Petualangan Kuliner Ala Resto Letter D: Salmon Plus Lodeh

Minggu, 11 Oktober 2015 16:17 WIB

Restoran Letter D Cuisine menyodorkan menu perpaduan Barat dan Timur, seperti salmon dan sayur lodeh. (www.letter-d.co)

TEMPO.CO, Jakarta - Barat dan Timur bersatu di Letter D Cuisine & Bar. Lembutnya tekstur daging ikan salmon-yang hidup di Samudra Atlantik dan Pasifik-berpadu dengan gurihnya kuah santan sayur lodeh di dapur tempat makan di Jalan Ahmad Dahlan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, itu.

Judul racikannya pun sukses membetot perhatian dan membuat dahi berkerut: salmon lodeh. Pantas kalau Letter D mengusung tema The Interplay of Two Cultures alias saling-silang dua kebudayaan.

Restoran yang dirintis Degan Septoadji Suprojadi alias Chef Degan tersebut dibuka awal tahun ini. "Dia yang mengembangkan menu dan menetapkan standar rasa," kata Aulia Annisa, koordinator pemasaran Letter D Cuisine & Bar, tiga hari lalu.

Tak mengherankan jika menu yang mereka tawarkan lekat dengan filosofi memasak koki yang menjadi juri MasterChef itu. Menurut Aulia, Degan percaya ada pertalian erat antara masakan dan kebudayaan. Selanjutnya, menyatukan dua kebudayaan, termasuk dua masakan, dalam satu wadah bukan hal yang muskil. "Tantangannya ialah membuat masakan itu tetap dikenali identitasnya ketika dicicipi," ujarnya.

Tanpa pikir panjang, kami memesan yum nuea sebagai hidangan pembuka. Juga semangkuk laksa yang berdampingan dengan salmon lodeh sebagai sajian utama. Bersama dua santapan itu, paket ayam bakar tak luput dari radar. Sebagai penutup, resep dari Britania Raya, yakni Eton mess, menjadi pilihan.


Tak sampai 15 menit, pesanan itu datang. Yum nuea menjadi hidangan pertama yang diburu. Makanan asli Thailand ini tampak segar dengan dominasi hijau dari mentimun dan daun seledri serta merah dari irisan tomat. Lembaran tipis daging sapi hanya terselip di antara timbunan mentimun dan tomat. Kesegaran timun dan tomat berpadu dengan air jeruk nipis yang kecut siap membuat gigi menjepit lidah berulang-ulang.

Berikutnya, laksa dan salmon lodeh sudah menunggu. Layaknya hidangan bercita rasa Melayu, laksa menghadirkan sensasi pedasnya rempah-rempah dengan kuah kuning, udang, bola-bola ikan, dan tahu. Tak disangka, bumbu rempahnya tak seberat masakan ala Aceh yang membuat tenggorokan panas. Laksa Letter D amat ringan, sehingga pedasnya mentok di langit-langit mulut.

Tibalah sajian andalan Letter D. Salmon lodeh hadir dalam gaya kebarat-baratan. Lodeh yang dikenal sebagai sayur campur-aduk di Jawa, Sunda, dan Betawi tak dijumpai di sini. Jangan harap pula menemukan tempe yang tenggelam di dalam kuah santan keruh. Pusat perhatian, tentu saja, tertuju pada potongan ikan salmon yang diiris dengan panjang sekitar 15 sentimeter dan tebal 2 sentimeter. Potongan ikan itu dipanggang sampai merahnya daging menjadi sedikit kuning keemasan, lalu dibaringkan di atas tumpukan irisan terong dan labu. Ide pembuatan salmon lodeh, kata Aulia, "Untuk membawa masakan Indonesia ke level yang lebih tinggi."

Rasa manis terasa pada kuah santan yang putih dan tak keruh. Sebagai boga yang menggabungkan dua masakan dari kebudayaan berbeda, salmon lodeh terbilang sukses. Sayangnya, potongan salmon gagal menceburkan diri dalam kuah. Sayur lodeh dan salmon seolah-olah menjadi dua bagian terpisah. Berbeda dengan sayur lodeh bercampur tempe yang sejak awal dimasak bareng kuah santan.

Beralih ke ayam bakar. Melirik harganya yang tinggi, kami memesan masakan ini dengan harapan tinggi. Ternyata, bumbu kecap tidak meresap ke daging ayam olahan Letter D itu. Namun sajian ini terselamatkan tekstur daging ayamnya yang lembut serta pilihan tiga sambal sekaligus: bajak, kecap, dan mentah.

Petualangan kami sore itu berakhir pada semangkuk Eton mess, yang terdiri atas es krim vanila, rajangan stroberi, krim, dan kue busa (meringue). Sebagai pencinta es krim, saya kecewa karena percampuran krim dengan es vanila itu mengaburkan sensasi dinginnya. Untungnya, kue busa dan rajangan stroberi yang disembunyikan di dasar mangkuk berhasil menciptakan kejutan ketika sampai di lidah.

Ihwal harga, pengelola Letter D Cuisine & Bar mengklaim tarif mereka moderat. Salmon lodeh dibanderol Rp 130 ribu, laksa Rp 90 ribu, sedangkan ayam bakar dan yum nuea bisa ditebus dengan Rp 100 ribu. "Kami tak ingin pencinta kuliner segan masuk ke restoran ini karena masalah harga," kata Aulia.

TIM TEMPO

Berita terkait

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

1 hari lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

11 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

12 hari lalu

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.

Baca Selengkapnya

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

13 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.

Baca Selengkapnya

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

14 hari lalu

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.

Baca Selengkapnya

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

16 hari lalu

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

18 hari lalu

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

26 hari lalu

Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

Banyak bahan baku pangan lokal yang bisa digunakan sebagai subtitusi bahan impor untuk membuat produk kuliner sejenis, seperti mi.

Baca Selengkapnya

Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

28 hari lalu

Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

Bolehkah mengunggah konten atau foto-foto makananan dan kuliner saat orang tengah berpuasa Ramadan? SImak penjelasan berikut.

Baca Selengkapnya

Mengulik Keragaman Kuliner Khas Jawa Timur, Banjarmasin, hingga Lombok

31 hari lalu

Mengulik Keragaman Kuliner Khas Jawa Timur, Banjarmasin, hingga Lombok

Ada tiga episode web series dalam format dokumenter membahas tentang filosofi, cara hingga tips memasak kuliner setiap daerah

Baca Selengkapnya