI Keerom, Senin, 6 November 2023.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Gunung Merbabu, Masyarakat Lakukan Penyekatan

29 Oktober 2023

Kebakaran Hutan Gunung Merbabu, Masyarakat Lakukan Penyekatan

Kebakaran hutan melanda kawasan Gunung Merbabu, Jawa Tengah sejak dua hari terakhir dan masih belum padam.

Baca Selengkapnya

Inilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop

17 Oktober 2023

Inilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop

Festival budaya Bastar Dussehra sudah berusia lebih dari 600 tahun di India Tengah, dimulai oleh keluarga kerajaan.

Baca Selengkapnya

Melihat Ritual Besoq Gong dalam Perayaan 116 Tahun Desa Wisata Bonjeruk

24 September 2023

Melihat Ritual Besoq Gong dalam Perayaan 116 Tahun Desa Wisata Bonjeruk

Tradisi Besoq Gong di Desa Wisata Bonjeruk merupakan salah satu warisan budaya Sasak yang kaya dan unik.

Baca Selengkapnya