Desa Wisata Yogyakarta Berbenah Ikuti Standar MEA

Reporter

Editor

Zed abidien

Kamis, 11 Februari 2016 16:45 WIB

Pesepeda menyusuri jalanan Desa Sebotok, Pulau Moyo, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. TEMPO/Rully Kesuma

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pengelola homestay dan desa wisata Pentingsari di Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Doto Yogantoro mengatakan, untuk memenuhi standar MEA, pengelola desa wisata harus memenuhi sejumlah hal. Di antaranya kamar homestay desa wisata tidak boleh lebih dari lima. Selain itu, homestay desa wisata harus menyatu dengan pemilik rumah. Ini yang membedakan dengan pondok wisata dan hotel.

“Ada interaksi dengan tuan rumah. Itu ciri khas homestay,” kata Doto, Kamis, 11 Februari 2016.

Standar homestay memasuki MEA itu telah ada di Kementerian Pariwisata. Tapi, standar itu belum disosialisasikan. Pelayanan homestay desa wisata juga harus memenuhi standar minimal, yakni penguasaan Bahasa Inggris. Kementerian Pariwisata telah menyiapkan pelatihan bahasa asing.

Menurut Doto, desa wisata Pentingsari menawarkan program tinggal bersama untuk tamu di rumah pemilik rumah dan menikmati keseharian masyarakat desa. Misalnya bertani. Ada juga kegiatan seni budaya. Di antaranya menari, membatik, bermain gamelan. Tamu juga bisa membuat kerajinan dan membuat kuliner bersama masyarakat. Mengamati keseharian masyarakat, kata Doto selama ini juga jadi unggulan wisata Malaysia

Doto menyatakan homestay desa wisata punya standar harga yang tidak boleh seperti hotel. Dia menyayangkan banyaknya homestay di Yogyakarta yang menerapkan standar seperti hotel. Misalnya soal harga sejumlah homestay menerapkan harga Rp 700 ribu hingga Rp 1,5 juta.

Sedangkan homestay desa wisata rata-rata Rp 50 ribu-Rp 200 ribu. Harga itu untuk fasilitas menginap, makan. Sedangkan, bila tamu menginginkan paket wisata harganya bervariasi antara Rp 150 ribu-Rp 200 ribu. Paket ini sudah meliputi menginap, makan, dan kegiatan seni budaya.

Kepala Dinas Pariwisata DIY, Aris Riyanto mengatakan, desa wisata di daerah ini tumbuh pesat. Jumlah desa wisata bertambah dari 80 pada 2014 menjadi 112 pada 2015. Wisatawan asing banyak yang antusias melihat keseharian masyarakat pedesaan. Misalnya bertani, membajak sawah, dan membatik. “Kehidupan pedesaan diminati turis asing,” kata Aris.

Menurut dia, MEA membuat pengelola desa wisata harus bekerja keras untuk membenahi fasilitas yang mereka tawarkan untuk wisatawan. Misalnya kebersihan toilet. Pengelola desa wisata juga harus punya kemampuan Bahasa Inggris.

Aris menyatakan Pemerintah DIY menargetkan jumlah kunjungan turis asing sebanyak 274 ribu orang pada 2016. Sedangkan, pada 2015 jumlah kunjungan turis asing mencapai 254 ribu orang atau naik 17 persen dibanding tahun lalu. Urutan jumlah turis asing yang paling banyak berkunjung itu berasal dari Belanda, Jepang, Malaysia, Prancis, Amerika Serikat, Jerman, Australia, dan Korea Selatan.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

4 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

12 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

12 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

15 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

16 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

27 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

31 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

51 hari lalu

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

52 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Benarkan Proses Merger dengan InJourney, Inisiatif Pemegang Saham

56 hari lalu

Garuda Indonesia Benarkan Proses Merger dengan InJourney, Inisiatif Pemegang Saham

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menebut rencana merger dengan PT Aviasi Indonesia merupakan inisiatif Kementerian BUMN.

Baca Selengkapnya